USTADZ HARUSKAH AKU MELAMARMU?
A spiritual story by
Dwinda Darapati.
.
.
.Selamat Membaca 🤗
***
Cahaya datang ke taman belakang sekolah, tempat yang selalu ia jadikan sebagai tempat belajar, dimana dirinya sering menghabiskan waktu dengan Fathan.
Fathan, ah ... lelaki itu benar-benar sudah memerangkap hati Cahaya untuk jatuh cinta padanya.
Dia memandangi seluruh taman, mulai dari ujung kiri sampai ke kanan. Bunga-bunga tumbuh dengan indah mewarnai taman sehingga tampak semakin hidup. Juga beberapa tempat duduk yang semakin banyak. Cahaya yakin, setelah dia meninggalkan sekolahnya siswa SMA Sujana semakin banyak yang datang ke taman ini. Tidak seperti zaman dia bersekolah.
Cahaya berjalan ke arah ujung, tempat biasanya ia duduk. Sampai disana gadis itu langsung duduk dan memejamkan mata. Kembali mengingat memori dan kenangan yang pernah ia lalui.
Tampak jelas di pelupuk matanya kisah-kisah yang sudah terjadi, tangisnya, bahagianya dan juga ucapan lantang keberanian Cahaya untuk melamar Fathan juga berlangsung di tempat ini.
Keheningan Cahaya terganggu saat ia mendengar suara batuk seseorang dari belakang.
***
Seorang laki-laki datang ke taman belakang untuk beristirahat sekaligus melepas lelah karena baru saja selesai mengajar tanpa henti dari pagi tadi.
Ketika sampai di taman, ia terkejut ketika mendapati tempat yang biasanya malah diduduki oleh orang lain. Oleh seorang perempuan dengan gamis putih dan jilbab lebar yang rapi. Terlihat seperti seseorang yang amat dia kenal.
Karena tempatnya diambil, Fathan memilih duduk di seberangnya. Tidak ingin menganggu ataupun merebutnya dari orang tersebut.
Fathan duduk, meregangkan otot-otot ditubuhnya yang lelah sedari tadi. Tidak lupa tangannya kini tengah membuka botol minuman yang selalu dia bawa kemana-mana.
"Bismillahirrahmanirrahim," ucapnya sebelum meminum minuman tersebut.
"Uhuk!" Fathan batuk dan memuntahkan kembali air yang sudah berada di mulutnya. Dia segera menaruh botol minuman itu pada bangku yang kosong dan mengelap wajahnya yang basah dengan ujung lengannya.
Seseorang dari depan menoleh ketika Fathan baru saja selesai mengelap mulut dan wajahnya. Merasa di perhatikan lelaki itu menoleh dan balas menatap perempuan itu.
Kedua mata mereka bertemu. Kedipan pelan sama-sama terjadi diantara mereka yang saling menatap satu sama lain. Bukan sebentar namun dalam waktu yang lama.
Debaran jantung keduanya meningkat saat menyadari siapakah orang yang mereka saling tatap. Perutnya seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam sana karena saking bahagianya.
"Cahaya Nayanika Lengkara?" tanya Fathan dengan pelan. Dia bertanya untuk memastikan.
Gadis itu mengerutkan dahi lalu kemudian tersenyum lebar. "Ustadz Fathan?" Dan tersenyum bahagia.
Laksana sungai yang mengalir dia akan berujung pada muaranya. Begitu juga dengan kisah Cahaya dan Fathan, mereka kembali bertemu setelah sekian lama tanpa perlu mencari.
Takdir membawa keduanya bertemu tanpa rencana, tanpa ada pemberitahuan.
Cahaya bangkit dari duduknya dia berjalan menuju arah Fathan lalu duduk di kursi yang berhadapan dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Haruskah Aku Melamarmu? [Selesai]✅
Random"Ustadz, tunggu lima tahun lagi, ya. Cahaya Nayanika Lengkara akan datang melamar ustadz!"----Cahaya Nayanika Lengkara. "Saya menantikannya, Cahaya."----Elfathan Aarav Ramadhan. *** "Ustadz ... selamat berbahagia." "Maafkan saya, Cahaya." --------- ...