USTADZ HARUSKAH AKU MELAMARMU?
A spiritual story by
Dwinda Darapati.
.
.Lama ga up, hehehh.
Selamat membaca 💜
***
"Umi, kayanya Athan jatuh cinta, Umi." Lelaki berkulit kuning langsat itu menghampiri sang ibu yang sedang melipat baju di ruang tengah keluarga.
"Sudah cintai pencipta dahulu sebelum mencintai dia?" tanya Aminah, sang ibu menghentikan gerakannya.
"InsyaaAllah, Umi," jawab lelaki itu kemudian ikut membantu pekerjaan sang ibu.
"Boleh tahu siapa gadis yang kamu sukai?" tanya Aminah. Dia melempar senyum manis pada putra satu-satunya itu.
"Namanya Husna, Umi. Dia gadis yang baik, juara kelas. Alhamdulillah dia lolos di Malaysia, Umi. Husna akan kuliah disana," ceritanya panjang lebar.
Fathan, lelaki yang baru saja lulus dari jenjang pendidikan putih abu-abu itu menceritakan dengan sangat semangat pada sang ibu.
"Athan ingin menikahinya, Umi," ucapnya dengan tegas.
Aminah memberikan senyuman bahagia, dia bangga karena Fathan berniat menikahinya. Bukan menjadikan kekasih seperti yang dilakukan oleh anak muda lain yang sebaya dengannya.
Tindakan yang Fathan lakukan sesuai dengan perkataannya. Pada saat kelulusan sekolah, dia menghampiri Husna yang saat itu sedang asyik berfoto bersama teman-temannya.
"Assalamualaikum, Husna. Boleh bicara sebentar?" tanya Fathan. Dan gadis itu langsung mengangguk, mengikuti arah Fathan yang berjalan menjauh dari teman-temannya agar tak kedengaran.
"Cie ... Cie...!"
Sorakan dari teman-teman Husna membuat gadis itu mendengkus kesal dia juga memutar bola matanya pertanda tak suka.
"Ada apa?" Seperti biasanya dengan tingkah cuek dan galak.
"Husna ... to the point, jikalau jodoh memang sudah tertakdir di lauhul mahfudz, dan jika Allah berkehendak. Beri tahu orang tuamu bahwa aku akan datang ke rumah untuk melamarmu," ucap Fathan dengan jantung berdebar.
Semalaman dia terus mengulang kalimat ini agar tak salah pengucapan ketika berbicara dengan Husna. Alhasil dia tetap berdebar saat itu, dia tetap gugup ketika berada di dekat Husna.
Gadis itu tersenyum sumbang. "Boleh aku menjawabnya tanpa perlu kamu datang ke rumah, Fathan?" tanya Husna dengan tenang.
"Silahkan," jawab Fathan.
"Untuk sekarang aku menolakmu." Dia berkata dengan lantang yang langsung membuat kedua pupil mata Fathan membulat. Semudah itu kah menolaknya?
"Maaf, bukan karena ingin jual mahal, Fathan. Tapi aku ingin melanjutkan pendidikan, aku juga belum siap menjadi seorang istri. Dan juga, aku tidak mencintaimu. Maaf, Fathan." Gadis itu tersenyum kaku, berkata dengan tenang dan memilih setiap kata yang akan ia ucapkan agar tak menyinggung perasaan Fathan.
"Tapi seperti kata kamu, jika kita berjodoh dan Allah berkehendak, mungkin dalam waktu dekat atau suatu saat nanti kita akan menjadi suami istri. Untuk saat ini maaf, ya," pinta Husna menyatukan kedua tangannya di depan dada.
Dengan berat hati Fathan tersenyum. "Ga pa-pa, terima kasih sudah memberitahu lebih dahulu."
Husna mengangguk pelan. "Sekali lagi, maaf, ya," pintanya.
Dan Fathan menganggukkan kepalanya pertanda ia dengan lapang dada memaafkan Husna. Lagi pula, jika pernikahan dilakukan dengan cara paksa apa akan menjamin kehidupan mereka bahagia nantinya? Fathan tak ingin memiliki Husna dengan cara paksa, dia ingin memiliki Husna dengan jalan dan ketentuan dari Allah.
***
Empat tahun setelahnya ketika Fathan menyelesaikan kuliahnya. Tanpa persetujuan Husna, lelaki itu datang ke rumahnya bersama dengan ibunya. Datang melamar Husna, gadis yang ia cintai sejak lama.
"Aku perlu istikharah," jawabnya saat itu.
Berbulan Fathan menunggu jawaban atas istikharahnya namun tak kunjung dapat. Yang ada Husna malah melanjutkan S2 nya kembali di Malaysia. Fathan ditinggal tanpa jawaban, sedangkan dirinya masih berharap.
Salah seorang temannya Faizul mengetahui kisah Fathan, lelaki tampan itu tidak bisa berkata apa untuk membantu Fathan bisa menikahi Husna.
"Ana emang ga bisa bantu antum buat menikah dengan Husna, tapi ana bisa bantu antum untuk mengisi hari-hari sembari menunggu jawaban dari Husna." Begitu kata Faizul memegang pundak Fathan yang sudah hilang harapan.
"Setelah menikah, ana akan pindah. Maka dari itu, gantikan ana mengajar di SMA Sujana. Mungkin dengan hari antum sibuk, patah hati antum akan berkurang."
***
Dua tahun mengajar di SMA Sujana, hari-hari Fathan terasa sangat menyenangkan. Terlebih ketika dia mengenal seorang siswi perempuan yang bernama Cahaya Nayanika Lengkara.
Gadis yang sama patah hatinya dengan dirinya. Jika Fathan patah hati karena tak kunjung mendapat jawaban, maka Cahaya patah hati karena ditinggal nikah oleh Faizul.
Keadaan yang sama membuat Fathan menjadi dekat dengan gadis itu. Keadaan itu yang membuat Fathan membimbing gadis itu agar kembali ke jalan yang benar. Dan dia berjanji, dia tak akan membiarkan gadis itu kembali terluka.
Dan keadaan itu yang membuat hati Fathan pilih dan kembali jatuh cinta.
Setelah kelulusan Cahaya dari SMA, Husna kembali memberikan jawaban. Dia akhirnya menerima lamaran Fathan yang sudah digantung sekian tahun.
Entah karena masih cinta, atau karena tidak yakin akan berjodoh dengan Cahaya. Fathan akhirnya menikahi Husna. Dan dengan sengaja tidak memberitahu Cahaya karena takut gadis itu akan patah hati.
Ditahun kedua pernikahannya mereka Dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Zafran.
Akan tetapi Fathan melakukan sebuah kesalahan besar. Tidak memberitahu Cahaya bahwa dirinya sudah menikah malah membuat bumerang bagi dirinya sendiri.
Dan akhirnya lelaki itu melanggar janjinya, dia membuat Cahaya patah hati lagi. Dan lebih parahnya, itu disebabkan oleh dia sendiri.
***
Jangan lupa vote dan komen manisnya yaaa..😁
Yang udah lihat trailer di Instagram Nda, pasti tahu apa yang akan terjadi setelah ini😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Haruskah Aku Melamarmu? [Selesai]✅
Random"Ustadz, tunggu lima tahun lagi, ya. Cahaya Nayanika Lengkara akan datang melamar ustadz!"----Cahaya Nayanika Lengkara. "Saya menantikannya, Cahaya."----Elfathan Aarav Ramadhan. *** "Ustadz ... selamat berbahagia." "Maafkan saya, Cahaya." --------- ...