(Posesif Family)²

113K 8.1K 1.2K
                                    

Rena membaca novel berjudul Posesif Family kuadrat. Sudah posesif pakai kuadrat. Separah apa itu kira-kira sampai-sampai menggunakan kuadrat segala.

Jawabannya adalah PARAHHH BANGET. Sorry ngegas.

Ceritanya kan sudah 15 tahun tidak bertemu kan ya. Ho hooo menceritakannya saja ia sudah tak sanggup lagi.

Tangan pemeran utama (wanita) diberi gelang yang bisa dilacak lokasinya. Selesai sekolah harus langsung pulang ke rumah. Setiap akan pergi (tanpa anggota keluarga) harus izin ke saudaranya satu per satu. Tidak boleh makan yang bukan dari rumah mereka. Dengan alasan tidak higienis. Padahal selama 15 tahun ini hidup tokoh utama wanita meliar dan hidup bebas (ikut geng).

Sungguh dia saja yang hanya membaca novelnya bisa emosi sampai ubun-ubun. Bagaimana kalau ia yang berasa di posisi itu. Ihhhh tidak bisa membayangkan. Itu adalah hal yang paling menyeramkan sepanjang hidupnya.

Ia sekarang sedang menangis gara-gara pemeran utama sangat tersiksa. Ditudah ini itu dan disiksa fisik serta batin. Ia tak kuasa menahan tangis dan ingus. Ia hampir menghabiskan satu box tisu.

Ia geram dengan semua tokoh, keluarganya dan male lead. Kenapa mereka percaya dengan foto editan?! Heh bukankah keluarga Queenzy (pemeran utama wanita) adalah mafia. Sejak kapan mafia jadi bodoh seperti ini! Tidak bisa mendeteksi mana asli mana tipu-tipu. Malu aku malu.

Rena membaca novel itu dengan kecepatan tinggi. Ia tak mau terlalu terlarut dalam cerita. Takut akan terlalu emosi. Ia berusaha untuk tidak terlalu menghayatinya.

Tapi manaaaa bisaaaa

Walaupun berusaha tidak terlarut dalam cerita, tetap saja ia terbawa perasaan. Sedih, marah, menangis menjadi satu. Kenapa bikin emosi sih?! Dan kenapa ia pula masih membacanya HAH?!

Huaaa kenapa sang protagonis dikhianati sahabatnya. WHY?!! Astaga! Male leadnya juga kenapa sih?!

Kasihan protagonis kesayanganku, tidak ada yang mempercayainya 😭. Sahabatnya, pacarnya bahkan keluarganya tidak ada lagi yang mempercayainya. Ini semua gara-gara antagonis wanita! Ia membenci tokoh itu, eh bukan itu saja tapi SEMUA.

Ia ikut merasa sakit hati saat protagonis dikhianati. Hatinya berdenyut, sungguh kenapa ia baper sekali hanya karena sebuah novel.

Penyiksaan ini kapan berhentinya?

TUNGGU APAAA??? Hah?! Male lead kenapa main fisik dengan protagonis? Jahat! Tidak berperikemanusiaan. Kenapa dia tidak mendengarkan dulu pembelaan dari Queenzy?!

Dan apa-apaan ini?? Gampang sekali si male lead selingkuh dengan antagonis?! Otaknya rusak atau bagaimana?? Awas saja kalau nanti ada part antagonis hamil! Bakal ia cincang-cincang si male lead.

HAAAAH Saudara-saudara Queenzy ini tidak waras ya? Kenapa mereka mudah sekali memberikaan siksaan batin pada Queenzy! Setiap hari diberi caci maki dan tamparan.

"KAPANNNN KEUNGKAPPP!" Teriak Rena dari dalam kamarnya.

Ia membaca dengan ekspresi datar. Episode nya semakin memuakkan. Fitnah demi fitnah semakin bertambah. Caci maki dan ujaran kebencian menjadi makanan sehari-hari. Apalagi siksa fisik dan batin yang seharusnya tak bisa dimaafkan.

Baru kali ini Rena membaca novel yang benar-benar bisa menyulut emosinya. Serta memberikan umpatan disetiap episodenya.

"Pinter banget ni author. Hmm pinter banget! Pinter bikin emosi anzeng!" Ucap Rena.

"Jabingan! Ini kenapa antagonis lakik nambahin masalah aja sih! Heran!"

Rena lelah batin membaca novel tersebut. Masalah antagonis wanita saja belum selesai ditambah fitnah dari antagonis pria. Kapan hidup Queenzy akan tenang?

Figuran Tingkat TinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang