Kemarahan

46.4K 5.6K 298
                                    

Reinard menelfon Queenzy berkali-kali untuk mengajaknya bertemu. Mereka harus membicarakan secara langsung. Tidak mungkin hal ini dibiarkan begitu saja. Ia meminta bertemu di sebuah gedung terbengkalai miliknya.

Queenzy datang dengan senyuman manis ketika melihat Reinard bersandar di pintu tua berjamur. "Kenapa ngajak ketentuan di sini? Serem banget sumpah."

Reinard masih diam membuat Queenzy kebingungan. Queenzy bisa melihat kilatan emosi pada diri Reinard. "Kenapa kamu emosi hm?" Ia memegang tangan Reinard dan mengelusnya pelan.

Reinard menyentak kasar tangan Queenzy. Sangat kasar sampai Queenzy terkejut. Reinard  mengambil ponselnya dan memperlihatkan beberapa foto Queenzy memeluk pria lain. Ia membanting ponsel tersebut sangat keras.

Queenzy kaget tapi juga bingung. "Hah? Itu cuma temen aku. Kamu cemburu?"

"Nggak"

"Jangan salah paham ya, itu cuma temen deket."

"Hmm, kenapa bohong?"

"Bohong apa?"

"Queen Antraks."

Queenzy menegang, tiba-tiba rahangnya dicengkram kuat. Queenzy meringis kesakitan, cemgkraman di rahang sangat kuat. Tak lama kemudian air matanya lolos begitu saja. "Sstop Rei sshh."

"KENAPA BOHONG! APA AJA YANG LO SEMBUNYIIN SELAMA INI! JELAS TADI BUKAN TEMEN LO!" Bentak Reinard tepat di depan muka Queenzy.

Queenzy menangis dan meminta maaf. "Maafff, tapi aku belum bisa bilang yang sejujurnya. Hiksss, please Reiii percaya sama aku. Aku nggak bisa beritau sekarang, please... tunggu beberapa waktu ke depan."

Reinard melepaskan cengkraman dan ia pergi meninggalkan tempat itu menggunakan motor dengan kecepatan sangat tinggi. Sedangkan Queenzy menangis terduduk, mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia berharap Reinard masih mempercayainya, setidaknya untuk beberapa waktu kedepan.



Di jalanan Reinard mengendarai motornya dengan sangat kencang. Beberapa pengendara motor yang lain sampai meng-klaskson beberapa kali. Gaya berkendara Reinard sungguh sembrono untuk diterapkan di jalan raya.

Karena itu pula ia hampir menyrempet pejalan kaki yang sedang menyebrang. Motor bagian belakang sampai menjamping (opo sehhh gak reti jenenge) naik ke atas. Suara decitan rem sampai memekakkan telinga.

Pejalan kaki sama terkejutnya sampai lembaran kertas yang dipegangnya jatuh berhamburan. Ia memungut kertas tadi tergesa-gesa, sebelum ada kendaraan lewat.

Beruntungnya Reinard masih memiliki rasa tanggung jawab ditengah kekesalannya terhadap sang kekasih. Ia ikut membantu perempuan tersebut/pejalan kaki. Walau sedikit tidak niat dan asal-asalan.

Perempuan tersebut meringis melihat kertas yang diambil oleh pengendara sembrono sangat lecek, tidak rapi, dan tersisa bekas lipatan-lipatan tidak beraturan.

Reinard membuka helm-nya, merasa terganggu. Mata pejalan kaki melebar sempurna. Setelah semua kertas selesai diambil, Reinard langsung pergi begitu saja.

Pejalan kaki tersebut berdecak, setelahnya bergumam heran. "Ck ck, nggak tau kata maaf ya? Tapi okelah, setidaknya bantu ambil."

Tak lama kemudian seringaian muncul di wajahnya. Ia mengambil notebook kecil di kantongnya dan mencentang sesuatu di sana.







Queenzy memasuki mansion dengan lesu. Ia merasa sedikit stress karena terlalu banyak pikiran. Ia mengambil coklat di dapur, siapa tau dapat mengubah moodnya.

"Queen bolos?"

Queenzy terkejut, ia langsung balik badan dan mendapati kedua kakaknya: Jonathan, Kezio. Queenzy menunduk, ia merasa bersalah dan malu. "Maaf kak," ia lalu pergi ke kamarnya, untungnya mereka tidak mengikutinya.

Figuran Tingkat TinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang