Rundown

20.3K 2.4K 178
                                    

Acara Exploration tinggal menghitung hari. Semakin sibuk wara-wiri, sana-sini. Membuat properti untuk teater, mendesain panggung dan kendala lainnya yang menyempil disetiap acara.

Tadi malam Reina tidak tidur gara-gara terus diteror oleh tim properti. Mereka lapor ada banyak properti yang hilang dan ternyata properti sudah tersimpan rapi. Hanya saja terjadi miskomunikasi. Tim properti terus-terusan menghubungi sampai sepuluh kali. Mereka mengeluh, mengumpat, kesal, lelah. Bayangkan jika kalian sudah membuat properti berminggu-minggu, sampai tidak tidur, merelakan hasil ujian dan berakhir hilang begitu saja. Bahkan ada yang hampir menangis. Padahal tim properti semuanya laki-laki.

Semua panitia Exploration berkumpul di sekolah untuk  membahas lebih lanjut. Melaporkan persiapan dan lain-lain.

Reina membuka acara rapat pada hari ini. Setelah rapat dibuka, semua segera berdiskusi.

"Ini jadinya teater diawal kan?"

"Iya, biar nanti panggung sama waiting room nya agak legaan dikit"

"Tim properti siap-siap, begitu teater selesai, semua properti diangkut keluar GOR secepat mungkin. Sat set sat set gitu"

"Btw jumlah clip on sama mic yang dibutuhin udah gue kirim ke lo. Jangan lupa disampein"

"Guys presale tickets 2 nya jadi nanti malem kah?"

"Iya, harganya jangan lupa dinaikin sesuai kesepakatan kemarin."

"Yang tribun jadi 150 terus yang depan panggung jadi 200 kan?"

"Iya"

"Ini talentnya pada minta gladi kotor"

"Lah bukannya itu bakal hari H tapi pas pagi?"

"Itu gladi bersih njir"

"Oh beda?"

"Beda lah"

"Gladi kotornya pas sehari sebelumnya aja, di GOR juga. Eh berarti tim konsumsi siap-siap ya, nambah konsum."

"Oishh siappp, nanti gue beliin cemilan berat yang paling enak pokoknya. Demi kenyamanan dan keamanan talent. Sebagai reward mereka atas ketidakadaan drama murahan kayak tahun kemarin."

"Eh tapi kayaknya gladi kotornya di sekolah aja deh. Sekalian di rundown. Biar nanti panitia plus talentnya nggak keteteran, terus latihan juga."

"Gitu juga gapapa sih"

"Eh tim properti gimana? Aman?"

"Aman sentosa setelah panik dikit"

Reina tidak terima dengan pernyataan tersebut. "Panik dikit apaan anjir, tadi malem nelpon sampe berkali-kali. Suaranya sampe kaya frustasi gitu."

***
Beberapa hari kemudian





Helena duduk di depan televisi kamarnya. Ia menonton film horor sambil makan keripik kentang dari suatu merk terkenal. Nafsu makan dan ngemilnya meningkat berkali-kali lipat semenjak hamil. Ia benar-benar tidak bisa menahannya. Apalagi keinginan aneh-aneh, ia sampai merepotkan seisi mansion.

Tiba-tiba Reinard menghampirinya dengan wajah yang begitu panik. "Helena, pulang ke rumah orang tuamu dulu ya? Gue nggak mau kalian kenapa-kenapa. Dan inget jangan pernah keluar . Perketat penjagaannya. "

Helena mengernyit, "Ada apa? " Tapi Reinard tidak mengatakan apa pun. Ia langsung menarik tangan Helena menuju depan mansion. Di sana sudah ada Pak Budi, yang akan mengantarkan Helena ke mansion orang tuanya.

"Keadaannya lagi genting, jadi hati-hati. Jaga bayinya baik-baik. "

Ucapan Reinard membuat Helena jadi panik. "Ini sebenernya ada apa sih?"

Figuran Tingkat TinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang