Chapter 23 : Wound cat

50 4 12
                                    


Di pojok sebuah ruang lab, seorang pemuda berpakaian necis tengah duduk santai sambil menulis beberapa hal. Tubuhnya yang lelah setelah seharian penuh beraktivitas, kini harus tetap terjaga untuk menyelesaikan beberapa urusan dari Professor botak setengah bugil yang kini sedang pergi keluar kota. Tak menyangka bahwa pekerjaannya akan sesibuk dan se-melelahkan ini, jiwanya yang terbiasa menganggur hanya bisa pasrah.

Menatap langit-langit, dia menghela nafas panjang dan menyandarkan kepalanya di atas kursi.

"Hei, Dayon. Urusan mu di sana sudah selesai, kan? Bagaimana kabar tempat baru buat ku?"

Pria yang dipanggil Dayon, segera mengalihkan pandangannya yang sempat sibuk menyusun beberapa dokumen kepada pemuda yang memanggilnya tersebut. Tangannya terlihat sedikit bergetar saat meletakkan dokumen terakhir dari tangannya.

"Sudah hampir siap, Yon. Aku sudah bilang ke Professor Dekapan dan sekarang ruangan itu tinggal dibersihkan sedikit"

"Oh, gitu..... Tunggu apa lagi? Sana bersihkan. Aku ingin lihat-lihat ruangannya setelah pekerjaan di sini selesai"

"Ta-Tapi Yon....."

"Hei, aku tidak akan begitu saja membiarkanmu mencuri dokumen penelitian lagi. Kau bilang urusanmu sudah selesai, kan?" Pemuda tersebut melirik tajam pria bermulut lebar yang sedang memegang beberapa dokumen di tangannya.

"Baik, Yon!" Dayon langsung berlari keluar dari tempat itu, meninggalkan pemuda itu sendirian.

Pemuda itu, alias Karamatsu hanya melihat kepergiannya dengan pandangan dingin. Semenjak dia tahu Dayon suka mencuri dokumen penelitian Professor Dekapan, dia langsung membenci pria itu. Karena, Matsu biru itu tahu kalau ada kemungkinan orang serakah itu sudah pernah menjual data tentang obat yang dia kembangkan bersama Professor Dekapan yang memiliki sedikit sangkut paut dengan saudara-saudara nya kepada orang lain. Membayangkan itu, membuat tubuhnya merasa bergejolak oleh amarah dan mual dengan kelakuan orang itu.

Tersadar dari lamunannya, Karamatsu segera memandangi layar komputer dengan beberapa tumpuk berkas yang masih tersisa di atas meja. Tugasnya saat ini adalah untuk menginput dan mengurutkan data di berkas tersebut ke dalam database pribadi milik Professor Dekapan. Dia tahu kalau data elektronik rawan diretas, tapi yang dia tahu pasti saat ini Dayon tidak akan bisa mengakses lagi data tersebut.

Kenapa dia bisa tahu? Karena setelah dia bekerja (lebih tepatnya membantu) bersama kedua orang ini dalam waktu lama, jadi dia mengerti jika keduanya merupakan orang gagap teknologi (gaptek).

Walaupun bisa membuat beberapa macam penemuan ilmiah yang hebat, tetap saja untuk masalah teknologi mereka terlalu bar-bar dan gaptek. Dia masih ingat cerita Chibita dan Iyami yang harus jadi korban mesin "VR gila" yang membuat otak mereka jadi agak sedeng (tidak waras) selama sebulan lebih, gara-gara alat tersebut dipasang langsung di otak mereka dengan tengkorak yang tinggal separuh.

Membayangkan hal itu, membuatnya merinding.

Kembali ke saat ini, dia segera mengerjakan pekerjaan nya agar bisa melihat langsung ruang latihan barunya di laboratorium ini.

___________________

Di waktu yang bersamaan, di ruang kerja bos (samaran) Kantor Nonsense.

"Hei, Atsushi. Gimana latihannya sekarang? Ada perkembangan?" Ucap seorang pria paruh baya berjas coklat kotak-kotak dengan mulut monyong dan gigi tajam menatap seorang pemuda yang sedang menghirup aroma kopi di cangkirnya.

Pemuda tersebut atau bisa disebut Atsushi segera mengalihkan pandangannya. Dia dengan santai melonggarkan dasi kuning yang melingkar dari kerah kemeja biru dongker nya.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang