Chapter 20 : Little Cat

67 6 9
                                    


Di dapur rumah keluarga Matsuno, tampak seorang pria berhodie biru sedang memasak makanan yang cukup banyak, setidaknya cukup untuk delapan orang termasuk enam orang pengangguran yang sangat rakus. Pemandangan tersebut cukup jarang terjadi, dikarenakan Matsu biru itu biasanya hanya membantu orang tuanya memasak dengan baju piyama yang masih melekat di tubuhnya mulai jam 7 pagi, bukannya memasak sendirian di jam 5 pagi buta.

Mungkin hal itu yang akan dilakukannya, kalau bukan karena pesan yang diterima nya kemarin. Entah mengapa, Atsushi tiba-tiba mengirimkan pesan untuk segera bertemu dengan nya di hari ini. Dia bilang itu adalah ajakan kencan biasa (tentu saja Karamatsu tidak akan menelan mentah-mentah alasan tersebut), tapi dia sendiri tidak bisa menolak untuk bertemu dengan nya begitu saja.

Padahal aku masih ingin menikmati liburan ku!

Karena itu dirinya harus pergi pagi-pagi, agar Todomatsu adiknya tidak curiga saat tahu kakaknya ini akan bertemu dengan teman baiknya. Bakal runyam situasi nya kalau dia terpergok berduaan (Karamatsu benar-benar tidak ingin prospek 'pekerjaan rahasianya' ketahuan oleh saudaranya yang lain) sampai harus membuat alasan yang aneh-aneh. Karena itu, dia memutuskan untuk segera lenyap dari pandangan para saudaranya sebelum ada yang memergokinya.

Sesaat setelah semua masakannya telah matang, Karamatsu segera mengambil hasil masakannya yang mulai mengepulkan uap hangat tersebut dan menatanya di atas piring. Kemudian menyiapkan mangkuk, sumpit, serta alat-alat makan lainnya di meja. Tak lupa beberapa potongan buah yang sudah dikupas, diletakkannya dengan rapi di atas meja. Saat semuanya sudah tertata rapi, dia segera mengambil porsi sarapannya dan melahapnya dengan tenang sambil melihat informasi di internet melalui HP yang digenggamnya.

Sebisa mungkin, dirinya ingin mencari tahu informasi sekecil apapun tentang siapa yang membunuh kucing yang sempat dia temukan.

Tampak sebuah grup chat anonim kota Akatsuka muncul di layar. Dengan menggunakan identitas samaran, dirinya semalam sempat membahas terkait kasus kematian kucing misterius di kota Akatsuka dan mencoba memancing informasi dari pengguna akun anonim lainnya. Dan sekarang, di ulasan yang ditulisnya telah muncul berbagai macam tanggapan. Beberapa hanya komentar yang tidak berguna, tapi sebagian lainnya memberikan informasi yang cukup terperinci terkait tempat penemuan mayat-mayat kucing di beberapa distrik yang cukup acak, maupun analisis terkait terduga pelaku dan sekilas ciri-ciri fisiknya dari CCTV yang terpasang di kota.

Setelah selesai membaca semua informasi itu, Matsu biru itu segera menyelesaikan makan nya dan membersihkan alat makan yang digunakannya. Tak lupa dia meletakkan alat-alat makan tersebut ke rak piring setelah dikeringkan. Kemudian segera bergegas pergi ke kamar nya untuk mengambil tas berisi baju ganti dan barang-barang nya yang lain.

Namun, sebelum dia sempat melangkah masuk ke kamarnya, tampak kakaknya telah berdiri di depannya. Hal itu membuat Karamatsu hampir saja berteriak kencang di pagi hari, membangunkan seisi rumah. Untungnya, dia menahan keinginannya tersebut dan mendapati bahwa kakaknya itu tampak setengah sadar. Dengan baju kusut, wajah lecek, dan rambut semrawut yang berdiri kaku tanpa arah, membuatnya sukses terlihat seperti gelandangan.

"Ohayou (pagi).... Karamatsu" tangannya kini mengucek pelan matanya kemudian mengusap sedikit air liur yang keluar dari sudut-sudut mulutnya.

"Pagi, aniki. Bagaimana kabarmu hari ini my brother....???? Pastinya cahaya mentari yang indah pagi ini akan turut menyinari hari-hari indahmu itu......" Karamatsu segera memasang pose-pose narsisnya, membuatnya melupakan sedikit rasa terkejutnya.

"Aduh, jangan bikin aku sakit gara-gara ketawa di pagi hari dong, Karamatsu......" Osomatsu segera memegangi rusuknya dan memasang ekspresi pura-pura meringis kesakitan.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang