Chapter 12 : let's begin, blue NEET!

76 7 16
                                    


Pagi menjelang siang hari di kota Akatsuka, tetap tidak bisa membuat beberapa orang NEET berusaha bangun dari tempat peraduannya dalam selimut yang hangat. Bahkan ketika orang-orang sudah banyak beraktivitas, mereka masih menggeliat dan berbaring dengan nyaman. Saat ini di kasur hanya tersisa 4 orang NEET setelah 2 orang lainnya pergi ke suatu tempat yang berbeda. Sebenarnya ada satu NEET yang sudah bangun tadi pagi, namun karena hatinya masih tertaut pada kehangatan dan keempukan futon yang memanjakan raga membuatnya kembali tertidur pulas.

Seorang ibu paruh baya yang mengurus kehidupan tidak berguna mereka, hanya bisa pasrah setelah melihat segala usahanya terasa sia-sia setelah mereka dengan keras kepalanya tetap menempel di kasur seperti kerak yang menempel pada batu. Maka, dia akhirnya memutuskan untuk menyerah dan kembali melakukan aktivitas rumah tangganya yang lebih berguna dibandingkan dengan membangunkan sekumpulan NEET menyebalkan ini.

Kemudian, di sudut lain kota Akatsuka, terdapat seorang NEET yang berdiri kaku menghadap sebuah gedung yang mirip dengan kantor detektif Ko*oro Mo*ri (sengaja disensor demi mencegah copyright). Kantor ini terlihat biasa saja, tapi hal yang membuatnya tidak biasa adalah tulisan di plang yang bertuliskan usaha 'Nyantai persoalan segala akan sukses'. Agak aneh memang, bagi dirinya untuk pergi ke tempat yang mencurigakan seperti ini hanya dengan bermodalkan pisau cutter di kantongnya. Pemuda berhodie hitam-biru Dongker ini akhirnya memberanikan diri untuk masuk setelah memasang maskernya dengan baik. Setelah bertemu dengan resepsionis (ah, dia tidak menyangka bahwa kantor sekecil ini memiliki seorang resepsionis), ia memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang tersedia sampai orang yang ditunggunya datang. Dirinya juga tidak menyangka akan segera bertemu (lagi) dengan orang yang paling dibencinya dalam waktu secepat ini, karena mengira orang tersebut hanya bermain-main dengannya dan memaksanya untuk menunggu beberapa hari.

Kenyataannya, dia baru menelpon 'orang ini' sesaat setelah perpisahannya dengan Dayon dan langsung disiapkan jadwal pertemuan sejam kemudian. Mau tidak mau, ia akhirnya pulang lagi untuk berganti pakaian dan mempersiapkan diri menuju lokasi yang telah dikirimkan orang tersebut melalui email.

Dan disinilah dia, duduk menunggu orang paling dia benci di sebuah kantor paling mencurigakan di dunia.

Selama itu, Karamatsu hanya memperhatikan sekeliling kantor ini dengan jarak pandangnya yang terbatas dan melihat kantor ini hampir mirip dengan kantor berlantai dua pada umumnya. Bahkan, terdapat beberapa kata-kata motivasi dari tokoh-tokoh penting (mungkin pendiri perusahaan ini) tergantung di beberapa sudut tembok.

Setelah sekian lama menunggu, tiba-tiba muncul seorang pemuda dari sebuah mobil yang terparkir di dekat kantor terlihat terburu-buru sambil melihat ke sekelilingnya. Tampak rambutnya yang coklat pendek terlihat sedikit acak-acakan, dengan wajah yang meneteskan beberapa peluh keringat, dan dasi kuning yang mencuat dari jas yang dipakainya. Sesaat setelah pemuda ini melihat Karamatsu yang menuggu di dekat tempatnya berdiri, dia segera merapikan penampilan nya dengan menyisir rambut, mengusap peluh keringat dengan sapu tangan di saku jasnya, dan merapikan dasi yang sempat mencuat ke luar.

"Apakah anda adalah calon karyawan baru yang memiliki janji dengan bos saya hari ini? Silahkan ikuti saya" dengan langkah yang karismatik seakan adegan tadi tidak pernah terjadi, pemuda itu langsung menghampiri dan menuntun Karamatsu menuju ke sebuah ruangan.

Karamatsu hanya mengangguk dan mengikutinya tanpa banyak bicara.

Ketika sampai di depan pintu, pemuda tersebut menyuruh Karamatsu untuk berhenti dulu dan dirinya pun mengetuk pintu, menunggu si pemilik ruangan untuk angkat bicara mengizinkan mereka masuk. Setelah mendapatkan persetujuan, pemuda itu membukakan pintu dan mengizinkan Karamatsu untuk masuk duluan sedangkan ia masuk terakhir dan segera menutup pintu di belakang nya sambil mengawasi Karamatsu dari belakang. Karamatsu yang melihat itu, hanya bisa melirik sekilas dan bersiaga untuk sesuatu yang tidak terduga.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang