Bab 17: Cat step

67 5 24
                                    

Di stasiun kereta, terlihat dua orang sedang berdiri menunggu kereta datang di pinggir rel. Keduanya memiliki wajah yang sama, namun apabila diperhatikan dengan baik keduanya memiliki tampilan yang sangat berbeda. Orang di sebelah kanan tampak memiliki ekspresi wajah yang jutek, dengan rambut acak-acakan dan baju gombrong yang kusut, membuatnya terlihat seperti orang yang tidak terawat. Sedangkan orang yang berada di sebelah kiri memiliki ekspresi wajah yang cerah, dengan rambut yang agak berantakan tapi tetap tertata dan baju necis yang menampakkan tubuh bugarnya, membuat keduanya seperti paradigma yang berbanding terbalik antara pola hidup tidak sehat dan pola hidup sehat.

Setelah kereta datang, mereka segera masuk ke dalamnya untuk mendapati isi kereta yang cukup sepi. Hal itu cukup wajar, mengingat mereka menaiki kereta tersebut pada waktu orang-orang sudah sampai di kantor dan para pelajar sudah belajar di sekolah. Menjadi seorang NEET membuat mereka terkadang lupa akan adanya batasan waktu tak terlihat, yang membelenggu orang-orang pada umumnya. Keheningan di dalam kereta membuat keduanya saling terdiam cukup lama, sampai salah satu di antara mereka memutuskan untuk buka suara.

"Seberapa jauh kita pergi?" Pria yang tampak jutek itu berbicara dengan orang di sebelahnya tanpa sedikitpun menoleh, membuat orang yang diajak bicara tampak terkejut.

"Eh, itu.... Berdasarkan dari pamflet ini seharusnya tidak jauh, total cuma 15 menit perjalanan" Sambil berbicara, orang tersebut tampak merogoh kertas pamflet dari kantung bajunya.

"Cih, terus kenapa kita harus naik kereta? Bikin repot saja"

"Non, non, Ichimatsu..... Kalau kita tidak naik kereta, otomatis kita harus berputar jauh.... Dan itu bakal makan waktu lebih lama. Lagipula dari pamflet ini sendiri juga menegaskan kalau posisinya memang dekat dengan stasiun" Walaupun sadar tidak diperhatikan oleh lawan bicaranya, pria itu menggelengkan kepalanya.

"Cih" Pria jutek yang disebut Ichimatsu itu hanya bisa mendecakkan lidahnya, menyesali keputusannya untuk ikut pergi bersama orang di sebelahnya.

Mendengar respon negatif dari Ichimatsu, orang itu hanya bisa terdiam. Akhirnya sepanjang perjalanan, tidak ada satupun dari mereka yang kembali membuka bahan obrolan sedikitpun dan hanya terdiam dalam keheningan suara kereta.

Dalam perjalanan singkat tersebut, mereka akhirnya sampai ke klinik hewan. Tempat itu sendiri dapat terlihat jelas dari gerbang keluar stasiun, dengan warna bangunan yang putih bersih seperti baru di renovasi. Tampaknya tempat tersebut masih terlihat lenggang untuk hari pertama pembukaannya, beberapa orang hanya melintas dan beberapa hanya menatap bangunan itu dari jauh tanpa adanya sedikitpun keinginan untuk masuk ke sana.

"Hei, kusomatsu. Beneran ini tempatnya? Kita nggak salah tempat, kan?" Ichimatsu melirik sekilas ke arah kakaknya itu yang kini melihat brosur di tangannya.

"Ah, benar kok. Ini lokasinya"

"Terus kenapa nggak ada satupun orang yang ke sini?"

"Huh, brother....mungkin saja orang-orang terlalu terpaku akan keindahan tempat ini, sampai tidak kuat hanya untuk sekedar mendekatinya maupun masuk ke dalamnya. Sungguh dilema mawar yang mendebarkan hati.... Precious" Tanpa sadar, orang yang diajak bicara mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan dan membuatnya muak.

"Sekali lagi kau ngomong...., bakal langsung kulempar ke tempat sampah sebelum kau sempat berkedip!"

"Non, non, Ichimatsu.... Jangan buat keributan di tempat ini dengan kekuatan super mu. Aku tidak ingin membatalkan rencana kita membelikan kebutuhan untuk teman-temanmu" Bukannya diam mendengar ancamannya, kakaknya malah mencoba mengelak.

"Kau mengancam ku?" Ichimatsu menatap sinis kakaknya itu.

"Tidak. Anggap saja kita ke sini karena kepentingan masing-masing. Kalau tiba-tiba kita diusir tanpa bisa masuk, bisa-bisa aku tidak jadi membelikan apapun karena uangku kurang kalau beli di tempat lain. Dari sini kau mengerti, kan brother?" Pria yang diajak bicara hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ichimatsu tidak bisa melihat jelas tatapan matanya yang tersembunyi di balik kacamata hitamnya.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang