Chapter 3

132 10 7
                                    


Osomatsu POV

Kulihat adikku Karamatsu duduk di sampingku sambil menatap langit sore. Aku hanya sekilas menatap wajahnya sambil bersandar malas di bangku taman. Angin sepoi mulai berhembus menerbangkan dedaunan di depan kami. Tatapannya yang canggung saat akan berbicara mulai membuat ku merasa tidak sabar untuk memaksanya angkat bicara, apalagi jika dia mau menghabiskan banyak waktu ku yang berharga ini hanya untuk duduk diam di bangku taman sampai matahari terbenam. Tapi aku tahu kalau memaksanya bicara hanya akan membuat situasi yang kami alami saat ini semakin memburuk, apalagi sejak masuk SMA kami mulai terpisah satu sama lain untuk membentuk kepribadian baru dan kehidupan sendiri. Setelah beberapa saat penuh keheningan, Karamatsu mulai angkat bicara.

" Nii-san, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Suaranya terdengar lembut bercampur dengan hembusan angin yang dengan lembut menerpa wajahnya.

"Tentu saja, bukankah itu alasan mu membawa ku ke sini?" Aku tertawa kecil mendengar perkataannya yang tidak masuk akal barusan.

Setelah menghela nafas, dia mulai menatap wajah ku dalam.

"Nii-san..... apakah kamu pernah ketakutan dengan kekuatan mu sendiri?"

Mendengar pertanyaannya membuat ku sedikit tercenung. Aku mengerti sedikit kekhawatiran nya karena dia adalah satu-satunya orang diantara kami yang tidak punya kekuatan super dan paling beresiko untuk terluka. Namun dengan percaya diri aku membalas perkataannya, karena itulah peranku sebagai kakak di sini.

"Ti~dak. Selama aku bisa mengendalikannya, semua akan baik-baik saja. Karena itulah, aku terus berlatih mengendalikannya bukan? Kurasa saudara kita yang lain juga berpikiran begitu, yah~ walaupun mungkin kita agak ceroboh dan masih harus saling membantu. Jadi, kamu tidak perlu cemas akan terluka oleh kami. Memang nya ada apa, sampai kamu tiba-tiba bertanya begini?"

Karamatsu terlihat sedikit kikuk sesaat setelah mendengar jawaban ku. Kemudian dia melanjutkan perkataannya.

" Ah, tidak....aku cuma bertanya karena aku takut kalau kekuatan itu akan membuat kalian dalam bahaya, tapi aku tidak pernah meragukan kemampuan kalian, kok. Karena aku selalu percaya dengan saudara-saudara ku." Karamatsu tersenyum lembut, kemudian melanjutkan nya lagi.

"Aku cuma khawatir dengan efek samping dari kekuatan itu pada kalian"

Mendengar perkataan Karamatsu, aku mulai merasa tertarik. Mungkin karena ini pertama kalinya aku menyadari kemungkinan adanya efek samping dengan kekuatan yang kami miliki (kecuali Karamatsu).

"Maksudmu efek samping, memang seperti apa?"

Karamatsu menatap ku sejenak, sebelum mengalihkan pandangannya ke arah lain.

" Kurasa setiap kekuatan pasti ada kelemahannya. Aku masih ingat saat kau pernah hampir membakar rumah setelah bertengkar dengan choromatsu atau seperti saat choromatsu terdesak, menyebabkan kekuatannya tidak bisa keluar. Pernah juga saat ichimatsu sedih, barang-barang di sekitar nya mulai terbang perlahan atau seperti kasus jyushimatsu dan todomatsu yang harus menggunakan baju khusus dan headphone karena kekuatan mereka yang mudah muncul ketika emosi mereka berubah. Kalau dari sudut pandangku, kurasa kekuatan kalian masih terlihat kurang stabil dan sedikit terpengaruh oleh emosi kalian. Aku takut kalau emosi kalian akan ikut berubah akibat kekuatan yang kalian miliki"

Aku terkejut dengan penjelasan rinci Karamatsu, menyadari kalau selama ini dia terus memperhatikan saudaranya, Memperhatikan kami. Kulihat dia masih mengalihkan pandangannya, tapi aku masih melihat kekhawatiran di wajahnya. Kuusap perlahan rambutnya dan mulai berbicara.

" Kamu mungkin benar tentang itu, Karamatsu. Aku sendiri tidak terlalu memperhatikan atau memikirkan hal-hal seperti itu, tapi aku rasa semua akan baik-baik saja"

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang