Chapter 46 : So, how much score i get?

5 0 0
                                    


Keesokan harinya

Pemuda itu kembali mendapati sang pria tak lagi berada di tempat. Walaupun dia bisa memaklumi kesibukan dari pria tersebut yang selalu bekerja saat pagi dan pulang saat malam, tetap saja hal itu tak membuatnya rela begitu saja. Apalagi ketika keduanya sudah berjanji jika pada setiap misi, pemuda tersebut harus melaporkan hasil akhirnya pada sang pria.

Daripada melaporkan, lebih tepatnya mereka sekedar berbasa-basi dan menanyakan kabar seperti orang tua dan anak.

Karena itulah, ketidak hadiran Nakamura pagi ini, membuat Karamatsu merasa sedikit kecewa.

Tapi tak mau terlalu banyak membuang waktu, pemuda itu memutuskan untung segera pergi dari tempat ini demi menemui seseorang. Selesai mandi dan menganti baju, ia pun mengambil handphone di dalam tas yang untungnya berhasil diselamatkan sebelum dirinya pergi mengadapi Raiju pada misi semalam. Menekan ke arah layar, didapatinya pesan yang menyuruhnya untuk segera melaporkan hasil misi kemarin dan meminta bantuan Atsushi untuk menyusun berkas laporan tersebut. Melihat pesan tersebut, dirinya tanpa sadar menyunggingkan senyuman miris.

"Walaupun aku tahu ini adalah misi resmi pertamaku, aku tak sadar kalau sudah punya pekerjaan. Aku benar-benar jadi karyawan rupanya."

Meletakkan handphone tersebut di dalam tasnya kembali, Karamatsu kini fokus merapikan penyamarannya. Berkat latihan keras dari Mamiko dan dari misi yang dilakukannya hampir seminggu penuh, dia sepertinya mulai terbiasa dengan hal-hal seperti ini. Merapikan alis dan mengubah bentuk rambut mangkoknya menjadi sedikit lebih bergaya, pemuda itu pun kemudian memasang pita mask hitam untuk menutupi separuh wajahnya.

Tak lupa pemuda tersebut juga memakai baju turtle neck putih berpadu dengan jaket jeans biru dongker dan celana panjang berwarna hitam. Belum selesai sampai di situ, dirinya pun memakai tas yang disampirkan di punggung. Memastikan kembali penampilannya, sesekali Matsu biru itu menatap cermin untuk waktu yang cukup lama. Kalau saja dia masuk ke dalam mode narsis dan 'menyakitkan', mungkin saja butuh waktu yang lebih lama baginya untuk sekedar bercemin dengan koleksi pakaian yang super norak.

Selesai dengan segala persiapannya, ia pun berjalan keluar menuju ke arah gudang dan mengambil motor yang disimpannya di sana. Beberapa baju kotor yang dipakainya beberapa hari ini pun, ikut dibawanya ke dalam bagasi untuk dicuci di laundry koin. Namun, untuk saat ini pemuda itu memutuskan untuk pergi menemui orang itu terlebih dahulu.

Melihat tempat pertemuan mereka yang dikirim melalui chat singkat, Karamatsu pun langsung memacu motornya menuju tempat yang dituju.

---------------

Tak butuh waktu lama baginya untuk sampai ke tempat janjian yang tertera di chat-nya.

Memasuki sebuah cafè sederhana di dekat pusat kota Akatsuka, pemuda itu pun melepas jaketnya dan duduk di tempat duduk yang bersebelahan dengan jendela. Memandangi cafè yang cukup sepi itu, membuatnya merasa lebih tenang. Apalagi ketika melihat tanaman hias yang ditanam di dekat jendela yang ikut memberikan suasana tenang. Sepertinya pemilik cafè ini adalah orang yang cukup sederhana dan seorang pecinta kerapian, begitu ia melihat interior cafè yang simple tapi tetap tertata dengan baik.

Tak berselang lama menunggu, akhirnya seseorang yang ditunggunya tiba. Berjalan perlahan dan duduk di depannya, perempuan itu pun tampak tersenyum padanya. Rambutnya yang kecoklatan dikepang menyamping ke sebelah kanan dan wajahnya yang sebelumnya penuh dengan bintik-bintik, kini tampak tertutupi oleh make up tipis. Menyadari kehadiran sosok yang ditunggunya, Karamatsu pun menyapanya seraya tersenyum lembut.

"Halo, Homura-san. Bagaimana kondisimu sekarang?"

"Yah, agak lebih baik daripada semalam."

Mendengar jawaban tersebut, pemuda itu pun menundukkan wajahnya yang terlihat menyesal.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang