Chapter 19 : Black cat

66 7 21
                                    


Beberapa tahun lalu....

Ichimatsu POV

Di tengah atap sekolah, diriku duduk melingkar bersama dengan kawan-kawan ku yang lainnya. Sambil sayup-sayup mendengar pembicaraan mereka, roti yang kumakan ku kunyah dengan perlahan kini tersisa setengahnya. Orang-orang yang kusebut 'kawan' ini, sedang asyik bercanda dengan ceria satu sama lain menikmati masa muda. Aku sendiri tidak terlalu menyimak topik obrolan mereka dan fokus dengan roti di genggamanku yang sekarang sudah habis dan tinggal menyisakan bungkusnya saja.

Tiba-tiba saja, pundak ku ditepuk oleh salah satu dari mereka yang tampak baru saja memperhatikan ku.

"Gimana menurutmu? Ayo Ichimatsu...... Ikut main bareng kita sesekali nggak apa-apa dong? Kan kita fren!" Ucapnya dengan ceria sambil sesekali memasang tampang jahil.

"Iya, Ichi.... Sayang banget kalau nggak ikutan ama kita-kita ini. Mantep dan kece banget dah, geng ini kalau ada elu"

"Hahaha... Yoi lah, bro. Emang kapan kita nggak nongkrong bareng?" Aku yang tidak terlalu peduli, cuma bisa mengikuti alur dan mengiyakan permintaan 'kawan' ku itu.

Tapi, saat itu diriku hanyalah seorang pemuda labil yang tidak tahu apa-apa, dengan bodohnya menerima ajakan mereka berakhir menyesali keputusan ku waktu itu. Beberapa kali, kami hanya nongkrong di gang kumuh yang dekat dengan wilayah sekolah. Setiap ada orang yang melintas, kami selalu mengamati mereka dan mulai bertindak jika ada yang menarik. Seperti hari ini, mereka mulai menyiuli gadis yang lewat di dekat situ sambil sesekali berkomentar tentang tubuhnya....

"Eh, lihat tuh.... Ceweknya montok banget..." Seorang kawan menatap genit salah satu cewek yang sedang melintas.

"Ahahaha... Iya montok banget" Diriku harus berpura-pura bersikap santai, walaupun tahu kalau perbuatan seperti ini sangat tidak menyenangkan.

Sesekali juga, bahkan memalak siswa yang terlihat culun dan tak berdaya.....

"Eh, lu bocah kayaknya punya cuan banyak tuh. Masa' pelit banget jadi orang, sesekali bagian-bagi dong......?" Dia dengan santai berdiri dan berusaha memojokkan seorang anak sampai punggung anak itu menyentuh tembok yang berada tepat di belakangnya.

"Eh, nggak mau. Aku nggak bisa kasih uangku pada kalian"

"Hah, mau mu apaan sih? Kan, kita dah minta baik-baik malah nyolot..... Nyebelin banget. Ayo guys, kita kasih pelajaran bocah ini biar ngerti tata Krama!" Dengan wajah liar yang haus akan kuasa, 'kawan' ku itu mulai mengajak yang lain untuk ikut serta dalam kegiatan rendahan nya.

"Hei, bro. Kayaknya lu agak keterlaluan deh" Aku berusaha memecah ketegangan dan mengajaknya berhenti melakukan hal tersebut.

"Lu mau ngebela dia? Bocah ingusan kayak gini?" Dengan tampang kesal, dia menunjuk wajah anak itu dengan kasar. Bahkan memukul kepalanya dengan keras.

"Eh, nggak kok bro... Cuma bercanda, peace" Namun, melihatnya yang tampak kesal, membuatku mengurungkan niat dan berpura-pura menjadi badut seperti biasanya.

Selama beberapa bulan diriku terus terjebak bersama mereka. Beberapa kali Aku dipaksa untuk melihat bagaimana mereka mem-bully orang lain yang lebih lemah dari mereka dan terlibat perkelahian antar geng dengan sekolah lain. Setiap hari menjadi hari yang melelahkan dan menjemukan untuk ku.....

Sampai suatu hari....

"Eh, bro... Si X kayaknya lagi narik 'ATM berjalan' tuh.... Mau ikutan nggak? Lumayan bisa jajan gratis" Ucap seorang 'kawan' yang kini melihat ku dengan jenaka.

"Nggak dulu deh bro, gue lagi ada urusan lain" Dengan halus diriku membuat alasan untuk menolak tawarannya, sadar kalau perbuatan mereka sudah mulai membuatku lelah dan muak.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang