Chapter 25 : cat talk

43 2 1
                                    


Nakamura POV
Hari ini rencananya aku akan melatih seorang bocah brocon (brother complex) akut. Tapi, tampaknya dia tidak muncul sama sekali setelah beberapa jam aku menunggu di sini. Sudah beberapa kali dia kuhubungi dengan handphone, namun sampai sekarang masih belum ada jawaban.

"Sialan, padahal dia sendiri yang bilang mau ketemu hari ini"

Sebelum aku benar-benar naik pitam, tiba-tiba saja kudengar sayup-sayup suara derap langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat ke arahku.

Drap drap drap

Kemudian ketika langkah kaki itu telah terdengar sangat jelas bersamaan dengan pintu ruangan ini yang tampak terbuka, munculah seseorang yang kukenal dari balik pintu.

Mengenakan Hoodie hitam-biru Dongker, dengan tampilan yang berantakan dan nafas terengah-engah, sesosok pemuda di hadapanku segera melepaskan pita mask hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Tas ransel yang seharusnya terpasang dengan rapi di pundaknya, kini terlihat melorot dan menggantung di pundaknya.

Sembari menunggunya mengatur nafas, aku menyuruhnya duduk dan pergi mengambil air dari wastafel di pojok ruangan. Saat kuberikan gelas berisi air tersebut kepadanya, dia langsung meneguknya habis dalam waktu singkat.

"Jadi, Kara. Ada apa kau tiba-tiba datang dalam keadaan kacau begitu? Apa itu ada hubungannya dengan keterlambatan mu sekarang?"

Pemuda itu hanya terdiam dan mengangguk pelan.

Melihat reaksinya, aku hanya bisa menghela nafas.

"Baiklah, istirahatlah dulu. Kalau kau sudah baikan, kau bisa cerita"

Dia hanya mengangguk dan kembali terdiam. Aku yang menunggu reaksinya, hanya bisa terdiam tanpa banyak bergerak, bahkan setelah dia berdiri dan kembali mengambil air dari wastafel dan meneguknya.

Kemudian dalam waktu penantian yang cukup lama tersebut, dia akhirnya angkat bicara.

"Haah.... Sebenarnya aku tiba-tiba diinterogasi oleh saudara-saudaraku, bahkan mereka mengejar-ngejar ku saat mau pergi ke sini dan untungnya aku berhasil kabur tanpa meninggalkan jejak"

"Tumben sekali mereka melakukan itu, memangnya ada apa?"

Kara hanya melihat wajahku sekilas dan langsung memalingkan wajahnya. Tampak sekilas rona merah di wajahnya.

"Ah... Itu, tampaknya mereka sadar kalau sekarang aku punya banyak uang dan sekarang mereka ingin mendapatkan sebanyak mungkin apa yang bisa diperoleh dariku"

"Jadi mereka memeras mu?" Aku memicingkan mata.

"Tidak, tidak seperti itu.... Mereka cuma meresa sangat senang ketika aku memberikan banyak hadiah, jadi mereka pastinya berpikir untuk mencari tahu caraku mendapatkan banyak uang agar bisa membalas rasa cintaku ini" Kepalanya menggeleng cepat dan ekspresi wajahnya terlihat panik.

"Kayak aku bakal percaya pada omong kosong mu sekarang. Menurutku lebih baik kau menghilang dulu selama beberapa hari, sampai mereka tidak berpikir untuk mengejar-ngejarmu lagi"

"Bagaimana kau bisa menyarankan hal itu kepadaku? Kalau mereka tidak ada....." Wajahnya menampakkan keputusasaan yang dalam.

Mau tidak mau, aku mencoba menenangkan dirinya yang menyedihkan itu.

"Hei, sesekali kau perlu berpisah dengan mereka untuk mendinginkan otakmu. Untuk sekarang, menginaplah di sini selama beberapa hari. Ini bukan pertama kalinya kau berpisah beberapa hari dengan mereka kan?"

"Yah... Begitulah"

Dia begitu saja menerima perkataanku, walaupun wajahnya tampak murung. Hal itu membuatku menghela nafas panjang.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang