Chapter 45: I just wanna Hit and Run

6 2 0
                                    

Kali ini lawannya bukan orang sembarangan. Selain seorang perempuan yang terkenal sebagai pembunuh bayaran terkenal, dirinya harus menghadapi seorang pemuda dengan kemampuan fisik yang tak biasa. Dan keduanya bukanlah orang asing bagi sang pemuda, yang kini harus berhadapan dengan mereka sebagai musuh. Tak hanya adik sendiri, tapi dia juga harus berhadapan dengan mantan kekasih adiknya tersebut.

Hal tersebut tak ayal membuat Karamatsu tanpa sadar menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan gusar.

Sementara itu, perempuan yang sejak tadi melihatnya dengan tatapan tajam, kini membuka mulut.

"Apa yang kau lakukan? Di mana Raiju-san?!"

"Raiju? Maksudnya pria pengecut itu? Dia ada di belakang," ucap sang pemuda dengan cuek sambil menunjuk pintu di belakangnya.

Tak butuh waktu lama, dirinya kembali diserang dengan menggunakan pisau oleh perempuan yang dikenalnya sebagai Homura. Homura sendiri terus mendesaknya mundur dengan terus melayangkan serangan bertubi-tubi pada sang pemuda. Kemudian dalam sekejap mata, Jyushimatsu sang adik ikut melancarkan serangan dengan mencoba menendangnya pada posisi di antara ia dan Homura berdiri. Untung saja Karamatsu bisa menghindari tendangan tersebut, sesaat setelah melihat kilatan cahaya dari tubuh sang adik.

Menyadari posisinya semakin terjepit, Karamatsu berusaha untuk menyerang adiknya terlebih dulu. Akan sangat merepotkan seandainya kekuatan super Jyushimatsu tiba-tiba muncul dan tidak terkendali, sampai membuat keributan di restoran yang tengah dikerumuni oleh awak media ini. Sembari terus menghindari serangan dari kedua orang di hadapannya, sang pemuda pun terus mencari celah untuk menyerang.

Mengetahui jika sang adik selalu bergerak secara serampangan, pemuda itu pun memutuskan untuk bergerak menjauh ke arah pepohonan yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Tindakannya tersebut, sontak membuat Jyushimatsu kebingungan. Manuver untuk melompat dan berjalan lincah di atas permukaan vertical yang biasa pemuda berbaju kuning itu lakukan, juga tak bisa dilakukannya sebab sempitnya ruang gerak yang ada, ditambah dengan sifat pohon sebagai objek feromagnetik (tak memiliki arus magnet), karenanya ia harus berlari dengan hati-hati di antara akar pepohonan rimbun tersebut.

Namun, tindakannya itu justru memecah fokusnya dan berakibat fatal. Karamatsu yang tak mau menyia-nyiakan kesempatan, bersembunyi di antara pepohonan dan bersiap untuk menyergap sang pemuda. Menyadari hal itu dari kejauhan, Homura pun berteriak,

"Jyushimatsu, awas!"

"Eh?"

Sebelum Jyushimatsu sempat bereaksi, pemuda itu pun dalam waktu singkat berhasil mendekati sang adik dan melancarkan serangan berupa headlock yang seketika membuat adiknya tersebut pingsan.

Untungnya pemuda berbaju kuning itu tersebut tidak melakukan setruman mendadak padanya. Walaupun baju yang dikenakan oleh Karamatsu merupakan isolator, tetap saja dirinya bisa mampus kalau saja sang adik tiba-tiba menyetrumnya dengan kekuatan 10.000 volt. Membayangkan dirinya harus menerima serangan seperti itu, tanpa sadar tubuhnya begidik ngeri.

Selesai berhadapan dengan Jyushimatsu, kini Karamatsu bisa fokus melawan Homura. Sementara itu, perempuan yang kini jadi targetnya tersebut, sejak tadi terus terdiam tanpa melakukan serangan apapun sambil sesekali menoleh ke arah pemuda yang kini terbaring di tanah. Sepertinya ia cemas kalau saja serangannya dapat mengenai sang mantan kekasih.

"Manis sekali ...."

Seandainya mereka dalam situasi santai, tentunya Karamatsu akan dengan senang hati mendukung kedua sejoli ini kembali bersama. Sayangnya karena situasi mereka saat ini cukup merepotkan, sang pemuda harus kembali fokus untuk menghadapi perempuan tersebut. Tak butuh waktu lama, ia segera memasang kuda-kuda dan bersiap dengan serangan yang bisa datang kapan saja.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang