Chapter 6

90 7 8
                                    


Jyushimatsu POV

"Hustle, hustle, muscles, muscles!!"
Aku menyoraki teman-teman ku yang sedang berlatih bermain baseball, karena besok mereka akan melakukan pertandingan di sekolah.

Mereka terlihat bersemangat bermain baseball bersama. Sesekali aku membantu mereka untuk berlatih mengayunkan tongkat baseball, sebelum mereka berhenti karena kelelahan. Aku sama sekali tidak lelah dan terus mengayunkan tongkat sampai mereka menyuruh ku berhenti dan mengajak ku makan bekal yang cukup untuk kami semua. Tampaknya orang tua mereka mengerti betapa senangnya mereka saat bermain baseball dan mendukung dengan sepenuh hati. Memikirkan itu, membuat ku tersenyum.

Aku masih ingat saat SMA waktu aku sedang aktif mengikuti ekstrakurikuler baseball, Karamatsu nii-san diam-diam memberikan bekal makanan untuk ku saat tahu aku berlatih baseball sampai sore di lapangan sekolah. Walaupun dia bilang itu hadiah spesial untuk ku dari ibu, tapi aku tahu itu adalah bekal buatan Karamatsu nii-san. Aku masih ingat pada saat Karamatsu nii-san memberikan bekal itu, kulihat ujung jarinya dipenuhi plester bekas sayatan pisau saat dia berlatih memasak.

Tapi aku tidak pernah bisa berterima kasih secara langsung pada Karamatsu nii-san sampai sekarang.

Aku juga masih ingat saat itu diriku masih menjadi anak yang kasar dan suka membentak, aku bahkan beberapa kali sempat membentak Karamatsu nii-san yang sudah repot-repot membuat bekal itu. Masih ku ingat bagaimana wajah Karamatsu nii-san terlihat canggung saat dia terus berusaha memberikan bekal itu. Kalau bisa kembali ke masa lalu, aku ingin menghajar diriku saat itu dan minta maaf pada Karamatsu nii-san.

"Onii-chan, kamu masih belum menyentuh makanan mu lho. Apa kau tidak suka bekal ku ini?" Tanya salah satu anak yang duduk di sebelah ku, membuat ku tersadar dari lamunanku.

"Eh, nggak kok...... Ini enak sekali, eita-kun. Arigatou home run king! Boeh!" Dengan bersemangat aku kulahap makanan tersebut, kemudian menampilkan wajah lucu di depan mereka yang kini tertawa terbahak-bahak mendengar lawakan ku.

Setelah kami selesai menyantap bekal, kami memutuskan untuk bermain satu ronde lagi sampai tubuh kami basah oleh keringat. Tak terasa langit yang berwarna biru mulai berganti warna menjadi jingga kemerahan, membuat kami sadar kalau waktu sudah sore dan kami harus pulang sebelum waktu makan malam.

Saat berpamitan dengan mereka, aku sekilas melihat Karamatsu nii-san dengan hodie biru nya melintasi jembatan taman. Dengan bersemangat, aku berlari dan berteriak ke arahnya yang terlihat sedang melamun. Karamatsu nii-san sama sekali tidak bereaksi sampai aku menabrakkan tubuh ku ke arahnya, menyebabkan dia terjatuh ke tanah. Aku tidak bisa melihat ekspresinya yang tertutup oleh rambutnya, mencoba meliriknya karena penasaran. Tapi sebelum aku bisa melihat nya, Karamatsu nii-san langsung sadar dengan kehadiran ku, menatap wajahku dengan senyuman yang tampak sedih.

"Hei, jyushimatsu... Apa kau sudah selesai latihan bersama teman-teman mu?"

"Hum! Eita dan yang lainnya barusan selesai. Aku tidak sabar menunggu besok! Hustle muscles!"

Aku menarik tangan Karamatsu nii-san yang masih terduduk. Karamatsu nii-san terlihat pasrah dan berhasil bangkit dari duduknya, kemudian dia kembali menampilkan sikap 'menyakitkan' nya. Tapi Aku tidak mengerti, kenapa sikapnya itu disebut 'menyakitkan'? Padahal Karamatsu nii-san hanya berusaha untuk menghibur orang lain, Sama seperti ku.

Tapi kenapa kami diperlakukan berbeda? Kenapa aku mendapatkan pujian dan ucapan terima kasih, sedangkan Karamatsu nii-san mendapatkan ejekan?

"Huh, baguslah kalau begitu jyushimatsu. Karena kuyakin mommy pasti cemas kalau kamu pulang terlambat dalam keadaan kelaparan" Senyuman Karamatsu nii-san sekarang terlihat lebih ceria dari yang sebelumnya.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang