Chapter 5

116 9 18
                                    


Dengan Hoodie hitam-biru nya, Karamatsu berjalan menuju gang permukiman kumuh kemarin. Untuk menyempurnakan penyamaran nya, dia juga menggunakan pitta mask dan memasang tudung di kepala nya, berharap tidak ada orang yang mengenalnya menghampirinya saat ini. Walaupun dia sendiri tahu tanpa penyamaran pun tidak akan ada yang mau menghampirinya.

Tampilan Karamatsu saat ini tidak terlihat menyakitkan seperti biasanya, tapi malah terlihat lebih mirip Ichimatsu dalam mode gelapnya (walaupun Ichimatsu sendiri sudah terlihat gelap dan suram tanpa harus menggunakan mode gelap). Sebenarnya Karamatsu cukup berpengalaman dalam urusan menyamar, karena dia beberapa kali harus keluar diam-diam untuk kerja part time di toko musik walaupun cuma beberapa kali sampai dia memutuskan untuk berhenti. Alasannya berhenti tentu saja karena saudara nya, dia tidak mau terlihat lebih mencolok dibandingkan mereka dalam hal seperti karir atau semacamnya. Dia tahu diri tentang posisi nya sebagai yang terendah di rumah.

Penyamaran lainnya pernah dia lakukan sewaktu SMA untuk membersihkan 'sampah' yang terus mengganggu adiknya, sampai dia akhirnya tertangkap basah oleh salah satu adiknya yang berakibat rusaknya hubungan antara dirinya dengan adik tersayang nya itu. Sampai sekarang dia masih bingung kenapa adiknya bisa sampai sebenci itu padanya, padahal dia hanya ingin membantu. Beberapa kali dia berpikir mungkin saja tanpa sadar Karamatsu telah merusak harga diri adiknya, karena dia tahu adiknya lah yang memiliki kekuatan super sedangkan posisi nya saat itu hanya orang biasa yang terlihat lemah.

Walaupun begitu, dia tidak tinggal diam jika adiknya atau saudara-saudara nya yang lain terancam sampai sekarang.

Karena itu, dia sekarang sedang berusaha membersihkan akar masalah yang bisa saja mengancam kehidupan damai saudaranya.

Sebelum dia melihat tempat yang sempat menjadi saksi bisu pembantaian yang dilakukan nya kemarin terlihat seperti tidak pernah tersentuh, sama seperti biasanya. Jalanan terlihat sepi dengan beberapa orang terlihat melintas tanpa tahu hal mengerikan apa yang telah terjadi di jalanan itu. Semua potongan tubuh, organ, darah, dan berbagai bukti lain akibat perbuatannya telah menghilang.

Apa yang sebenarnya terjadi?!

Apa dia salah jalan? Tidak, dia ingat dengan pasti semua kejadian pada hari itu. Bahkan aroma darah yang dia cium kemarin masih membekas di ingatan nya.

Tapi bagaimana tempat ini bisa terlihat bersih?

Dia mencoba melihat ke sekelilingnya, mencari tahu sebanyak mungkin informasi yang dapat diketahuinya saat ini. Tidak mungkin dia pulang begitu saja tanpa petunjuk apa yang telah terjadi, apalagi setelah mengetahui kemungkinan adanya seseorang atau pihak lain yang telah membersihkan barang bukti perbuatannya. Karamatsu yakin jika pihak misterius tersebut memiliki maksud tertentu dan sekarang mungkin saja dia sedang memperhatikan gerak-gerik nya.

Menghela nafas panjang, dia segera beranjak pergi dari tempat itu menuju tempat ramai terdekat untuk memastikan orang tersebut tidak bisa mengikuti nya. Itupun kalau dia sadar jika Karamatsu orang yang dicarinya sedang menyamar saat ini.

Setelah berjalan beberapa saat, Karamatsu berhenti di suatu taman. Mencari tempat duduk di dekat pancuran air, dia menyandarkan tubuhnya pada bangku dan beristirahat sejenak. Melihat pemandangan taman yang indah membuatnya sedikit melupakan masalah nya. Dia berharap tidak ada yang sedang memperhatikan nya sekarang, karena dia tahu perhatian yang akan didapatkannya saat ini bukan sesuatu yang akan membuatnya merasa lebih baik.

Dia tahu jika hujan badai kemarin bisa menghapuskan jejak kakinya dan darah yang menggenang, tapi anggota tubuh dan organ-organ lainnya tidak akan semudah itu terhapuskan oleh badai. Tapi siapa orang yang mau repot-repot membersihkan nya? Kalau memang komplotan orang-orang yang menyerangnya kemarin, seharusnya mereka lebih dulu memburunya daripada repot-repot membersihkan jenazah yang sudah tidak dapat dikenali lagi, itupun jika mereka bisa mengenali itu sebagai rekan kerja mereka. Toh, polisi juga butuh waktu lama untuk tahu identitas para mayat yang sudah jadi daging cincang campuran itu.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang