Chapter 43 : Prepare to get Bazooka

7 1 0
                                    


Di sebuah restoran tradisional di pojok Kota Akatsuka

"Yosh, sudah," ucap sang pemuda setelah meletakkan sebuah lampu lampion hias bergaya khas tradisional Jepang di pojok ruangan.

"Hei, Ao. Kau sudah selesai dengan urusanmu?"

"Sebentar lagi, senior!"

"Ayo cepatlah. Kita sebentar lagi mau pulang!"

"Iya!"

Setelah mengatakan itu, Otonashi Ao alias Karamatsu yang sedang menyamar, menempelkan tangannya tepat di permukaan pintu geser sebuah aula yang menghadap tepat ke arah taman. Di sana ia menempelkan tiga buah peledak mini buatan professor Dekapan yang bisa dikontrol dengan menggunakan remot. Tentunya peledak tersebut tidak berbahaya dan hanya akan menghasilkan suara tembakan serta lubang kecil seukuran peluru di pintu tersebut. Hal ini merupakan bagian dari persiapan rencananya untuk besok.

Dia bertekad hanya akan membunuh Raiju Yonban dalam misi ini.

Jadi, sebisa mungkin sang pemuda tidak ingin ada korban sia-sia yang berjatuhan.

Selesai dengan semua persiapannya, dia bergegas menyusul sang senior yang sejak tadi selesai dengan tugasnya dan menunggu pemuda tersebut di depan pintu masuk aula. Sepertinya senior tersebut tidak ingin dimarahi hanya karena kelalaiannya yang tidak becus dalam mengawasi juniornya. Karamatsu yang cuma bisa menebak, memilih untuk tidak banyak berkomentar.

Tak lama setelahnya, para pekerja restoran itu pun pulang.

Karamatsu sendiri memilih untuk menginap di reruntuhan gedung yang menjadi base camp-nya, agar dia bisa mempersiapkan diri untuk misi besok tanpa harus khawatir akan kehadiran saudaranya. Ia juga ingat kalau dirinya masih menyimpan motor di tempat itu. Motor tersebut kemungkinan besar akan berguna saat ia kabur setelah membunuh Raiju.

Menaiki bis menuju base camp, pemuda itu kini mencari buku catatannya untuk mengingat kembali apa yang harus dilakukan. Sepanjang perjalanan, buku tersebut tak dapat ditemukannya di mana pun. Tidak di bajunya, maupun di tas berisi berbagai perlengkapan yang dibutuhkannya.

"Sial, pasti tertinggal di rumah!" rutuk sang pemuda dalam hati.

Tidak mau memperbesar masalah, dirinya memutuskan untuk menulis kembali rencananya untuk besok di handphone dari pada repot-repot pulang ke rumah hanya demi sebuah buku kecil. Walaupun catatannya selama ini berada di buku itu, tapi kalau hanya sekedar rencananya untuk besok, Karamatsu masih bisa mengingatnya dengan jelas. Dengan waktu perjalanan yang masih tersisa, pemuda itu mengetik rinci ringkasan misinya dalam note handphone.

Ditemani heningnya suasana malam, Karamatsu melalui waktu dengan kedua mata yang terpaku pada layar.

Kemudian, tak lama setelah catatan tersebut selesai, kedua kelopak pemuda itu mulai terasa berat. Tanpa sadar, ia pun telah terlelap dalam tidur dengan handphone yang masih bersandar di dadanya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karamatsu terduduk di sebuah ruangan kosong berwarna putih. Di sekelilingnya tak terlihat adanya orang lain maupun objek apapun, kecuali seorang bocah dengan tampilan yang mirip seperti dirinya sedang berdiri di depan sang pemuda. Sebelum pemuda itu bereaksi, sang bocah segera membuka pembicaraan.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang