Chapter 30 : cat and mouse

43 3 0
                                    


Setelah sesi penyiksaan di gudang terbengkalai.

Selesai merasakan euforia usai menyiksa Kanpe, kali ini Karamatsu harus membersihkan mayat yang masih tergantung di langit-langit gudang tersebut. Sebelum itu, pertama-tama dia memastikan kondisi Pria itu apakah dia sudah benar-benar mati atau belum. Saat menyentuh leher dan pergelangan tangannya, Matsu biru itu tidak mendapati adanya denyut nadi selemah apapun.

Selanjutnya, dia mengambil kursi dan berusaha menurunkan mayat yang tergantung lemas di udara tersebut, yang tertahan oleh borgol berantai yang membelenggu kedua tangannya. Begitu kedua borgol yang menahan tubuhnya terlepas, Pria yang sudah meregang nyawa tersebut langsung terjatuh dengan keras dan tergeletak begitu saja di lantai bagaikan seonggok daging sembelihan.

Jika diperhatikan dengan seksama, kondisi mayat Kanpe saat ini terlihat cukup menyedihkan. Beberapa lebam, lecet, sayatan, bahkan luka yang berukuran cukup besar dan menganga lebar menghiasi tubuhnya.

Sepertinya saat berusaha membebaskan diri, kedua pergelangan tangan dan kakinya yang terus-menerus mendapatkan bergesekan dan tertahan dengan borgol besi tersebut sehingga membuatnya berubah menjadi nampak lebam dengan warna keunguan serta bekas lecet penuh darah. Selain itu, kondisi paha nya yang telah dikuliti hidup-hidup sampai saat ini masih mengalirkan darah segar bersamaan dengan luka besar yang menganga lebar di perutnya. Organ-organ yang berada di dalam tubuhnya seperti paru-paru dan organ pencernaan juga sudah berada dalam keadaan hancur tak berbentuk, ikut menambah catatan akan kesadisan dari sang pemuda yang telah mengeksekusinya.

Dari raut wajahnya juga terpancar jelas kengerian yang telah dilaluinya. Hal itu dapat dilihat dari kondisi wajah Kanpe yang pucat pasi dan matanya yang melotot lebar dengan jejak-jejak aliran air mata di kedua sisinya, serta mulutnya yang menganga lebar dan terus mengalirkan darah dari sudut-sudutnya.

Melihat itu, Karamatsu hanya bereaksi tenang walaupun raut wajahnya sedikit menunjukkan ekspresi jijik.

Setelah memindahkan mayat Kanpe, dirinya mulai membersihkan lantai yang permukaannya tampak agak rusak dari sisa-sisa darah dan potongan organ tubuh yang tercecer dengan menggunakan sikat, kantung sampah, alat pel, air, dan larutan pemutih pakaian. Hal tersebut untuk menghindari pihak-pihak tertentu untuk mencari tahu jejak-jejak kejahatannya (walaupun Tougou pernah mengatakan kalau dia akan membantunya, namun Karamatsu masih merasakan kecurigaan besar terhadap pria itu).

Pertama dia harus mengumpulkan sisa-sisa ceceran organ pada satu titik untuk kemudian di simpan di dalam kantung sampah, selanjutnya dia mulai menyiram lantai dengan air dan menyikatnya untuk menghilangkan kerak-kerak darah dan kotoran yang menempel. Setelah noda-noda di lantai menghilang, Matsu biru kembali menyiram lantai untuk selanjutnya dipel sampai bersih menggunakan air. Dia baru mengepel ulang dengan menggunakan larutan pemutih pakaian setelah lantai yang sudah dipel dengan air sudah tampak mengering.

Proses bersih-bersih tersebut memakan waktu sekitar satu jam lebih, cukup untuk membuat Karamatsu merasa kelelahan.

Sejenak dia beristirahat sembari melihat sinar rembulan yang mulai menghilang, tergantikan oleh cahaya mentari dari ufuk timur. Peluh keringat telah membasahi tubuhnya dan berkas-berkas uap putih tipis mulai muncul dari sudut-sudut mulutnya, menandakan jika udara di pagi buta itu cukup dingin. Ditangkupkannya kedua tangannya di depan wajah seperti gaya berdoa di kuil, untuk selanjutnya dia tiupkan udara hangat di dalamnya, demi menjaga kedua tangannya agar tetap hangat.

Usai mengistirahatkan tubuhnya sejenak, Matsu biru itu kembali melanjutkan pekerjaannya dengan memotong-motong tubuh yang sudah terbujur kaku tersebut sesudah memisahkannya dengan barang-barang dan aksesoris yang menempel di sekujur tubuhnya dan memindahkannya ke suatu tempat yang sepertinya merupakan sebuah tungku pembakaran sampah. Potongan-potongan tubuh tersebut dia masukkan satu persatu ke dalam tungku setelah menyalakan api di dalamnya. Selanjutnya, dia tinggal menunggu sampai sisa-sisa mayat yang ada habis terbakar oleh api.

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang