Chapter 28 : A cat has nine lives

42 4 0
                                    


Sejam sebelumnya di suatu kafe di wilayah kota Akatsuka.

Tut Tut Tut

Atsushi menatap telepon genggam di tangannya dengan erat. Bayangan akan situasi yang terjadi saat ini sama sekali tidak ada di benaknya. Pikirannya saat itu untuk meminta Karamatsu menyelidiki Kanpe Kinohito adalah hanya untuk mencari tahu skenario aneh yang bakal dilakukan oleh keduanya. Karamatsu yang sifatnya masih abu-abu di matanya, serta Kanpe yang posisinya sebagai salah satu bidak dari rencana suatu organisasi misterius yang ternyata adalah 'Eva'.

Eva. Sebuah organisasi misterius yang melibatkan banyak pihak termasuk politikus, artis, akademisi, praktisi dan lain sebagainya demi tujuan yang masih belum bisa dipastikan jelas. Dari informasi simpang siur yang Atsushi ketahui dari organisasi ini, tujuan Eva adalah untuk menemukan 'absolute being' yang akan menjadi kunci utama untuk menciptakan dunia utopia sesuai dengan keinginan mereka.

Konyol? Mungkin. Tapi tidak ada yang bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh orang-orang konyol ini jika dibiarkan begitu saja.

Contohnya seperti sekarang. Mana mungkin saat ini ada orang selain bidak Eva, yang bakal berpikir untuk menciptakan aksi terorisme menggunakan kucing sebagai kurir bom dengan metode yang tidak manusiawi. Atsushi saja cuma bisa menduga kalau tindakan Kanpe Kinohito yang menyamar sebagai Katakuri Sanban merupakan aksi untuk mendistribusikan narkoba agar tidak dilacak oleh siapapun atau sekedar aksi penyiksaan kucing belaka.

Dan ternyata analisisnya tersebut dengan gilanya dipatahkan secara brutal melalui kabar yang baru diterimanya dari Matsu biru.

Tak mau membuang waktu, dia segera berlari menuju ke tempat parkir mobil dan mengendarainya dengan kecepatan maksimal yang bisa dilakukannya, menuju ke markas nonsense untuk memberikan perintah dan arahan kepada para bawahan rahasianya dari pihak kepolisian. Bahkan karena terlalu terburu-buru, Atsushi tidak sempat untuk sedikitpun kembali ke dalam kafe dan meninggalkan pesan kepada Sachi yang terus menunggu di sana. Mungkin dia akan menyesal dan meminta maaf setelah ini.

Sesampainya di kantor nonsense, pemuda itu segera berlari ke ruangannya di lantai dasar dan bergegas menuju ke meja kerja. Selama menunggu elevator yang bergerak, dia mengambil HP dan menelepon seseorang di baliknya.

"Hei"

__Ah, Atsushi-san. Ada misi kah, hari ini?__

"Ya, kode merah. Jangan lupa panggil anggota tim mu yang lain dalam jumlah besar, karena kalian bakal melakukan pencarian besar-besaran"

__Kode merah?! Baik, akan segera saya laksanakan!__

"Oke. Kalian segera bergegas menuju ke berbagai lokasi yang akan kubagikan setelah ini, untuk mencari sekumpulan kucing dengan bom waktu di perutnya. Sayangnya aku tidak tahu tipe bahan peledak apa yang digunakan saat ini, jadi kalian pastikan untuk tetap siaga apapun yang terjadi. Setelah ini, aku akan mematikan panggilan ini.

Kita akan fokus berkomunikasi dengan menggunakan walkie talkies"

__Baik!__

Tut Tut Tut

Gila, Bagaimana bisa ada teroris yang menyimpan bom pada kucing?! Yang jelas aku harus bergegas! Batin pria yang kini hanya menatap telepon genggam di tangannya.

Sekarang dia segera bergegas dan menghubungi semua anggota dari tim Atsushi dengan menggunakan walkie talkies.

__Kode merah. Kepada semua anggota tim, diharapkan berkumpul di dekat lapangan parkir. Kita akan segera berangkat menuju ke berbagai distrik untuk mencegah aksi terorisme. Tim Gegana akan berpartisipasi penuh untuk mencegah bom nya meledak__

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang