Chapter 35 : Fielder to safer

34 2 2
                                    


Pagi hari di kediaman keluarga Akatsuka

"Ugh, tubuhku sepertinya agak pegal hari ini" Ucap Karamatsu lirih sambil menggerak-gerakkan bahunya.

Setelah kejadian semalam, tubuhnya menjadi kaku dan pegal-pegal setelah harus berhadapan dengan segerombolan orang yang kemungkinan besar adalah Yakuza. Apalagi kemarin dia sempat berlatih tanding dengan Tougou yang menyebabkan bagian atas lengan kirinya terluka. Untungnya hal itu tidak membuatnya kesulitan saat berhadapan dengan kedelapan Yakuza kemarin, hanya sedikit membatasi pergerakannya saja. Sepertinya dia masih perlu menyadari kalau latihannya selama ini tidak otomatis membuat tubuhnya kuat menghadapi pertarungan bertubi-tubi seharian. Apalagi biasanya dia adalah tipe yang lebih sering mengalahkan musuhnya dalam waktu singkat.

Menyadari luka di lengan kirinya, Dia langsung melihat ke arah luka itu berada. Terlihat jelas adanya noda darah pada lengan baju piyama nya yang kemungkinan besar berasal dari rembesan lukanya tersebut. Tidak mau membuat saudaranya curiga, Karamatsu bergegas pergi ke kamar mandi sambil membawa baju ganti. Untungnya mereka masih tampak tertidur pulas dan tidak akan terbangun untuk waktu lama.

Di dalam kamar mandi, Matsu biru itu segera melepas piyama yang dipakainya dengan kasar dan secara otomatis membuat luka serempetan peluru di lengannya menjadi sedikit terbuka. Hal itu langsung membuatnya meringis kesakitan.

"Sial, kenapa aku membuatnya jadi tambah terbuka?" Rutuk nya kesal.

Setelah piyama yang dipakainya terlepas sepenuhnya, dia melihat perban yang dipasang padanya sudah banyak mengeluarkan darah. Karamatsu menyadari hal itu disebabkan karena dirinya lupa untuk mengganti perban yang dipakainya seharian. Tidak mau mengulangi kesalahan yang sama, dirinya memutuskan untuk segera melepas perban yang sudah bersimbah darah itu dengan perban baru yang bersih di kotak obat.

Setelah membersihkan lukanya, dia segera memasang perban baru dan memakai baju ganti. Tentunya hal ini tidak akan mudah dilakukan oleh orang biasa dalam waktu singkat, tapi dia bisa melakukan hal ini dengan cepat karena pengalamannya yang sering terluka dan harus mengobati lukanya sendirian. Walaupun dia punya lima orang saudara pun, tetap saja pada akhirnya dia akan diacuhkan dan berakhir mengobati lukanya sendirian, bahkan jika salah satu diantara mereka yang menyebabkan luka itu muncul.

Tidak mau terlarut dalam pikirannya, dia kembali menyibukkan diri dan hanya bisa tertawa miris.

Kini dia sudah selesai mengobati lukanya dan mengganti baju. Selanjutnya, dirinya pun melakukan hal lainnya seperti membersihkan wajah dan menyikat gigi. Tak lupa baju piyamanya yang bernoda darah, dibawanya ke tempat cuci baju untuk dibersihkan setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi. Selesai dengan semua urusannya, Karamatsu memutuskan untuk turun dan membuat coklat hangat dan sepotong roti untuk mengganjal perut, karena setelah ini dia akan membantu ibu membuatkan sarapan untuk keluarganya.

Saat akan menuangkan susu ke panci, tiba-tiba saja dari atas terdengar suara gaduh yang semakin lama semakin mendekat. Kemudian dari balik pintu di ruang makan yang dibuka paksa, muncul sosok adiknya yang paling aktif.

"Ohayou (pagi), go (lima), roku (enam), home run!"

"Ah, pagi Jyushimatsu.... Apa tidur mu nyenyak hari ini? Tumben sekali kau bangun pagi" Ucap Karamatsu yang baru tenang dari keterkejutannya.

"Hai (ya)!"

"Ah.. baguslah. Huh, brother... Apa kau ingin menikmati secangkir kehangatan manis di pagi hari ini?" Matsu biru segera kembali dengan sikapnya yang lebay sambil memegang sekotak susu di tangan.

"Coklat panas? Mau!"

"Tenanglah brother.... Selama kau setia menanti, kehangatan dari cintaku ini akan segera tersampaikan padamu"

Osomatsu fanfiction : Karamatsu dan rahasia nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang