Hellen masangin penutup pulpen terus nyimpan pulpennya di dalam tempat pensil. Dia baru aja selesai nulis materi fisika yang merupakan tugas mapel fisika lintas minat hari ini.
Untung tugasnya nulis materi doang. Hehe -Hellen
Tapi Hellen gak lagi di rumahnya. Dia di rumah Kenneth. Abis beberes bukunya dia natap Kenneth di depannya yang lagi sibuk nulis. Hellen manjangin lehernya dikit buat liat ke arah ponsel Kenneth, dimana ada sumber materi yang lagi ditulis Kenneth.
"Bhuahaha masih banyak." Ledek Hellen saat melihat materi yang harus ditulis Kenneth masih banyak.
"Diem lo wewe gombel." Ujar Kenneth tanpa ngalihin fokus dari buku catatanya.
Hellen cuman abisin ketawanya. Tapi abis itu dia bangkit dari tempatnya duduk sambil jalan pelan ngitarin ruangan tempat dia dan Kenneth belajar.
"Ngapain lo?" Tanya Kenneth saat Hellen jalan dekat dinding sambil memperhatikan beberapa pigura foto yang tergantung.
"Sttt... jangan kepo, kerja aja tuh." Jawab Hellen santai.
Tumben-tumbennya nih. Tapi walau Hellen ngejawabnya santai, tetap aja tuh nadanya ngeselin. Dan daripada ga selesai, Kenneth milih buat ngelanjut nulis materi daripada ganggu si Hellen.
Hellen sibuk perhatiin lukisan dan foto yang digantung di dinding warna putih gading itu. Dia liatin salah satu foto di pigura gede. Dalam fotonya rame. Ada banyak orang itu rupanya foto keluarga besar.
Hellen perhatiin lagi tuh foto. Tapi kok aneh. Mau tau anehnya dimana? Anehnya itu cuman muka Kenneth doang yang agak keasia-asia-an. Sisanya bule semua.
Gua curiga nih bocah pungutan. - Hellen
Tapi bukan hanya Kenneth deh setelah diperhatikan. Hellen lama sekali liatin foto itu. Yang berwajah sedikit asia bukan hanya Kenneth tapi ada juga seorang wanita yang kisaran umurnya keliatan kalo udah 40an.
Hellen yakin sih itu mamanya Kenneth. Cantik bener. Saking cantiknya Hellen merhatiinya tuh lama banget.
Cuman tiba-tiba aja.
"WOE." Suara perempuan itu muncul bertepatan dengan satu bola goni yang mengenai kepala Hellen.
"Aduh." Hellen refleks usapin kepalanya sambil noleh ke arah belakangnya Kenneth.
Kenneth sendiri ikutan noleh ke belakangnya. Sambil ngernyit dan dengan tangan yang megang pulpen.
"Gila lo?" Tanya Kenneth ke cewek yang barusan ngelempar Hellen.
Sedangkan tuh cewek lagi panik natapin Hellen. "Sorry, sorry, ampun. Gua kira si Bella tadi seriusan."
Hellen sendiri ngangguk bingung sambil ngusap-ngusap kepalanya. Tapi tuh cewek yang ngelemparin dia tadi tiba-tiba cengo mukanya liatin Hellen.
Gak Kenneth, gak nih bocah, semuanya pas ketemu gua kenapa kepala gua korban melulu? Mentang-mentang kosong. - Hellen
"Bentar. Lo..." ujar si cewek menggantung.
Tiba-tiba aja mukanya berubah antusias. "Lo Hellen Miller?" Tanyanya antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRAGO [ON GOING]
Teen FictionIni kisah tentang Hellen, manusia yang pelik buat dipahami. Aneh, random, cukup gila, galak, suka ngomong kasar, suka ngegas dan selalu mikir bahwa semua orang bakalan bisa memaklumi dia. Selalu semena-mena, sampai suatu ketika tertampar kenyataan...