warning: part ini mengandung kata-kata kasar yang melanggar norma kesopanan, dan juga bagian bahaya yang lo taulah, tapi ga sampe sepenuhnya 18 + enggak. Tapi gua percaya lo semua punya akal yang sehat walafiat dan sentosa dan ga bakalan niruin adegan-adegan bahayanya. Sekian, harap bijak, dan selamat membaca."Kamu bukan pacarnya. Gausah bohong neng, bibi udah tau siapa pacarnya Briam. Buktinya tuh sono di dalem nak Briam lagi belajar sama pacarnya. Makanya dia gabisa diganggu."
Deg
Deg
Kamu bukan pacarnya.
Buktinya tuh sono di dalem Briam lagi belajar sama pacarnya.
Gausah bohong neng.
Hold the fuck up. - Hellen
What the fuck is going on?! - Hellen
Jantung Hellen berpacu lebih cepat daripada biasanya. Gadis itu menatap Bibi pembantu di depannya, coba buat nyari kalo aja ada tanda-tanda bohong tapi ga ada sama sekali.
But let me tell u something about Hellen that i never told u before. Persis kayak that one moment in the front of Chillin Time cafe, otaknya bakalan bikin ide-ide 'spesial' ketika dia ada di fase emosi tertentu atau di kondisi tertentu.
Hellen berusaha sebisa mungkin menormalkan ekspresinya.
"Hehe maaf saya bohong Bi. Saya pikir kali aja kalo saya ngaku pacar saya diijinin masuk. Saya temennya Bi." Hellen ngukir senyumannya.
Bibi di depan Hellen terlihat sedikit bingung tapi kemudian percaya sama Hellen. "Oh gitu toh, tapi maaf nih neng. Mending neng jangan dulu ganggu deh. Takut nak Briamnya marah."
Hellen terkekeh pelan dan terdengar santun. "Hehe kalo dia marah saya gapapa dimarahin bi. Soalnya ini darurat. Nanti saya bilang marahnya ke saya aja jangan ke bibi."
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRAGO [ON GOING]
Teen FictionIni kisah tentang Hellen, manusia yang pelik buat dipahami. Aneh, random, cukup gila, galak, suka ngomong kasar, suka ngegas dan selalu mikir bahwa semua orang bakalan bisa memaklumi dia. Selalu semena-mena, sampai suatu ketika tertampar kenyataan...