"Oper kesini Ken!" Teriak Hendra kencang tepat dari dekat ring.
Kenneth menuruti kemauan Hendra. Keringat deras menuruni pelipisnya. Bukan, ini bukan sedang dalam pertandingan, tapi ini lagi latihan.
Latihan kali ini memang bukan wajib. Cuman Kenneth sama beberapa temannya doang ngumpul buat main karena emang lagi pengen aja. Karena itu, yang ada di tempat main basket indoor itu bukan anak-anak yang se-club sama Kenneth doang tapi ada juga dari yang lain.
Bola yang dioper Kenneth ke Hendra kemudian ditangkap Hendra. Hendra sendiri lalu nyetak skor dengan bola tersebut yang dilemparin ke ring.
Permainan kemudian terjeda sekitar satu menit. Kenneth berjalan ke arah tengah lapangan basket, untuk kembali ke posisi semula. Tapi tiba-tiba aja pandangannya terhenti di arah pintu masuk saat melihat beberapa orang masuk dari sana.
What a fucking coincidence - kth
Ada sekitar semenit Kenneth diam melihat ke arah orang-orang yang baru muncul tersebut. Tapi tiba-tiba aja
bukh
Bola basket menghantam kepala Kenneth.
"Fuck." Umpat Kenneth sambil berbalik untuk melihat siapa yang ngelempar bola ke kepalanya.
"Sorry sorry, gua kira lo lagi fokus main tadi." Ucap Hendra ke Kenneth.
Kenneth gak ngucapin apa-apa. Sementara dia ngusap kepalanya sendiri. Mukanya kesel banget kena bola basket. Tapi itu emang salahnya sendiri.
Tapi tiba-tiba Kenneth jalan keluar dari arena main. "Ganti." Ucapnya ke teman-temannya yang lagi ngantri buat main.
Hendra mengedikkan bahu bingung dengan kelakuan Kenneth yang aneh. Tapi Hendra lanjut fokus kembali dengan permainan.
Dari tujuh serangkai, hanya Hendra dan Kenneth yang ada disana saat itu. Tapi bukan berarti mereka gak kenal siapa-siapa disana. Disana juga ada Raka, Kiano, Noello, dan masih banyak lagi.
Kembali ke Kenneth. Emang agak aneh si bocah ini. Dia hanya berdiri sebentar di samping lapangan, lalu tiba-tiba berjalan ke arah dekat pintu masuk.
Mata Kenneth tak lepas dari orang yang tadi dilihat dia sewaktu mereka datang.
Dekat pintu masuk tersedia sekardus air mineral. Kenneth ngambil satu botol disana. Dan saat selesai ngambil airnya, Kenneth berpas-pasan dengan tiga orang yang sedari tadi dilihatnya.
Tapi anehnya Kenneth tiba-tiba aja diam dan ngeliatin mereka bertiga.
"Boleh ngomong bentar gak sama lo berdua?" Tanya Kenneth ke dua dari tiga pria di depannya.
"Sama siapa?"
"Lo berdua, Jeremy Dirsanio sama Darren Sandrio."
Ada tiga dari mereka. Yang satunya lagi sedang diabaikan Kenneth.
Jeremy dan manusia di sampingnya tertawa remeh. Sedangkan Darren diam.
"Kenapa? Lo mau nanya kenapa gua sengaja nyelakain temen lo waktu itu? Hahahaha sebenarnya gua awalnya kira itu Yion, yaudah gua tendang tuh, eh ternyata bukan Yion. Tapi gakpapa sih, she deserve it."
Aura wajah Kenneth mendadak berubah drastis. Dari awalnya yang terlihat serius menjadi terlihat dingin. Rahangnya menegas, matanya tertarik berbentuk menjadi lebih datar.
Lelaki di sebelah Jeremy ikut tertawa. "Khawatir lo? Haha bekas gua doang."
Yap, itu memang mantannya si Hellen.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRAGO [ON GOING]
Teen FictionIni kisah tentang Hellen, manusia yang pelik buat dipahami. Aneh, random, cukup gila, galak, suka ngomong kasar, suka ngegas dan selalu mikir bahwa semua orang bakalan bisa memaklumi dia. Selalu semena-mena, sampai suatu ketika tertampar kenyataan...