53 - ga boleh julid

41 1 14
                                    

Empat hari berlalu setelah kabar paling mengejutkan satu muka bumi terpublikasikan oleh pelakunya sendiri. Iya, sudah empat hari berlalu dan belum ada perubahan kadar kesedihan apapun dalam diri Hellen.

Jangan tanya seperti apa keadaan Hellen di sekolah. Berubah 180° berbeda dari biasanya. Hellen sekilas terlihat seperti waktu Jenna dan Jea baru saja meninggalkannya ditambah mantannya baru saja menyelingkuhinya. Tapi kali ini lebih parah dari itu.

Hellen melamun setiap saat jika tidak diajak berinteraksi dalam kelas. Dia banyak berubah. Sifat berisiknya tergantikan dengan senyap dalam sekejap.

Bukan hanya Hellen yang aneh. Penyebab Hellen aneh - Kenneth, juga ikutan aneh. Asli. Tepat seperti dugaan semua teman-temannya.

Jadilah hari-hari yang berlalu suasananya lumayan suram. And its kinda hard for the rest of them to survive that. Karena emang aneh aja. Butuh waktu untuk adaptasi bagi perubahan se-drastis dan se-tidak-menyenangkan ini.

Buktinya pas jam istirahat tadi, Hellen sama sekali gak keluar kelas. Dia diam mulu di kelas. Entah atas dorongan apa dia malah menulis jawaban-jawaban soal dari mata pelajaran ekonomi barusan.

Di sisi lainnya, di kantin, atmosfir aneh menyelimuti meja yang dikelilingi Nicko, Joshua, Peter, Aktra, Hendra, Yion, dan Kenneth.

"Eh ntar sore lo ikut ga?" Tanya Peter sambil nyenggol sikutnya Nicko pelan.

"Latihan? Ikut lah." Jawab Nicko sambil mengunyah bakwan goreng yang dia comot dari atas piring di meja.

"Yang lain gimana?" Tanya Hendra.

Mereka mulai melirik-lirik satu sama lain, dan rupanya di antara semuanya tak ada yang jawabannya berbeda. Hanya saja.

"Gua belum ikut ya." Tiba-tiba saja suara Kenneth terdengar, menimbulkan keheningan sesaat di antara mereka.

Nicko dan Peter saling tatap sesaat dengan tatapan "udah ketebak sih". Tapi Nicko lalu menoleh kembali ke arah Kenneth. "Tumben." Ucap Nicko.

"Ada janji."

"Angel?" Tebak Nicko langsung pada point-nya. Nicko menebak sambil mencoba menikmati makanan, sama sekali tanpa melihat ke arah Kenneth.

Kenneth melihat ke arah Nicko. Mendadak suasana berubah jadi tambah canggung dan sedikit tegang serta sangat teramat tidak nyaman. Yang lain yang tersisa di meja itu hanya saling melempar tatapan was-was satu sama lain.

"Iya." Jawab Kenneth jujur.

"Oh." Balas Nicko seadanya.

Peter yang menyaksikan itu dari ujung meja mencodongkan badan ke arah Yion, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Yion. "Lo pengen pergi dari sini ga sih?" Tanya Peter pelan.

Yion mengangguk. "Semua jadi aneh."

Tiba-tiba Josh yang di samping Yion ikut nimbrung. "Lo berdua mengharap apa coba?" Tanyanya dalam bentuk bisikkan.

Tapi seusai itu mereka malah hening sesaat.

Hanya saja, di sela keheningan, tiba-tiba saja Hera muncul bersama Hellen. Untuk pertama kalinya semenjak hari sial itu Hellen mau keluar dari kelas lagi.

Hellen dan Hera ternyata menuju kepada Olive yang duduk di meja lain yang bersebelahan dengan meja Kenneth dan kawan-kawan. Hellen rupanya hanya mengikuti Hera untuk mengambil sesuatu dari Olive.

Ternyata yang mau diambil itu adalah kabel charger-nya Hellen yang Olive pinjam tadi pagi. Seusai mengambil itu Hera lanjut pergi ke entah berantah, sementara Hellen sendiri hendak balik ke kelas.

VIRAGO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang