• RS. ROYAL PREMIER JAKARTA
Pukul 03.00 WIB
Dua pasang mata masih terjaga di depan ruang bertuliskan ICU itu, tidak ada kalimat yang terucap diantara keduanya hanya saja doa-doa yang bisa mereka ucapkan dalam hati.Roy melirik ke samping kirinya, dia melihat seorang yang sangat kaku, tegas, dan dingin sedang terduduk lemas. Pandangannya hanya menatap bawah saja, kakinya masih gemetar.
Sesaat kemudian Roy bangkit menghampiri kaca bening pembatas antara ruang ICU dan dirinya itu.
'Kakak ipar, gue yakin kakak bisa bertahan, kakak pasti kuat. Gue mohon bertahan ya kak, gue nggak bisa lihat Al terus-terusan kayak gini. Bahkan bisa dibilang, ini pertama kalinya gue lihat Al sehancur itu. Sebenci-bencinya gue sama Al, gue tetep nggak tega kalau lihat Al kayak gini.'
'Gue mohon bertahan ya kak, cuma kakak yang bisa buat Al kayak manusia normal pada umumnya, sekali lagi gue mohon bangun ya kak.' batin Roy diiringi dengan air matanya yang tidak terasa sudah mengalir deras.
Ia menengok ke arah belakang dimana ada seseorang yang masih belum merubah posisinya dari tempat duduk itu.
Tidak mau ketahuan bahwa dirinya menangis, akhirnya Roy memutuskan untuk pergi ke kamar mandi sambil membawa handphone nya yang sedari tadi Ia charge di charge corner yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit.
'Huh.. Jangan sampe Al tau kalo gue nangis, bisa hilang predikat playboy gue nanti' ucapnya sambil membasuh wajahnya.
'Oiya ini hp daritadi mati, gue nyalain ah siapa tau mama mau tahu update-an terbaru tentang kondisi kakak ipar.'Saat handphone nya sudah menyala tiba-tiba terdengar ringtone alarm dari handphone nya dan bertuliskan "Aldebaran's Birthday!"
Sesaat ia melihat ke handphone nya dan teringat bahwa dia memang sudah menyetel alarm ulang tahun untuk orang-orang yang ia sayangi.
'Oiya sekarang kan tanggal 27 berarti Al ulang tahun, untung gue pasang alarm jadi inget. Mampus lah kalo gue lupa bisa-bisa nggak dapet warisan dari dia.'
'Gue kabarin mama nggak ya kalo hari ini Al ultah?'
'Kabarin aja deh biar kalo mamah kesini bisa bawain sesuatu buat Al, biar dia bisa sedikit lebih tenang.'On Telp
'Assalamualaikum, halo mah'
'Waalaikumussalam, halo Roy. Andin gimana? Udah sadar? Al udah makan nasi goreng yang semalem mama buatin buat dia? Terus gimana mereka sekarang?'
'Pertanyaannya satu-satu dong mamaku sayang. Emm, kakak ipar belum siuman mah.''Ya Allah, kasian sekali Aldebaran pasti dia kepikiran terus. Tapi Al baik-baik aja kan Roy?'
'Sekarang Al udah sedikit lebih tenang mah, ya walaupun masih lemes, diajak ngomong juga masih diem aja.'
'Mama nggak sanggup denger kabar Al kayak gitu Roy. Sebentar lagi mama akan kesitu setelah nganterin Lea sekolah.''Loh mama nggak nemenin Lea sekolah?'
'Nanti biar ditemenin sama Mirna aja Roy, mama mau lihat keadaan mereka. Kasian juga kamu dari semalem belum tidur, pasti capek banget kan.'
'Aku nggak apa-apa mah, aku bahkan nggak ngerasa capek sama sekali.''Udah ya Roy, setengah jam lagi mama kesana'
'Ya udah deh mah kalo itu mau mama. Oiya mah, Roy boleh minta tolong nggak?'
'Minta tolong apa Roy? Kamu mau sesuatu? Atau Al butuh sesuatu?''Enggak mah. Jadi gini, hari ini kan tanggal 27, hari ulang tahunnya Al. Kalo boleh aku minta tolong mama bawain pancake strawberry kesukaannya Al. Siapa tau dengan itu dia bisa sedikit ceria mah.'
'Ya Allah Roy, mama sampe lupa kalo hari ini ulang tahunnya Al. Kalo gitu nanti sebelum ke rumah sakit mama mampir ke bakery langganan kita untuk beli pancake strawberry nya, karena mama nggak sempet buat Roy.
'Iya mah nggak papa. Oiya mama kesini sama papa atau sama supir?''Ini mama sama papa Roy, papa bisa temenin mama tapi katanya nggak lama karena nanti bakalan ada meeting. Ini juga mama udah kabarin Pak Surya dan Bu Sarah karena mama tau pasti Al nggak akan tega ngasih tau kabar ini ke mereka.
'Ya idah kalau gitu, mama sama papa hati-hati di jalan ya. Wassalamualaikum mah'
'Waalaikumssalam..'
Off TelpRoy keluar dari kamar mandi menuju ruang tunggu, ia melihat Al masih dengan posisi yang sama seperti tadi.
Roy langsung duduk disamping Al sambil sedikit mengangkat bahu Aldebaran.
'Udah lah Al, gue yakin kalo kakak ipar bakal sadar sebentar lagi, dia bakalan bangun, percaya deh sama gue. Udah tambah tua jangan cemberut terus ntar banyak keriput di muka lo.'
Al menyandarkan punggungnya pada kursi yang sedari tadi ia duduki itu.
'Maksud lo gue tambah tua apa!?' ucap Al agak ngegas.
'Nah kan terbukti lo itu udah tua, pikun. Masa ulang tahunnya sendiri aja sampe lupa.' jelas Roy sambil sedikit meledek.
'Emang sekarang tanggal 27 ya, Roy? Ya ampun gue sampe lupa, tapi makasih ya lo udah inget sama ulang tahun gue.' ucap Al yang langsung memeluk Roy.Roy agak terkejut dengan tingkah abangnya saat itu, namun dia membiarkannya saja. Karena ia berpikir dengan memeluknya, rasa sakit dan kecewa yang sedang Al alami bisa sedikit tersalur ke dirinya.
'Makanya lo jangan berlarut-larut sedihnya, inget diri lo juga.'
'Ya sebenernya gue nggak inget sama ulang tahun lo sih Al. Kalo bukan karena alarm di hp yang udah di setting papa, gue juga nggak inget Al'
Detik itu juga Al langsung melepaskan pelukannya dan wajahnya kembali kaku.
'Dasar kampret lo!' umpat Al.
'HAHAHAHAHAHA..' tawa Roy penuh kemenangan.Tidak lama dari arah timur terlihat seorang paruh baya dengan banyak tentengan makanan dan baju ditangan mereka. Ya, mereka adalah Gunawan Alfahri dan Rossa Alfahri.
Sampainya di ruang tunggu mereka langsung menaruh barang bawaannya di kursi tunggu pasien. Mama Rossa langsung memeluk putra sulung nya itu.
'Gimana kabarnya Andin, Al?' ucapnya sedikit khawatir.
'Masih belum ada perkembangan mah.' ucap Al lemas.
'Oh God, kasihan sekali Andin'Tidak mau melihat istri dan anaknya larut dalam kesedihan, Papa Gunawan menyela obrolan diantara anak dan mama itu.
'Oiya Al, ha be de ya..' ucap Papa Gunawan sambil mengulurkan tangannya ke Aldebaran.
'Ha-be-de? Apa pa?' tanya Al bingung.
'Itu lho happy birthday, papa diajarin Roy.'
'Astagaaa papa, jangan mau diajarin Roy bahasa bahasa nggak jelas gitu. Tapi makasih ya pah.''Selamat ulang tahun ya sayang, ini mama bawain pancake strawberry buat kamu.' ucap Mama Rossa. sambil memberikan bingkisan pancake strawberry itu kepada Al.
'Makasih ya mah, pake repot-repot segala''Eh Roy, mendingan kamu sekarang pulang aja deh. Kelihatan capek banget kamu.' ucap Papa Gunawan kepada Roy.
'Iya, Roy lagian disini udah ada mama sama papa' timpal Mama Rossa.'Ya udah kalau gitu Roy pulang dulu ya. Lo jaga kesehatan ya Al, kalo perlu sesuatu atau butuh bantuan jangan segan-segan hubungi gue.'
'Udah kayak pemadam kebakaran aja kamu Roy yang siap dihubungin kapan aja dan dimana aja.' celetuk Papa Gunawan.'Hahaha papa, ya udah semuanya Roy pamit ya. Assalamualaikum..'
'Waalaikumssalam.' ucap mereka bersamaan..
.
.- tbc -
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersenyawa 2 -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Ketika hidup memiliki ribuan alasan untuk menangis, aku memiliki satu alasan untuk tetap bertahan dan tersenyum, yaitu kamu. Terimakasih, kamu." *** Merupakan kelanjutan dari cerita 'Bersenyawa' yang berakhir cukup memilukan. Namun setelah hujan le...