Seperti biasa rutinitas keluarga Alfahri setiap pagi adalah sarapan bersama. Papa Gunawan, Mama Rossa, Aldebaran, Andin, Lea, dan juga si kecil Azka sudah siap di kursi masing-masing, sementara Roy sedang ada acara kampus sehingga sudah berangkat pagi tadi.
• RUANG MAKAN RUMAH ALDEBARAN
Pukul 07.30 WIB
'Morning oma, morning opa, morning kakak.' ucap Andin mewakilkan Azka.
'Morning adek.' ucap Lea antusias.'Morning sayang, udah ganteng aja nih cucu oma.' jawab Mama Rossa.
'Iya oma, aku udah mandi tadi hehe..''Jelas ganteng dong, kan cucu papa. Kalau anak Aldebaran nggak mungkin begini.' celetuk Papa Gunawan.
'Apaan sih pah? Jelas-jelas Azka ganteng begitu karena aku papanya.' bantah Aldebaran.'Eh, udah udah, bisa nggak sih kalian itu akur sehari aja, masih pagi udah ribut begini.' ucap Mama Rossa.
'Papa yang mulai mah.' sahut Aldebaran.
'Ya emang bener kan.' ucap Papa Gunawan.Lea dan Andin tampak sudah terbiasa dengan situasi itu, mereka hanya tertawa kecil sambil sesekali menggelengkan kepalanya.
'Oiya, tumben ini menu sarapannya banyak banget.' ucap Andin mengalihkan pembicaraan.
'Iya ndin, ini kan weekend jadi mama sengaja suruh Kiki masak banyak hari ini, ya sekali-kali lah.'
'Oh gitu mah.''Kakak makan sereal yang mama beli kemarin ya kak? Enak nggak?' lanjut Andin.
'Enak banget mah, aku suka.' ucap Lea.
'Alhamdulilah kalau kakak suka, nanti mama beliin lagi ya.'
'Asikk..'Seperti biasa ketika sarapan, Azka pun ikut makan. Ia memang sudah terbiasa untuk makan sendiri sejak awal, bahkan seringkali ketika Andin ingin menyuapinya, ia malah menangis.
Lima belas menit berlalu, namun Azka terlihat belum makan sama sekali dan malah hanya memainkan makanannya itu sambil berceloteh.
'Kok nggak mau makan sih nak? Ayo makan yuk, mama suapin ya.' ucap Andin.
'Bababababababab..' celoteh Azka seakan menolak ucapan Andin.'Adek kok nggak mau makan sih, nanti sakit loh.' ucap Lea.
'Tuh dengerin kakak dek, nanti sakit ya kak kalau nggak mau makan.'
'Iya mah.'Berkali-kali Andin mencoba untuk menyuapi Azka, namun nihil. Azka malah menumpahkan semangkuk nasi tim tahu brokoli itu.
BLUKK..
'Loh nak, kok malah ditumpahin sih, nggak suka? Biasanya juga lahap banget kalau mama masakin ini.' ucap Andin.
'Adek, kok ditumpahin sih? Kasian mama loh udah capek-capek masak.' ucap Lea.'Astagfirullah, kamu masih bayi nggak usah diet nak, biar papa kamu aja yang diet, liat aja tuh perutnya udah buncit gitu.' celetuk Papa Gunawan.
'Apaan sih pah, papa kali yang harusnya diet.''Ndin, maaf ya, kalau menurut mama mungkin dia bosen sama menu makanannya. Dulu waktu Al umur 10 bulan begini, dia juga suka tantrum kalau makan, terus mama iseng ganti menunya dan ternyata dia suka banget, malah minta nambah terus.' ucap Mama Rossa hati-hati supaya tidak menyinggung Andin.
'Iya bener juga sih mah, mungkin dia emang bosen ya sama menunya. Tapi aku juga bingung mau buat menu apa, aku takut kalau dipaksa dia malah trauma makan.' ucap Andin.
'Emm, dulu waktu Al tantrum begini, mama suka buatin dia spaghetti dan ternyata dia suka banget, mungkin kamu bisa coba ndin, siapa tau kalau bentuk dan teksturnya beda, dia jadi mau.'
'Oke abis ini aku akan coba buat, makasih ya mah.'
'Sama-sama sayang.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersenyawa 2 -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Ketika hidup memiliki ribuan alasan untuk menangis, aku memiliki satu alasan untuk tetap bertahan dan tersenyum, yaitu kamu. Terimakasih, kamu." *** Merupakan kelanjutan dari cerita 'Bersenyawa' yang berakhir cukup memilukan. Namun setelah hujan le...