Hari ini Azka tepat berumur 2 bulan. Ia sudah bisa mengenal suara-suara di sekitarnya, bahkan ia juga terkadang melotot ketika melihat Aldebaran membuat Andin kesal.
• KAMAR LEA
Pukul 19.45 WIB
'Lagi main apa sih anak papa, seru banget. Papa boleh ikutan nggak?' ucap Al.
'Boleh dong pah, aku sama mama lagi lomba buat adek ketawa.' jawab Lea.
'Oh iya? Seru sekali yaa..''Terus siapa yang menang?' sambung Al.
'Nggak tau pah, daritadi adek ketawa terus padahal aku sama mama cuma tiup-tiup muka adek.'
'Adek murah senyum ya, kayak kakak sama papa.''Maksud kamu aku ga murah senyum gitu mas?!' sahut Andin.
'Ya gimana ya..' ledek Aldebaran sambil menggaruk-garuk alis tebalnya.
'Yang ada kamu kali mas, udah galak, judes, kaku lagi. Kayaknya nggak ada perempuan lain yang tahan jadi isteri kamu deh mas selain aku.'
'Apaan sih.'Lea yang mendengar itu hanya terdiam dan berusaha mencerna setiap perkataan orang tuanya. Sementara Azka hanya melotot ke arah Aldebaran sambil menendang-nendangkan kedua kakinya.
Andin melirik ke arah Azka dan hanya tertawa gemas melihat tingkah anaknya itu.
'Tuh liat mas, anak kamu aja nggak suka kalau mama nya di jailin.' ucap Andin.
'Siapa juga yang jail?' ucap Al.'Ya kan sayang, papa nakal ya nak..' ucap Andin sambil mencium telapak kaki Azka.'
'Nak, kamu jangan suka baper kayak mama nak, repot papa.'Azka seakan mengerti perbincangan mama papanya itu, ia semakin melotot ke arah Aldebaran.
Disela perbincangan mereka, tiba-tiba ada telepon masuk dari Papa Surya ke handphone Andin.
On Telp
'Halo, assalamualaikum pah.' sapa Andin.
'Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Halo ndin, kamu lagi sibuk?' jawab Papa Surya.'Enggak kok pah, kenapa? Tumben telepon malem-malem begini.'
'Enggak kenapa-napa sih, papa cuma kangen sama kamu, Al, Lea, dan Azka.''Oh gitu, ini kebetulan aku lagi sama mereka pah, papa mau ngomong?'
'Boleh boleh ndin, udah kangen sekali papa sama mereka.'
'Sebentar ya pah, aku loudspeaker dulu.'Andin me-loudspeaker handphone nya.
'Halo opa..' ucap Lea.
'Halo sayang, Lea lagi apa?'
'Aku lagi main sama adek opa.'
'Eh Lea tau nggak, opa itu kangen sekali sama Lea.'
'Aku juga kangen banget sama opa dan oma.''Lea main ke rumah opa yuk, kebetulan kan besok hari sabtu. Udah lama juga kan opa nggak main-main bareng sama Lea.'
'Ayo opa, aku tanya mama papa dulu ya opa.'
'Iya sayang.''Mah, Pah, aku boleh nggak main ke rumah opa?'
Andin menoleh ke arah Aldebaran, sementara Aldebaran seketika mengedipkan matanya sambil mengangguk, tanda bahwa ia mengizinkan Lea main ke rumah opanya.
'Boleh dong sayang, besok kita main ke rumah opa ya.' ucap Andin.
'Asikkk, main ke rumah opa.' ucap Lea antusias.
'Alhamdulilah kalau gitu, opa tunggu besok ya sayang.'
'Oke opa, dadah..'
'Dadah sayang.'Handphone itu kembali diambil alih oleh Andin.
'Halo pah.' ucap Andin.
'Eh iya ndin, makasih ya kamu dan Al udah izinin Lea main ke rumah papa besok.'
'Sama-sama pah, aku yang seneng bisa main ke rumah papa.'
'Oiya ndin, besok bawa Azka juga ya, papa juga udah kangen sekali sama dia.'
'Iya pah, besok aku bawa Azka ya.'
'Ya udah kalau gitu sampai ketemu besok ya sayang.'
'Oke pah, see you.'
Off Telp'Nah sekarang Lea bobo yuk, besok mau main ke rumah opa kan?' ucap Andin.
'Oke mah.'~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersenyawa 2 -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Ketika hidup memiliki ribuan alasan untuk menangis, aku memiliki satu alasan untuk tetap bertahan dan tersenyum, yaitu kamu. Terimakasih, kamu." *** Merupakan kelanjutan dari cerita 'Bersenyawa' yang berakhir cukup memilukan. Namun setelah hujan le...