Pagi ini Lea tidak sekolah dikarenakan weekend. Sementara Aldebaran harus tetap berangkat ke kantor karena ada suatu urusan penting yang harus diselesaikan.
• KAMAR AL & ANDIN
Pukul 08.30 WIB
Aldebaran baru selesai mandi lalu disambut dengan kehadiran Lea yang nampaknya sedang bermain dengan adiknya sejak tadi.'Eh ada anak cantiknya papa, lagi ngapain nak?' ucap Aldebaran sambil mendekat ke arah ranjang.
'Ini pah, aku lagi bantuin pakein baju adek.' balas Lea.
'Loh nak, kok daritadi belum pake baju sih?'
'Iya nih mas, daritadi mau dipakein baju nggak mau dia, malah ketawa-ketawa terus sama kakaknya.''Kok kalau adek lagi main sama papa, dia nggak pernah ketawa sih?'
'Takut kali mas sama kamu. Dia tau papanya itu galak, kaku, suka isengin mamanya..'
'Apaan sih ndin.'
'Ya emang bener kan?'
'Suka-suka kamu lah ndin.'
'Utututu sayang, bercanda mass..' ucap Andin sambil memeluk Aldebaran.'Lea jagain adeknya ya nak.' ucap Al sambil memakai jas nya dibantu Andin.
'Oke papa, papa cepet pulang ya.'
'Iya nak, nanti papa langsung pulang ya.'
Lea tersenyum.'Ya udah papa berangkat ya nak, saya berangkat ya ndin, assalamualaikum.'
'Waalaikumsalam.' jawab Andin dan Lea bersamaan.15 menit berlalu, mereka masih asik main bertiga. Hingga tiba-tiba Andin merasa ingin buang air kecil. Ia pun menitipkan Azka ke Lea.
'Lea sayang, mama titip adek sebentar ya, mama mau pipis sebentar.' ucap Andin.
'Oke mah.'
'Jagain adeknya ya sayang..'
Lea mengangguk.Belum genap semenit Andin masuk ke kamar mandi, ia mendengar jeritan Azka begitu kencang. Seketika ia panik dan segera keluar dari kamar mandi.
Betapa terkejutnya Andin melihat putranya itu sudah tergeletak di lantai dengan posisi tengkurap. Sementara Lea masih syok dengan apa yang barusan terjadi.
'Astaghfirullah hal adzim, ya Allah, Azka..' teriak Andin sambil berlari ke arah Azka.
Andin segera mengendong Azka dan berusaha menenangkannya. Ia juga langsung memeriksa seluruh anggota tubuh Azka karena khawatir ada yang terluka, tapi syukurlah semua tampak baik-baik saja, hanya memar kecil di bagian dahi kanan Azka.
'Hust hust hust, sayang nya mama.' ucap Andin terus menenangkan Azka.
Pikiran Andin seketika terpecah, ia takut terjadi sesuatu pada Azka tapi ia juga takut dimarahi Aldebaran karena kelalaiannya.
Benar saja, ketika ia baru mau menelpon suaminya, tiba-tiba ada seorang yang membuka pintu kamarnya tanpa aba-aba. Ya, dia adalah Aldebaran.
'Mas?' ucap Andin gemetar.
'Loh ndin ini Azka kenapa? Ha? Dia kenapa ndin kok sampai nangis kejer begini?!' ucap Al penuh penekanan.
'M-maaf mas..'
'Azka kenapa ndin?! Jawab saya!'Aldebaran memperhatikan setiap anggota tubuh Azka. Ia menyadari bahwa ada memar di dahi Azka.
'Astaghfirullah hal adzim, Azka jatoh ndin?! Gimana ceritanya kok bisa jatoh?!' ucap Al sambil mengambil Azka dari gendongan Andin.
'Kok diem?! Jawab saya! Jawab!!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersenyawa 2 -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Ketika hidup memiliki ribuan alasan untuk menangis, aku memiliki satu alasan untuk tetap bertahan dan tersenyum, yaitu kamu. Terimakasih, kamu." *** Merupakan kelanjutan dari cerita 'Bersenyawa' yang berakhir cukup memilukan. Namun setelah hujan le...