Matahari telah memancarkan sinarnya yang begitu panas. Kini Aldebaran sudah pulang dari kantornya dan kembali ke rumah untuk sekedar menjemput Azka.
Andin berada di dalam kamar sendirian, ia terus memikirkan ucapan Mama Rossa tadi. Ucapan yang membuatnya tersadar bahwa apa yang ia lakukan adalah suatu kebodohan. Pikirannya tidak tenang, ia takut Aldebaran akan marah besar jika mengetahui semua fakta ini.
• KAMAR AL & ANDIN
Pukul 14.00 WIB
Aldebaran yang masuk ke dalam kamarnya tanpa memberi aba-aba, membuat Andin sedikit terkejut akan kehadirannya.'Eh mas, kaget aku.' ucap Andin yang seketika menoleh ke arah pintu.
'Kamu udah pulang? Tumben pulang gasik.' lanjutnya.'Kan tadi pagi saya udah bilang, saya mau ajak Azka jalan-jalan sore ini, kamu lupa?'
'Ya ampun, maaf mas aku lupa.''Azka mana ndin?'
'Lagi main sama Mirna di kamar Lea mas, ada mama juga.'
'Oh.. Kamu nggak ikut nemenin?'
'Em, iya aku lagi pengen di kamar sendiri aja mas.'Aldebaran melepas jas nya kemudian menghampiri Andin yang sedari tadi duduk di tepi ranjang kamarnya.
'Ndin, kamu kenapa sih?' ucap Al sambil duduk di samping Andin.
'Kenapa apanya mas?''Saya perhatiin dari kemarin kamu jadi suka melamun, sering di kamar sendirian, kayak lagi banyak pikiran. Kenapa? Kalau punya masalah itu cerita, jangan di simpen sendiri.' ucap Al.
'Sebaiknya aku cerita nanti aja, waktu Mas Al udah pulang dari jalan-jalan sama Azka. Aku nggak mau mood Mas Al jadi berantakan gara-gara aku.' batin Andin.
'Perasaan kamu aja kali mas, aku nggak apa-apa kok.' ucap Andin sambil tersenyum.
'Ndin, kamu nggak bohong kan sama saya?''Nggak mas. Udah kamu siap-siap gih, ganti baju dulu. Nanti kesorean kasian Azka.' ucap Andin lagi-lagi mengalihkan pembicaraan.
Aldebaran menghela napasnya.
'Aku siapin bajunya ya.' ucap Andin langsung berdiri dan berjalan ke arah lemari.
~~~~~
Kini Aldebaran dan Azka sudah berada di mobil hitam andalan Aldebaran. Bapak dan anak itu sedang menikmati pemandangan luar dari dalam mobil, hingga di suatu jalan Aldebaran melihat sebuah toko kue.
Toko kue yang selama ini selalu menjadi tempatnya untuk membelikan anak perempuannya hadiah setiap hari jumat.
'Biasanya tiap hari jumat gini, gue selalu beli roti cokelat untuk Lea di toko kue itu. Tapi sekarang Lea udah pergi, nggak ada lagi yang gue beliin roti cokelat, nggak ada lagi yang kesenengan tiap gue pulang bawa roti cokelat itu.' batin Al.
Dirinya pun baru sadar jika ia belum pernah mengajak Azka ke makam Lea. Sesaat, terlintas di pikiran Aldebaran untuk mengajak anak laki-lakinya itu ke tempat peristirahatan terakhir sang kakak.
'Oiya semenjak Lea pergi, gue nggak pernah ajak Azka buat ziarah ke makam kakaknya. Apa sekarang gue sekalian ajak Azka ke makam ya?'
'Nak, Azka mau nggak ketemu kakak?' tanya Al.
'Kak.. Kakak..''Iya kakak, Azka mau kan ketemu kakak?'
'Mauuu pa..'
'Ya udah sekarang kita ke rumah baru kakak ya.'• HEAVEN MEMORIAL PARK JAKARTA
Pukul 14.30 WIB
Sesampainya disana, Aldebaran dan Azka segera turun dari mobil dan membeli bunga yang dijual di sekitar area pemakaman itu. Mereka membeli buket bunga yang bernuansa pink, sesuai dengan warna kesukaan Lea.Selesai membeli bunga, Azka yang digendong sang papa bergegas untuk menghampiri rumah baru Azalea.
'Nah, kita udah sampai di rumah baru kakak..' ucap Aldebaran sambil menurunkan Azka dari gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersenyawa 2 -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Ketika hidup memiliki ribuan alasan untuk menangis, aku memiliki satu alasan untuk tetap bertahan dan tersenyum, yaitu kamu. Terimakasih, kamu." *** Merupakan kelanjutan dari cerita 'Bersenyawa' yang berakhir cukup memilukan. Namun setelah hujan le...