Part 17 - Nasihat

2.1K 277 18
                                    

     Malam itu hujan lebat. Azka tampak belum mau tidur dan masih asik bermain dengan sang mama. Sementara Aldebaran belum pulang ke rumah.

• KAMAR AL & ANDIN
Pukul 21.00 WIB
'Pangeran kecil mama, bobo yuk nak, udah malem ini, mama ngantuk.' ucap Andin pada Azka yang masih terlihat sangat aktif.

Saat sedang bermain dengan Azka, Andin teringat akan suaminya yang belum pulang sejak tadi padahal hari sudah malam.

'Mas Al kemana sih? Kok tumben jam segini belum pulang?' gerutu Andin.
'Kok papa belum pulang ya nak, padahal ini udah malem loh. Apa papa udah nggak sayang kita lagi ya?' ucap Andin pada Azka.

Tak lama kemudian, terdengar ada suara pintu terbuka, siapa lagi kalau bukan Aldebaran.

Aldebaran masuk ke dalam kamar dan hanya menatap Andin sinis kemudian beranjak ke kamar mandi, sedangkan Andin membuang mukanya dari suaminya dan asik bermain dengan Azka.

Aldebaran sudah selesai mandi. Ia keluar dari kamar mandi dan melihat Andin sedang duduk di tepi ranjang sambil menyusui Azka.

Momen menyusui adalah waktu dimana biasanya Andin mengajak Azka untuk mengobrol. Meski Azka belum terlalu mengerti, tapi entah kenapa dengan bercerita dengannya bisa membuat pikiran Andin lebih tenang.

'Masih sakit ya nak? Sini mama tiupin ya nak..' ucap Andin sambil meniup dahi Azka yang tampak memar.

'Maafin mama ya sayang, karena mama kamu jadi memar begini.' lanjutnya sambil mengusap dahi Azka lembut.

Aldebaran yang menyaksikan itu hanya terdiam sambil memainkan ponselnya, tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari mulutnya, begitu pun dengan Andin.

'Apa tadi gue emang udah kelewat batas sama Andin? Gue nggak tega liat Andin ngerasa bersalah terus kayak gini. Arghhh, bodoh lo Al! Bodoh!!' batin Al.

Sepuluh menit berlalu, kini Azka sudah tertidur dengan pulas di gendongan sang mama. Andin pun perlahan bangkit dari ranjangnya dan meletakkan Azka ke dalam box bayi.

'Ssttt, ssstt, bobo yang nyenyak ya nak. Mama loves you..' ucap Andin lirih.

Selesai meletakkan Azka ke dalam box bayinya, Andin beranjak ke tempat tidurnya dan langsung pura-pura tertidur dibalik selimutnya.

'Ya Allah, sebagai seorang isteri, hamba tau ini salah. Seharusnya waktu mas Al pulang kerja, hamba bisa melayaninya dengan baik. Tapi disisi lain, hamba juga nggak terima dengan sikapnya tadi.' batin Andin dibalik selimutnya diiringi air matanya yang perlahan menetes.

Hanyut dalam pikirannya sendiri, Andin tertidur dibalik selimutnya dengan air mata yang masih membasahi pipinya.

Al menatap Andin sendu sambil menghela napasnya. Pikirannya meracau, perasaan menyesal, marah, kecewa, khawatir kini terus menghantui pikirannya. Hingga tak lama kemudian, ia pun tertidur dengan posisi membelakangi Andin.

• KAMAR AL & ANDIN
Pukul 01.00 WIB
Tangisan Azka yang begitu kencang memenuhi seisi kamar itu, hingga akhirnya membuat Andin dan Aldebaran pun terbangun.

Andin bangkit dari tempat tidurnya dan menghampiri ke arah sumber suara itu.

'Ssttt, ssstt, cup.. cup.. cup.. sayanggg..' ucap Andin sambil mengeluarkan Azka dari box nya.

'Hey, kenapa sayang? Kok nangisnya kenceng banget sih? Hm? Masih sakit ya nak, ssttt, sstt, sini mama tiupin ya nak.' lanjutnya sambil menimang Azka.
'Bobo lagi yuk sayang, kita mimi aja ya.'

Bersenyawa 2 -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang