Matahari sudah menampakkan dirinya dengan sempurna pertanda telah dimulainya semua aktivitas manusia. Tak seperti biasa, seorang pria dengan sedikit lebam di mukanya masih bersatu dengan mimpinya. Pikirannya yang kacau membuat dirinya tidak bisa tidur dengan tenang tadi malam.
• KAMAR AL & ANDIN
Pukul 08.00 WIB
'Hoaammm..' ucap pria itu sambil berusaha membuka matanya.
'Udah jam berapa ini?' lanjutnya sambil menatap jam dindingnya.'Astaghfirullah udah jam delapan, gue kabarin Rendy dulu deh kalau hari ini gue nggak berangkat ke kantor.'
'Mending sekarang gue mandi, siapa tau habis mandi, Andin udah hubungin gue.'Sekitar 15 menit Aldebaran membersihkan tubuhnya itu. Kini pria itu berdiri dengan bersandar pada pintu kamarnya.
'Baru sehari saya tidur tanpa kamu ndin, tapi rasanya hari saya sudah hancur begini.' ucap Aldebaran sambil memandang foto pernikahanya dengan Andin.
'Saya harus cari kamu kemana lagi ndin? Saya nggak sanggup sendirian disini.'
'Sayang, papa kangen nak, biasanya kamu selalu tendang-tendang papa kalo papa belum bangun.' ucap Aldebaran saat melihat foto putranya itu.'Andin kok belum hubungin gue sih, gue harus cari dia kemana.'
'Oiya, gue baru sadar kenapa nggak tanya Papa Surya dulu aja ya untuk mastiin Andin ada disana atau enggak. Bodoh banget gue, bisa-bisanya nggak kepikiran sampe sana. Mending sekarang gue hubungin Papa Surya dulu deh.'
On Telp
'Assalamualaikum pah.' sapa Aldebaran.
'Waalaikumssalam Al, ada apa?''Emm maaf pah, saya mau tanya, apa Andin disitu pah?'
'Sebenernya ya Al, papa disuruh rahasiain ini sama Andin, tapi papa tau apa yang sedang kalian alami saat ini hanya kesalahpahaman, yang nggak akan bisa selesai kalau bukan kalian sendiri yang menyelesaikan.''Jadi bener pah Andin ada disitu?' tanya Aldebaran antusias.
'Iya Al. Papa nggak maksa kamu buat kesini hari ini, tapi papa harap kalian bisa mengesampingkan ego kalian masing-masing. Apalagi semalem Azka sempet rewel bahkan sampai demam.'
'Astaghfirullah Azka demam pah? Sekarang juga aku ke rumah papa ya.'
'Ya udah Al, hati-hati ya.'
Off TelpTanpa berfikir panjang, Aldebaran langsung mengambil kunci mobilnya. Saat menuruni anak tangga, rumahnya terlihat begitu sepi seperti rumah tidak berpenghuni.
'Ini pasti Lea udah berangkat sekolah, papa udah berangkat kerja, Roy juga pasti dia ada kelas pagi. Untung aja semuanya udah pergi jadi gue nggak ditanya-tanya soal kejadian kemarin. Gue harus bisa bawa Andin sama Azka pulang hari ini.' ucap Al lirih.
Butuh sekitar 30 menit untuk Aldebaran menempuh perjalanan dari rumahnya ke rumah papa mertuanya. Sesampainya di rumah Papa Surya, Aldebaran langsung mengetuk pintu.
'Assalamualaikum.'
'Waalaikumssalam.' balas Papa Surya.'Pah.' ucap Aldebaran sambil mencium tangan Papa Surya.
'Ayo masuk Al.'
'Makasih pah.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersenyawa 2 -Aldebaran & Andin-
Beletrie"Ketika hidup memiliki ribuan alasan untuk menangis, aku memiliki satu alasan untuk tetap bertahan dan tersenyum, yaitu kamu. Terimakasih, kamu." *** Merupakan kelanjutan dari cerita 'Bersenyawa' yang berakhir cukup memilukan. Namun setelah hujan le...