Teror disekolah SMA Marga, lebih tepatnya dikelas XI IPA 3. Setiap hari Jum'at nya memakan tumbal. Karena siswa kelas tersebut kian menipis, di adakannya Rolling. Sialnya Jelly sebagai gadis indigo beserta teman-temannya harus masuk ke dalam kelas t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
07. Terbongkar dan berakhir duka.
Dua hari sudah setelah kejadian itu, keadaan Jelly sekarang sudah lumayan membaik.
Dokter sempat menanyakan perihal jatuhnya Jelly ke dalam kolam renang, namun Royan hanya menjawab bahwa Jelly saat itu sedang mengigau, tidur sambil berjalan.
Dokter sempat tidak percaya, dan Royan lagi-lagi meyakinkannya.
"Lain kali kamu jangan kayak kemaren lagi ya, Jelly," ucap Dokter Maria.
Jelly mengangguk malu. Rasa nya ia ingin marah kepada Royan, bisa-bisa nya kakak nya itu memberikan jawaban seperti itu.
Royan dan Sinta menahan tawa, dokter Maria lalu pamit keluar. Melihat wajah Jelly cemberut membuat Royan mendekat.
"Kenapa muka nya?" tanya Royan lembut.
"Apaan coba alesan kayak gitu. Jelly malu tauk, masa tidur sambil jalan sampe-sampe nyemplung kolam renang," ucap Jelly, cewek itu hampir tertawa.
Sinta tertawa sambil mengambil obat dan menyiapkannya untuk Jelly. "Lagian enggak ada alesan lain lagi, kalau kita kasih tau yang sebenarnya mereka mana mungkin percaya kan."
Jelly mengangguk. "Em iya juga."
"Kak beliin Jelly puding," ucap Jelly lalu tersenyum manis.
"Minum obat dulu," potong Mona.
Jelly meneguk salivanya dengan kasar, jika sudah berurusan dengan benda itu, ia ingin sekali kabur.
"Puding dulu deh, nanti baru obat" ucap Jelly takut-takut.
Royan menggeleng tegas. "Minum obat dulu, kamu emang enggak mau sembuh?"
Jelly terdiam, ia mendongak saat Sinta menyodorkan tiga butir obat dan segelas air putih.
Dengan tidak ikhlas nya Jelly mengambil obat itu dengan segelas air nya dari tangan Sinta.
Ditatapnya dulu begitu lama obat itu. Lalu dengan gerakan cepat Jelly langsung memasukkan semuanya kedalam mulut, buru-buru ia meneguk air putih agar mendorong obat-obat itu masuk kedalam tenggorokannya.
Gila minum obat aja deg-deg an, Batin Jelly.
"Hiyekkk.. masih pait sedikit," ucap Jelly mencecap-cecap lidahnya.
"Emang kayak gitu, nama nya juga obat. Kalau mau manis ya permen," ucap Royan, cowok itu lalu duduk disamping Jelly. Sedangkan Sinta membereskan obat-obat.
Hening cukup lama hingga akhirnya Jelly teringat sesuatu dan membuka topik pembicaraan.
"Kak, Ayah sama Bunda enggak jenguk Jelly ya, mereka tau enggak Jelly sakit?" tanya Jelly menatap penuh harap pada Royan.