Tasya memasuki rumah, di meja makan keluarga nya tengah bersiap-siap untuk makan siang. Mencoba mengabaikan, namun sial nya ia dipanggil.
"Tasya, kebetulan kamu udah pulang. Cepat ganti baju, ya. Kita makan bareng," ucap Renjana—Mama Tasya.
Tasya mengangguk, disana ada Syam—Papa dan juga satu orang laki-laki seumurannya dengan sorot mata yang begitu dingin. Dia—Shakti Ganendra. Jika ditanya apa hubungan antara mereka berdua?
Mula nya hanya sebatas dua orang yang tidak saling mengenal, kini mereka menjadi saudara tiri. Mama Tasya menikah dengan Papa Shakti sekitar 5 bulan yang lalu, walaupun begitu Tasya masih saja canggung dan gengsi untuk terlalu akur dengan keluarga barunya. Terlebih lagi dengan Shakti, ada sesuatu di dalam dirinya yang membuatnya sedikit membenci cowok itu.
Tasya menaiki tangga untuk memasuki kamar, sebelum sampai kamar ia harus melewati kamar Shakti terlebih dahulu dan karena pintu kamar sedikit terbuka, mau tak mau Tasya sedikit menggulirkan bola matanya untuk melihat.
Pandangannya langsung tertuju pada sebuah bingkai foto di dinding ujung sana, Tasya yakini itu foto Shakti dengan adik perempuannya.
"Pa, gimana keadaan adek?" tanya Shakti.
Syam meneguk air putih sebelum menjawab pertanyaan Shakti. Kini mereka berempat tengah melangsungkan makan bersama, Tasya makan dalam diam sambil memperhatikan keduanya berbincang.
"Masih sama, belum ada kemajuan," jawab Syam berubah sendu.
Renjana menggenggam tangan Syam yang berada di atas meja, mengerti akan kondisi hati suaminya. Putri satu-satu nya Syam, adik dari Shakti mengalami kecelakaan tepat saat mereka tengah melaksanakan pernikahan. Saat itu adik Shakti berada didalam perjalanan hendak menghadiri acara pernikahan mereka, karena sebelumnya gadis itu memang tinggal bersama neneknya yang ada di Kalimantan. Tapi sayang nya takdir berkata lain, sebuah insiden kecelakaan tidak dapat dihindarkan, yang membuat gadis itu koma sampai sekarang.
"Aku senang kalau Papa bahagia. Apapun yang terjadi nanti, pokoknya Papa harus tetap menikah ya sama tante Renjana—ehh Mama, "
Percakapan terakhir lewat video call yang sempat mereka lakukan sebelum kecelakaan itu terjadi, jelas masih terngiang-ngiang dikepala mereka.
"Habis ini kita kerumah sakit ya," ucap Renjana lembut.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Jelly! [ SELESAI ]
HororTeror disekolah SMA Marga, lebih tepatnya dikelas XI IPA 3. Setiap hari Jum'at nya memakan tumbal. Karena siswa kelas tersebut kian menipis, di adakannya Rolling. Sialnya Jelly sebagai gadis indigo beserta teman-temannya harus masuk ke dalam kelas t...