• Bab 39 - Ending

56 1 0
                                    

Keadaan Jelly berangsur pulih. Karena dengan kedatangan para sahabat-sahabatnya seperti telah membangkitkan semangat Jelly untuk cepat sembuh dan kembali ceria seperti sedia kala. Melupakan kejadian itu dan mulai membuka lembaran baru. Walaupun tidak bisa dipungkiri. Insiden yang terjadi kemarin benar-benar sangat mengerikan. Tapi Jelly bersyukur, Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk hidup. Maka Jelly tidak akan menyia-yiakan kesempatan itu.

"Besok kamu udah bisa pulang, Jel. Tapi tetap, masih harus istirahat. Luka diperut kamu lumayan banyak jahitannya, jadi harus tunggu kering, baru boleh banyak beraktifitas," kata Sinta.

Jelly mengangguk disela kunyahan makannya. Dia tengah disuapi oleh Sinta———kekasih kakak nya yang senantiasa selalu menjaga dan merawat Jelly dan tidak pernah meninggalkannya.

"Makasih ya, Kak Sinta. Makasih udah mau jaga dan ngerawat Jelly. Makasih udah mau selalu temenin Kak Royan," kata Jelly menatap Sinta.

"Sama-sama, Jel. Udah seharusnya," jawab Sinta.

"Ngomong-ngomong, kapan kalian menikah?" Tanya Jelly sembari tertawa kecil. Hal itu membuat Sinta tersenyum malu-malu.

"Tanya Kakak mu aja, Jel." Sinta mengalihkan pandangannya pada Royan yang baru masuk ruangan.

"Kakak kapan nikahin Kak Sinta?" Tanya Jelly to the point.

Royan melirik Sinta sekilas. Setelah itu mencium kening Jelly lama. Seharian ini sangat melelahkan, tadi dikantor, Royan buru-buru menyelesaikan semua tugasnya agar bisa cepat bertemu dengan adik tersayang.

"Kenapa kamu tanya gitu?" Tanya Royan. Menaruh bingkisan plastik yang di bawanya dari luar.

"Nanti Kak Sinta di ambil orang tau rasa," kata Jelly jahil. Lalu seketika itu dia teringat pada kata-kata Royan yang ingin selalu menjaganya. Jelly tidak mau hanya karna dirinya, Royan jadi melupakan urusan asmaranya sendiri.

"Kalau memang semata-mata demi Jelly. Jangan khawatir, Kak. Jelly udah besar. Jelly udah bisa urus diri Jelly sendiri. Setelah kejadian ini, Jelly udah ambil banyak pelajaran. Sekarang waktu nya Kak Royan bahagiain diri kakak sendiri. Jelly nggak mau, cuma karna Kak Royan mau jagain Jelly, Kakak sampai lupa sama kebahagiaan sendiri." Penjelasan Jelly itu membuat Royan dan Sinta saling memandang.

"Hey, bukan salah kamu. Kakak sama Kak Sinta bakal menikah, nanti. Ada beberapa hal yang memang harus kita selesain dulu. Kamu jangan mikir aneh-aneh." Royan mencubit gemas pipi Jelly.

"Aduh, iya-iya."

Sinta tertawa. "Selain kebahagiaan Kak Royan sama Kak Sinta. Jelly juga harus cari kebahagiaan Jelly sendiri. Buka lembaran baru. Jangan karna kejadian kemarin, Jelly bisa menyamaratakan semua laki--laki ya. Pasti di dunia ini, masih ada laki-laki yang bener-bener tulus sama Jelly," kata Sinta menjelaskan.

Jelly mengangguk patuh. "Iya, Kak Sinta."

Mendengar itu, pikiran Jelly langsung tertuju pada cowok aneh itu, Shakti. Apalagi dipenglihatan masa lalu kemarin, disana benar-benar dikatakan bahwa Shakti menyukai Jelly. Bahkan Shakti telah menyukainya saat pertama kali mereka masuk SMA.

***

"Status Jelly sekarang jomblo, kan. Kesempatan tuh, Shak. Kamu pepet sana, keburu diambil orang lagi," kata Renjana.

Di minggu pagi ini, seperti biasa Renjana akan menyirami tanaman-tanaman cantiknya. Syam tengah lari marathon sejak pukul 05.30 tadi hingga sekarang belum kunjung pulang. Shakti mencuci motor dan Tasya membantu Renjana memeriksa tanaman yang masih layak hidup atau sudah mati untuk dibuang.

"Mama apaan si." Shakti berdecak.

"Kalau Jelly belum move on dari Oky, gimana, Ma?" Tanya Tasya.

Hello, Jelly! [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang