"Lo pulang sama siapa?" Tanya Shakti. Cowok itu mengambil pesanan Jasuke yang tadi sempat mereka pesan. Shakti membawa Jelly ke tempat wisata malam didekat sana. Sebuah taman yang dijadikan hiburan———ada wahana kecil anak–anak. Ada jajanan malam dan lain sebagainya. Bahkan banyak sepasang kekasih saling berkencan.
"Sama Pak Hasan—astaga! Aku lupa ngabarin, pasti Pak Hasan nungguin aku." Jelly menepuk keningnya pelan. Padahal tadi ia izin untuk ke toilet. Tapi malah mengikuti Shakti ujung–ujungnya.
"Ayo, gue anterin ke sana." Shakti mengajak Jelly pergi dari sana.
Kedua nya memakan Jasuke tadi dalam diam. Jelly sesekali mengerling karena melihat betapa lucu dan indahnya suasana malam ini. Gadis itu kadang tertawa sendiri. Membuat Shakti diam–diam ikut tersenyum.
"Shakti, makasih ya, Jasuke nya. Aku suka banget, ini enak." Jelly tersenyum tulus. Wadah makanan itu kosong; isinya habis.
"Iya." Shakti menjawab singkat. Tangannya terulur untuk mengusap bekas makanan yang ada diujung bibir Jelly. Sementara Jelly yang diperlakukan seperti itu hanya terdiam.
"Kaya anak kecil," gumam Shakti. Masih bisa Jelly dengar.
Jelly buru–buru memundurkan langkahnya. Tidak, dia tidak boleh seperti ini. Ini sama saja dia berselingkuh dibelakang Oky. Jalan berdua dengan pria lain, ini bukan ciri–ciri perempuan setia.
"Shakti, jangan bilang–bilang Oky ya kalau kita jalan bareng," kata Jelly tiba–tiba.
"Bukan urusan gue juga." Untuk apa repot–repot Shakti mengadukan hal itu. Bukan cara mainnya.
"Yaudah, kamu juga mau pulang habis ini? Terus Tasya gimana?" Tanya Jelly.
"Enggak tau, dia masih berduaan kan sama si Zero," kata Shakti.
Jelly tertawa kecil. Gadis itu sejenak memandang Shakti dari samping. Kenapa malam ini Shakti keliatan berbeda. Lebih bisa menerima keberadaannya. Tapi Jelly beryukur, artinya Shakti tidak marah lagi. Jelly harap semua tuduhan itu tidak benar. Dan bukan Shakti lah pelakunya.
"Jel, putusin Oky."
Kedua nya telah jauh dari keramaian. Mereka hampir dekat dengan jarak mobil milik Jelly. Shakti mengatakan itu membuat Jelly mengernyit kebingungan. Kenapa Shakti tiba–tiba mengatakan hal seperti itu. Apa jangan–jangan ...
"Kamu suka sama aku ya?" Jelly kali ini kepedean. Gadis itu tersenyum menggoda.
Shakti menggaruk hidungnya alih–alih menutupi mulutnya yang hendak tersenyum. Kenapa jadi dia yang dijebak. Bukan ini yang dia mau. Mana Jelly kepedean lagi. Bertanya seperti itu. Shakti kan jadi salah tingkah dibuatnya.
"Enggak usah kepedean. Tasya cuman nggak mau lo kenapa–napa."
"Kok bawa–bawa Tasya? Kalian ad—"
"JELLY!"
Suara bariton itu masuk jelas ke dalam gendang telinga. Dan Jelly langsung mengetahui siapa pemilik suara itu. Disana, Oky berdiri dengan tangan mengepal. Raut muka nya menunjukkan kemarahan yang siap meledak kapan saja. Jelly yang melihat itu seketika terpaku ditempat, dia benar–benar seperti kepergok sedang berselingkuh.
Langkah besar Oky sampai didepan mereka. Dengan cepat dan kasar ia menarik Jelly paksa. "Ikut aku!"
"Aduh ... sa—sakit Oky!" Jelly merintih. Cengkraman tangan Oky dipergelangan tangannya begitu kuat. Jelly bisa merasakan tangannya seperti diremas hingga ketulang–tulang.
Shakti yang melihat itu pun langsung mendorong Oky hingga Jelly terlepas. Shakti segera menarik Jelly dan menyembunyikan dibelakang punggungnya.
"Enggak usah kasar sama cewek." Shakti berkata tegas. Tatapannya menajam. Siap memberikan serangan membabi buta.
"Lo." Oky menunjuk tepat didepan wajah Shakti. "Enggak usah ikut campur! Jelly cewek gue." Oky berkata dengan begitu menekan disetiap katanya.
"Kasih Jelly ke gue," perintah Oky.
"Lo pikir gue bakal turutin. Cowok kasar kaya lo enggak pantes dapetin dia." Setelah mengatakan itu Shakti hendak mengajak Jelly pergi. Namun telat, dari belakang mereka, ternyata sudah ada komplotan Oky.
Orang–orang itu mengepung. Sehingga saat Shakti lengah membuat Oky berhasil menarik Jelly. "Aaaaa—lepas! Oky sakit!" Jelly mencoba meronta–ronta. Tubuh gadis itu segera ditarik secara kasar.
"Lepasin dia!" Teriak Shakti.
Sebuah bogeman mendarat dipipi Shakti. Laki–laki itu tersungkur mendapat serangan dari anak buah Oky. Shakti mencoha melawan dengan membalas pukulan dan tendangan. Sedangkan Jelly sudah dibawa kedalam mobil. "Sayang, tenang ... kamu nurut ya sama aku," kata Oky pada Jelly. Suaranya halus tapi tersirat ancaman didalamnya.
"Ka–kamu kenapa kayak gini?" Tanya Jelly takut. Gadis itu meringsut. Tanpa menjawab lagi Oky segera melajukan mobilnya.
"Tolong!"
"Astagaaaaa, ada penjahat! Tolongin!"
Para pejalan kaki yang melihat Shakti dikeroyok itu sempat berteriak. Hingga Zero dan Tasya yang masih berada didekat sana pun mendengarnya. Kedua remaja itu berlari untuk melihat situasi. Yang ternyata disana Shakti masih dihajar. Zero segera membantu dengan memukul beberapa preman–preman bejad itu. Tasya segera mencari senjata untuk membantu.
"PERGI LO SEMUA! GUE TELPON POLISI!" Teriak Tasya. Mengacungkan balok kayu yang ia dapat.
Beberapa pejalan kaki juga sudah ikut mengambil senjata untuk membubarkan preman–preman itu. Dan akhirnya mereka semua kabur.
"Dek, tadi temen yang satu nya dibawa kabur. Cepat lapor polisi aja, Dek," kata pejalan kaki yang tadi melihat Jelly dibawa Oky.
"Jelly dibawa siapa, Shak?" Tanya Tasya khawatir.
Zero membantu Shakti berdiri. Kedua wajah laki–laki itu sudah babak belur dan lebam dimana–mana. Shakti meringis sembari mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
"Dibawa Oky. Gue harus kejar dia." Nafas Shakti memburu. Membayangkan apa yang akan dilakukan Oky pada Jelly disana.
"Pakai motor gue." Zero melempar kunci motornya. Yang ditangkap sempurna oleh Shakti
"Tapi apa lo tau Oky bawa Jelly kemana?" Tanya Tasya. Hal itu membuat Shakti terdiam. Ia tidak tahu.
"Ajak gue sama lo, gue tau Oky bawa Jelly kemana!" Tasya berkata begitu yakin. Lalu netranya beralih pada Zero "Sedangkan lo, Zer. Tolong kabarin Kak Royan. Sama ajak polisi. Nanti kita bakal share lokasinya."
Zero mengangguk. Ketiga nya segera bubar. Zero pergi melapor pada Royan dan Polisi. Sedangkan Shakti dan Tasya menggunakan motor mengejar mobil Oky. Disaat mereka kehilangan jejak, Tasya turun dan meneliti jalanan aspal sekitar. Disana ia menemukan jejak air yang jatuh dan juga sebuah manik–manik bintang dari gelang milik Jelly. Tasya yakin, Jelly mencoba memberikan petunjuk.
"Ini, punya Jelly. Kita ikutin jejak air sama manik–manik ini, Shak!"
***
Zero berlari kebingungan. Pasalnya ia telah memberikan motornya pada Shakti. Disitu otaknya seperti berhenti berpikir. Dia bingung harus memulai darimana. Dia mengeluarkan handphone dan segera menghubungi Cemara. Karena hanya Cemara yang nanti bisa menghubungi Kakak Jelly——Royan.
"Kenapa, Zer?"
"Jelly diculik, Mar. Oky bawa kabur Jelly! Lo kasih tau Kak Royan. Kita ketemu di Gramedia jln. xxx."
"APAAA?! GUE KESANA!"
Panggilan terputus. Zero hanya bisa menunggu Royan dan teman–temannya yang lain disini. Laki–laki itu berusaha menenangkan diri. Otaknya berputar, apa benar Oky yang menculik Jelly. Kenapa Oky melakukan itu. Selama ini mereka berteman sangat baik. Oky seperti teman pada umumnya.
Namun, nyatanya Zero belum tau akan semua kebenaran ini. Siapa Oky sebenarnya, dan apa yang di mau dari laki–laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Jelly! [ SELESAI ]
TerrorTeror disekolah SMA Marga, lebih tepatnya dikelas XI IPA 3. Setiap hari Jum'at nya memakan tumbal. Karena siswa kelas tersebut kian menipis, di adakannya Rolling. Sialnya Jelly sebagai gadis indigo beserta teman-temannya harus masuk ke dalam kelas t...