23. Sembuh
"Mulut lo kaya sampah!" Galang berteriak marah.
Perkelahian tidak dapat dihindarkan. Galang dengan kondisi babak belur, belum benar-benar berhenti untuk menghabisi lawannya. Bukan tanpa alasan, beberapa menit sebelumnya ia tanpa sengaja bertemu——Anggara——Musuh Shakti, Galang dan Dewa diarena balap motor. Mendengar kondisi Shakti cacat, membuat Anggara menghina laki-laki itu habis-habisan, Galang yang kupingnya mupeng dan kepalang emosi pun segera memberinya pelajaran.
Kali ini kondisi berbalik, Galang menerima pukulan bertubi-tubi dari Anggara. Seolah dendam Anggara pada Shakti ia tumpahkan semuanya kepada Galang. "Lo sama aja kaya kawan lo, nggak tau diri!" Teriak Anggara tertahan.
Untungnya Dewa datang dengan motor sport hitamnya. Langsung mendorong Anggara kuat, memisahkan keduanya. "Cukup, Anggara! Lo mau bunuh anak orang?!"
"Gue nggak takut masuk penjara," desis Anggara mengusap bibir nya yang berdarah. Ia langsung bergegas pergi dari sana menaiki motornya.
"Masalah apa lagi sih, Gal. Udahlah, kita udah janji nggak akan berantem-berantem lagi kan." Meskipun mengomel, Dewa tetap membantu Galang bangun. Ia tidak tega melihat sahabatnya itu menderita.
"Dia hina Shakti! Apa gue harus diem aja?!" Teriak Galang, dada nya kembang kempis. Masih berada dalam puncak emosi.
Dewa hanya berdecak. Ia mengusap-ngusap bahu Galang, lalu segera mengajaknya ke Puskesmas terdekat untuk diberi perawatan. Galang sempat menolak, tapi Dewa tetap memaksanya.
Shakti, Galang dan Dewa memang seperti pada remaja pada umumnya, suka bermain motor sampai tengah malam. Dulu sempat pernah beberapa kali mengikuti perlombaan balap motor, tapi tidak sampai ikut bergabung dengan geng–geng permotoran. Walaupun beberapa dari mereka sempat menawarkan, Shakti, Galang dan Dewa menolak. Untuk sekarang ketiga laki–laki itu sudah vakum, tidak ikut–ikutan lagi, dikarenakan Syam yang melarangnya. Shakti dengan mudah mengiyakan, lagian itu bukan prioritasnya, Shakti hanya ingin bermain-main saja.
****
Jika bukan karena Galang yang berisik mereka tidak akan dihukum seperti ini. Shakti, Dewa dan Galang mendapati hukuman berjemur dilapangan tiang bendera. Galang dan Dewa disuruh berdiri, sedangkan Shakti duduk, mengingat kaki Shakti yang lumpuh, guru tetap memberi hukuman berjemur pada Shakti.
"Lo sih, berisik amat kali," kata Dewa melirik Galang.
"Gue tuh lagi males belajar, kantin aja yuk!" Ajak Galang. Padahal mereka baru saja 10 menit berjemur. Untungnya situasi lapangan memang agak ramai, karena ada beberapa anak ekskul paskibra sedang latihan untuk persiapan upacara senin depan. Jadi walau mereka bermalas-malasan berjemurkan bakal tersamarkan.
"Sini aja ah, nanti malah ditambah hukumannya.
Ya kan, Shak?" Dewa melirik Shakti, diangguki cowok itu."Muka lo kenapa bonyok?" Tanya Shakti. Dari tadi pagi ia sudah melihat itu, menunggu Galang bercerita, nyatanya sampai detik ini belum buka suara juga. Sia-sia Shakti menahan diri dari tadi.
"Jatoh," jawab Galang asal.
Gerak-gerik itu terbaca jelas dipenglihatan Shakti. Galang bohong. Sedangkan Dewa hanya diam, sesekali melirik. Biasa nya kalau Galang tidak mau mengaku, Shakti akan bertanya pada Dewa.
"Kenapa, Dew?" Tanya Shakti lagi
Benerkan.
"Berantem, ngebela lo, Shak. Anggara tau kondisi lo," ucap Dewa. Walaupun tidak menceritakannya secara jelas, Shakti bisa paham. Laki-laki itu tertawa pelan membuat Galang melihatnya tak suka.
![](https://img.wattpad.com/cover/291111128-288-k461538.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Jelly! [ SELESAI ]
HorreurTeror disekolah SMA Marga, lebih tepatnya dikelas XI IPA 3. Setiap hari Jum'at nya memakan tumbal. Karena siswa kelas tersebut kian menipis, di adakannya Rolling. Sialnya Jelly sebagai gadis indigo beserta teman-temannya harus masuk ke dalam kelas t...