• Bab 25 - Curiga

27 1 0
                                    

"Mama Papa aku enggak galak kok, Jel. Kamu keliatan nya nervous banget. Kita cuman main. Apa nggak usah aja?" Tanya Oky. Ia dan Jelly sudah berada dimobil dan dalam perjalanan. Oky mengajak Jelly untuk bermain dirumahnya. Jelly cemas dan gelisah, ini akan menjadi pertemuan pertama kali nya. Ia takut orang tua Oky tidak akan menyukai, begitu banyak pikiran negatif yang berkeliaran dikepala gadis itu. Tadi juga Jelly sempat mengajak Oky untuk membeli beberapa buah tangan. Tapi Oky melarangnya. Keluarganya tidak mengharapkan itu, ketika kita hadir saja sudah menjadi kunci kebahagiaan bagi mereka.

"Nggak usah apa nya, Ky?" Tanya Jelly balik.

"Nggak usah kerumah aku, kamu mau jalan kemana? Aku turutin," kata Oky.

"Udah tanggung ini, nggak papa kok." Jelly tersenyum kecil. Perempuan itu lalu melihat keluar, melepaskan perasaan khawatir dengan menikmati pemandangan dan angin malam hari yang menyejukkan.

"Kamu baik-baik aja kan, Jel? Kalau kamu nggak nyaman, kita ke tempat lain?" Kata Oky lagi. Ia akan memastikan Jelly benar-benar aman dan nyaman bersamanya.

Jelly menoleh lalu mengangguk lagi meyakinkan Oky. Ini memang terlalu cepat, apalagi mereka baru beberapa hari menjalin hubungan. Oky sempat pernah sedikit menceritakan tentang orang tua nya. Dan Oky juga punya adik perempuan yang masih berumur tiga tahun, bernama Loli. Jelly berusaha meyakinkan diri, semua akan baik-baik saja. Ini cuma ketemu orang tua Oky lho!

Ditengah pergulatan dengan pikirannya sendiri, Jelly tiba-tiba teringat akan hal yang beberapa hari lalu ia bicarakan dengan Tasya. Tanpa ragu Jelly pun membuka suara menanyakan soal Meera kepada Oky.

"Oky, kamu dulu pernah ada hubungan sama Meera ya?" Tanya Jelly.

Pertanyaan itu sontak membuat Oky me—rem mobil mendadak. Jelly hampir dibuat jantungan. Mereka berhenti dijalanan yang lumayan sepi. Merasa aura didalam mobil berubah dan melihat Oky yang tak kunjung buka suara. Jelly jadi cemas, apa ia salah bicara. Tapi ia berhak kan untuk tahu.

"Kamu bicara apa, Jel? Siapa yang bilang kaya gitu?" Tanya Oky. Masih bernada dengan sangat tenang. Tatapannya lurus kedepan.

"Mmm ... kamu tinggal jawab aja, kok balik nanya sih," balas Jelly kesal.

Oky lalu merubah posisi duduknya menghadap Jelly. Cowok itu tersenyum masam. Ia menganggukkan kepalanya berkali-kali, membingungkan Jelly.

"Dulu, aku pernah suka sama dia, itu aja. Tapi, ternyata Shakti juga suka Meera. Jadi, aku ngalah sama Shakti." Itu kata Oky.

Jelly terdiam, masih mencerna semuanya. Shakti? Nama laki–laki itu ternyata terhubung. Walau tidak dapat Jelly pungkiri, ini sangat mengejutkannya.

"Apa kamu sama Shakti jadi musuhan, karena Meera?" Tanya Jelly, ragu.

"Nggak juga, aku sama Shakti emang nggak cocok aja kali ya. Dan kamu jangan dekat–dekat sama Shakti, oke? Perasaan aku ke Meera udah hilang, Jel. Itu dulu sebatas suka. Sekarang, aku udah ada kamu, yang bener–bener aku cinta," kata Oky. Menatap Jelly begitu dalam. Cowok itu meraih kepala belakang Jelly lalu mengecup pelan kening pacarnya.

"Jangan mikir yang enggak–enggak. Yang jalanin hubungan ini aku sama kamu, asal kita saling percaya, semua bakal baik–baik aja." Lagi, mulut manis Oky berhasil membuat Jelly percaya. Tidak ada alasan yang membuat Jelly untuk tidak percaya.

"Maaf, ya ... aku udah nanya kaya gitu, kamu marah sama aku?" Tanya Jelly.

"Nggak dong, aku malah seneng. Yang artinya kamu cemburu kan?" Oky tertawa menggoda. Membuat Jelly langsung memukul bahu nya pelan. Gadis itu pun akhirnya ikut tertawa.

Jelly akhirnya tahu, ia juga tidak menyalahkan Tasya yang sudah memberitahukan tentang ini. Itu berarti Tasya peduli kan kepadanya. Tapi untungnya semua sudah tuntas, Jelly pun mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

Hello, Jelly! [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang