Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.Luv yu!
Merasa nama nya terpanggil, Lyra berdiri dari kursi nya beranjak dari kantin.
"Rin, gue ke ruang guru dulu, jangan rindu," ucap Lyra yang langsung ngacir pergi.
"Pergi sana sampai ke mars sekalipun, gue nggak rindu," balas Airin sembari mengangkat-angkat garpu dan sendok nya ke atas.
Lyra yang mendengar ucapan Airin lantas berbalik badan dan menampakkan wajah sebal nya lalu ia tertawa dan melanjutkan perjalanan nya.
Lyra berjalan dengan santai menyusuri koridor sekolah yang berlalu lalang siswa dan siswi mengingat masih jam istirahat.
Sesampainya di koridor dekat lapangan basket, Lyra tidak memperhatikan sekeliling. Ia hanya terfokus ke satu tujuan, yaitu jalan lurus ke depan.
Hingga tanpa Lyra sadari sebuah bola basket melambung tinggi tepat mengenai kepalanya dengan keras. Sontak membuat Lyra terhuyung ke samping lalu memegangi kepala nya karena dirasa kepala Lyra sakit, dan berdenyut.
Seorang laki-laki mengambil bola basket tersebut yang kebetulan tidak jauh dari Lyra. Namun, tidak ada kata maaf atau bertanya keadaan yang menimpa Lyra. Malah lelaki itu langsung pergi meninggalkannya.
Lyra mendongak dan betapa tambah marah nya, saat melihat siapa yang mengenai bola ke kepala nya. Pantas saja tidak punya sopan santun.
"Woy! Salah bukan nya minta maaf, malah langsung kabur lo!" teriak Lyra mencak-mencak yang membuat cowok itu menoleh ke belakang dengan menenteng bola basket di pinggang nya.
"Emang salah gue?" Tanya Altair dengan santai.
"Ya iya lah!"
"Perasaan bukan," ucap Altair acuh.
"Lo! Demen banget bikin perkara!" ucap Lyra ngegas.
"Lo sendiri salah, ada orang main basket, malah deket lapangan, harus nanggung resiko! Bukan nya mencak-mencak," balas Altair.
"Altair! lo nggak liat ini nama nya koridor, jauh dari lapangan, kalau deket noh di pinggir garis kayak cewek-cewek itu!" Ucap Lyra dengan menunjuk segerombol cewek yang saat ini tengah melihat pertandingan basket di pinggir lapangan dengan berteriak-teriak, padahal di tanggapi saja tidak. Ah norak! Miris!
"Lo yang oper bola nya nggak becus! Lain kali kalau salah, ngaku salah, bukan malah menang sendiri, pengen lempar ke matahari! Biar gosong!" Sambung Lyra.
"Terus? Gue peduli? Nggak!" balas Altair.
"Responsibility nya dimana!" Ucap Lyra dengan nada tidak terima.
"Gue harus tanggung jawab gimana? Gendong lo ke uks? Terus obatin lo? Cih!" jawab Altair.
"Ya nggak se alay itu juga!" Ucap Lyra.
"Terus?"
"Lagian gue nggak pa-pa, ngapain bawa ke uks segala!" Ujar Lyra dengan penuh emosi.
"Yaudah kalau nggak pa-pa, nggak usah dipermasalahin," balas Altair.
"Masalah buat gue! Jidat gue jadi biru," Ucap Lyra.
"jidat, jidat lo, jadi urusan lo, bukan urusan gue," balas Altair santai.
"Lo ya," ucap Lyra dengan menggenggam tangan yang di arah kan ke wajah Altair dengan muka gemas menahan marah.
"Apa?" Tanya Altair menantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR
Teen FictionCeritanya sederhana,tentang seorang gadis bernama Lyra Raneysha Sahreza yang harus jatuh cinta kepada Altair Andromeda Abercio Rogger. Cowok dengan kesempurnaan duniawi. Altair selalu menolong Lyra karena ia adalah orang baik menurutnya. Altair tida...