Part 33. Antagonis?🔥

488 13 0
                                    

Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.

Luv yu!

"Mungkinkah aku menjadi tokoh antagonis dalam cerita orang lain?"
~Lyra Raneysha Sahreza.
.
.
.
🌻

33. Antagonis?

Mobil Altair terparkir di bangunan besar bertuliskan rumah sakit itu. Altair dan temannya turun dengan gaya cool nya berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju ruang rawat Lyra.

Dibukanya pintu ruangan Lyra membuat penghuni ruangan tersebut menatap kearah pintu.

Rigel berlari mendekati ranjang Lyra. "Ra, gue minta maaf soal tadi, lo, maafin kan?" tanya Rigel seraya menggoyangkan bahu kiri Lyra.

"Awww, shhh," Lyra meringis kesakitan membuat Rigel menghentikan aktivitasnya, ia menatap Lyra bingung.

"Lo nggak liat ada perban?" tanya Altair.

Rigel melihat perban besar yang di lilitkan di lengan Lyra. "Itu tangan Lyra sakit goblok," celetuk Archer.

Rigel kaget, ia menjauhkan badannya dari Lyra. "Astaga, yaampun, sorry Ra, gue nggak sengaja," celetuk Rigel.

"Nggak pa pa," balas Lyra.

"Jadi, gimana? lo, maafin gue nggak?" tanya Rigel lagi.

"Gue maafin," jawab Lyra.

"Bener lo jawab mau maafin gue?" tanya Rigel lagi.

"Lo maunya gue jawab apa?" Lyra balik bertanya.

"Jawab, maafin gue," balasnya.

"Yaudah," celetuk Lyra.

"Lo pasti juga maafin gue kan Ra?" tanya Orion.

Lyra mengalihkan pandangannya kearah Orion. "Iya," balas Lyra.

"Alay," celetuk Altair yang membuat pandangan Rigel dan Orion tertuju kepadanya.

"Definisi tau minta maaf ya gini Al, bandingin kayak lo, yang nggak tau maaf apalagi makasih," balas Rigel.

"Etika gue diatas kalian," tukas Altair datar.

"Cih," Rigel berdecih.

Gracia menggeser tubuhnya untuk dekat dengan Altair. "Kamu tadi habis darimana Al?" tanya Gracia lembut membuat semua arah pandang menatapnya.

"Warung."

"Kamu sudah makan apa belum?" tanya Gracia lagi.

"Bukan urusan lo," balas Altair datar.

"Kalau belum makan, aku tadi sengaja bawain bekal buat kamu," ucap Gracia seraya mengambil sesuatu dari paperbag nya. Gracia berjalan mendekat Altair kembali dengan membawa tempat nasi.

"Ini buat kamu Al," celetuk Gracia seraya memberikan kotak nasi itu kepada Altair.

"Gue nggak lapar," balas Altair.

"Cicipi dulu sedikit, tadi aku latihan buat masak sama bunda Zia," ucap Gracia. "Kata bunda ini, enak," lanjut Gracia lagi.

"Terima aja dulu Al, Cia udah usaha buat masakin lo, kalau lo nggak mau buat gue," ujar Rigel.

"Ambil, buat lo," balas Altair kemudian ia duduk di sofa.

Sesama perempuan, Lyra merasakan apa yang dirasakan Gracia saat dicampakkan seperti itu. Namun, di sisi lain, ia tidak suka jika Gracia dekat dengan Altair karena rasa cinta Lyra yang begitu besar kepada Altair.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang