Part 29. Fitnah.🔥

827 27 8
                                    

Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.

Luv yu!

"Awas!"

Suara dari Altair menggelegar, Lyra yang mendengar hanya menatap Altair, seorang waiters laki-laki yang membawa banyak tumpukan piring kotor berjalan santai tanpa melihat keberadaan Lyra yang di depannya hingga terjatuh. Tumpukan piring pun mengenai kaki Lyra dengan keras sampai pecah.

PRANGGG....

"Aww." Lyra merintih kesakitan kakinya mengalir darah sepertinya luka sayatan di kakinya cukup parah.

"Sorry gue gak liat kalau ada lo Ra," ucap waiters itu yang sama-sama juga pekerja di restoran.

"Iya gak apa kok" balas Lyra kemudian membantu waiters itu mengumpulkan pecahan piring. "Gue juga minta maaf tadi ngalangin jalan," sambung Lyra saat selesai membereskan pecahannya.

Altair datang dengan gaya cool nya. "Maaf pak, saya tidak sengaja," ucap waiters itu menunduk takut.

"Gak usah dibahas, beresi dan bersihkan," balas Altair yang langsung menarik Lyra untuk duduk.

"Sakit Al," ucap Lyra melepaskan pegangan Altair saat sudah duduk di sofa.

Altair tak menjawab, ia langsung pergi. Tak butuh waktu lama Altair sampai di depan Lyra dengan membawa kotak p3k.

Altair berjongkok di depan Lyra. "Lo mau ngapain? Acara tunangan lo kan tadi," ucap Lyra bergurau.

Altair menatap Lyra sebentar kemudian pandangannya teralih kepada celana Lyra yang dipenuhi dengan darah. Altair menaikkannya ke atas.

"Lo mau apa!" celetuk Lyra tidak santai.

"Menurut Lo?" Tanya Altair dengan mengambil alkohol untuk membersihkan darah Lyra. Lyra menahan senyum dan saltingnya. Kemudian mengekspresikan diri seperti biasa.

"AAAAAAAA," Teriak Lyra sangat kencang. Saat Altair membersihkan darah di area lukanya.

"Sakit?" Tanya Altair dengan mendongak.

"Banget Al," jawab Lyra.

"Cih, lebay," ujar Altair.

"Cih libiy, ya lo nggak ngerasain, makanya bilang gitu," balas Lyra dengan nada malas.

Altair tak menjawab, ia mengobati kaki Lyra dengan telaten, Lyra memandangi wajah Altair dari atas yang menambah rasa sukanya berkali - kali lipat. Tak sesekali Lyra tersenyum.

Altair mendongak melihat Lyra saat selesai mengobatinya. Lyra yang ketangkap basah memperhatikannya dengan senyuman membuatnya langsung kalang kabut dan memalingkan wajahnya.

"Gak usah baper," ujar Altair yang langsung duduk di sebelah Lyra.

"Orang lo gitu siapa yang gak baper coba," balas Lyra refleks.

"Eh," sambung Lyra dengan menutup mulutnya berlagak seperti orang keceplosan.

"Gue cuma nolong," cetus Altair.

"Iya, gue paham."

"Eh iya, katanya lo tunangan sama Gracia, selamat ya," ucap Lyra dengan mengulurkan tangannya.

"Gue nggak pernah suka sama pertunangan ini, jangan pernah kasih gue ucapan selamat," ujar Altair dengan tatapan tajam serta dingin.

Lyra yang merasa perubahan Altair menarik tangannya kembali kemudian tersenyum. "Lo gak suka Gracia? Padahal dia paket komplit udah cantik, pinter, publick speaking nya bagus terus dia it----" ucap Lyra yang langsung dipotong Altair.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang