Part 32. Pembohong🔥

280 9 2
                                    

Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.

Luv yu!

Setelah selesai mandi, malam itu Altair langsung menuju rumah sakit kembali. Ia mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Sesampainya dirumah sakit ia menuju kamar Lyra.

Dibukanya kamar itu perlahan, nampak Lyra dengan infus ditangan dan perban yang membalut lukanya.

Altair duduk di sebelah Lyra sembari memperhatikan Lyra intens. Jika dilihat dari dekat Lyra sangatlah cantik, kulitnya putih, alisnya tebal, hidungnya mancung, apalagi dengan aura wajah yang kalem tidak nyolot seperti biasanya.

"Lo, kalo diem cantik Ra," ucap Altair spontan.

Altair memperhatikan jari mungil Lyra yang mulai bergerak. "Ra?" Panggil Altair.

Lyra menggerakkan tubuhnya. "Aww," rintih Lyra saat ia menggerakkan tangan kirinya.

"Udah tau sakit, ngapain digerakin," ucap Altair dingin.

"Nggak sengaja dih," cibir Lyra.

"Al, gue mau pulang," ucap Lyra.

"Kemana? Kesisi Allah?" Tanya Altair.

"Mulutnya kalo ngomong, suka minta disumpal sandal," balas Lyra tidak terima.

"Lo, doian gue cepet mati hah!" Sambung Lyra.

"Masih sakit nggak usah gegayaan pulang segala, nunggu sembuh, baru pulang," ujar Altair.

"Biaya rumah sakit ini pasti mahal, gue nggak punya uang buat bayar utang ke lo, utang gue aja yang tempo hari belum gue cicil," celetuk Lyra.

"Nggak usah bahas."

"Harus dibahas Al, lo tau kan gue nyari uang susah, kalo gue punya banyak utang bisa mati muda nanti," ucap Lyra.

"Gue nggak anggep utang," balas Altair.

"Maksud lo? Gratis?" Tanya Lyra yang dijawab anggukan oleh Altair.

"Gue tambah ngerepotin lo," ujar Lyra tidak enak.

"Lo baru nyadar kalo ngerepotin gue?" Tanya Altair.

"Gue nggak bermaksud," balas Lyra dengan muka yang sedih.

"Gue bercanda, gue yang ngerasa ngerepotin lo, makasih," ujar Altair datar.

Lyra mengernyit. "Tumben, lo tau makasih?" Tanya Lyra.

Altair menatap Lyra datar. "Gue masih punya attitude."

"Nggak usah pikir urusan biaya, gue yang tanggung," sambung Altair.

"Makasih Al," ucap Lyra sumringah kemudian bersedih kembali.

"Kenapa lagi?" Tanya Altair jengah.

"Ibu nggak tau kalo aku dirumah sakit, kalo tau pasti kepikiran, jangan bilang ke ibu ya," tutur Lyra.

"Lo mau bohong sama nyokap lo?" Tanya Altair sembari menaikkan satu alisnya.

"Nggak gitu, cuma pengen ibu nggak kepikiran," jawab Lyra.

"Sama aja bohong goblok," ucap Altair spontan.

"Gue pentutor lo, ingat! Gue lebih pinter dari lo," balas Lyra sombong.

Altair berdecih. "Cuih."

"Nanti jangan bilang ke ibu," lanjut Lyra.

"Gue harus bilang apa? Ngikut lo sesat."

"Bilang aja kalo gue ada urusan ke rumah temen," ucap Lyra.

"Parah, durhaka tingkat akut." Altair menggelengkan kepalanya heran.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang