Part 40. Ibarat Eros& Psyche🔥

197 5 0
                                    

Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.

Luv yu!

"Aku benci menunggu, tapi jika untukmu, aku akan melakukannya."
~Lyra Raneysha Sahreza
.
.
.
🌻

Part 40. Ibarat Eros& Psyche

"Panggilan ditujukan kepada Lyra Raneysha Sahreza, untuk ke ruang bu sukma sekarang."

Suara dari mikrofon sekolah menggelegar membuat Lyra yang berjalan di koridor bergegas menuju ruang guru.

Sekitar 5 menit berjalan, Lyra sampai di depan ruang bu Sukma. Dibukanya pintu itu perlahan. "Assalamualaikum." celetuk Lyra.

Terlihat disana bu Sukma sedang duduk di kursinya dan tengah memperhatikan Lyra.

Lyra berjalan perlahan. "Ada apa ya bu?" tanya Lyra saat sampai di depan guru yang terkenal killer itu.

"Duduk," ucap bu Sukma seraya mempersilakan Lyra untuk duduk di kursi depannya.

Lyra duduk dengan perlahan. "Langsung saja, tanpa basa-basi saya hanya memberitahu bahwa untuk semester depan biaya sekolah, kamu yang akan menanggung sendiri Lyra," ujar bu Sukma yang membuat Lyra bingung.

"Maksudnya bu?" tanya Lyra.

"Maaf Lyra, beasiswa kamu di cabut," jawab bu Sukma.

Lyra melototkan matanya tidak percaya, ia harap semuanya hanyalah mimpi. "Apa nilai saya ada penurunan?" tanya Lyra.

"Tidak."

"Lantas, kenapa beasiswa saya dicabut? Saya sudah belajar giat supaya tidak dicabut bu," ujar Lyra tidak terima.

"Saya juga sudah mempertahankan beasiswa kamu, tapi dewan pemilik sekolah, menginginkan itu, dan kami pihak sekolah yang hanya bekerja tidak bisa melakukan apa-apa," jawab bu Sukma.

"Maaf Lyra, jika ini terkesan mendadak, untuk bulan-bulan ini kami masih bisa mempertahankan, namun, untuk bulan dan semester selanjutnya biaya sekolah kamu sendiri yang akan tanggung," terang bu Sukma.

"Siapa dewan sekolah bu?" tanya Lyra.

"Pemilik perusahaan Rogger Group, bapak Elard," jawab bu Sukma.

Lyra menghembuskan napasnya, Ia tidak akan menyangka jika akan serunyam ini, segitu benci Elard kepadanya, hingga mencabut beasiswa untuk dirinya.

"Lyra?" panggilan bu Sukma membuyarkan lamunan Lyra.

"Eh, iya bu?" tanya Lyra sembari tersenyum.

"Kamu nggak pa-pa kan?" tanya bu Sukma khawatir dengan Lyra.

"Iya, nggak pa-pa bu, lagipula nggak ada yang bisa menentang dewan sekolah kan?" jawab Lyra.

"Kamu yang kuat ya, saya harap kamu masih bisa melanjutkan sekolah ini, sayang banget kamu anak yang berprestasi."

"Saya hanya memberitahu itu, jika kamu masih ada aktivitas lain, kamu boleh keluar," lanjut bu Sukma.

"Baik, terimakasih bu, saya keluar dulu," balas Lyra sopan yang langsung melangkahkan kakinya keluar.

Lyra berjalan linglung menyusuri koridor sekolah. Tanpa ia sadar menabrak dadak bidang seseorang, membuatnya mundur beberapa langkah kebelakang. Lyra mendoangak menatap cowok yang saat ini juga tengah menatapnya.

"Eh jodoh gue," celetuk Lyra. sedangkan Altair hanya melihatnya datar.

"Ngapain?" tanya Altair.

Lyra mengerutkan keningnya tidak paham. "Ngapain apanya?"

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang