Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.Luv yu!
Lyra memasuki kelas sebelas IPA 1 dengan wajah yang masam. Penolakan dari Altair cukup membuatnya begadang semalaman. Pr nya pun ia kerjakan waktu dini hari.
Lyra duduk di kursinya kemudian menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan.
"Lo kenapa Ra?" Tanya Airin.
Lyra mengangkat kepalanya. Melihat Airin intens. Tak lama kemudian ia menggoyangkan bahu Airin.
"Airin, saran yang lo kasih menyesatkan gue," ujar Lyra yang masih setia menggoyangkan bahu Airin.
"Berhenti dulu Ra, gue nggak bisa ngomong nya," ucap Airin yang membuat Lyra berhenti menggoyangkan bahunya.
"Kok bisa? Padahal itu ide ter the best!" ucap Airin dengan wajah tanpa dosanya.
"Ter the best apaan, yang ada gue malu, udah gitu di tolak lagi, siapa yang nggak kesel coba," balas Lyra kemudian menunduk malas.
"Padahal gue baru bilang suka, belum nembak si Al biar jadi pacar gue, eh dianya udah bilang dulu nggak suka gue," sambung Lyra.
"Lo udah berani bilang, itu keren," celetuk Airin, seraya mengacungkan kedua jempolnya diiringi cengiran tidak jelasnya.
"Daripada cuma lewat surat, kayak cewek² yang ngasih surat di lokernya Al, padahal dibuka aja tidak, langsung masuk tong sampah," lanjut Airin.
"Tapi sekarang, gue mau liat Altair malu duluan Rin."
"Halah biasanya juga malu-maluin. Gue bakal dukung kok, biar kayak di novel-novel, siapa tau nanti lo jadian beneran sama Altair," ucap Airin.
"Tapi kayak nggak mung-----" ucapan Lyra terjeda karena Airin menempelkan jari telunjuknya di bibir Lyra yang membuatnya diam.
"Gue doa'in itu di aamiinin, buka malah gitu," ujar Airin.
Airin melepas tangannya di bibir Lyra. "Iya, aamiin."
"CIE CIEE!!" Teriakan dari luar membuat Airin dan Lyra saling berpandangan.
"Itu apa rame-rame?" tanya Airin.
"Ya gue nggak tau lah, kalau penasaran kita liat," ujar Lyra yang menarik tangan Airin keluar.
Kebetulan kelas Lyra berada di lantai dua. Mereka membelah kerumunan siswa yang melihat kejadian dari tepian. Ramai dan heboh itulah suasananya.
Pertama kali yang Lyra lihat adalah 2 remaja yang sedang bermesraan saling menatap dengan si cowok memegang pinggang si cewek agar tidak jatuh.
Hati Lyra sudah pasti sakit. Siapa yang tidak sakit melihat orang yang disukai bermesraan dengan cewek lain. Dan cewek itu adalah Gracia, orang yang sudah Lyra anggap sebagai teman mendekati sahabat.
Airin melihat Lyra sedih. "Ra, lo nggak pa-pa?" tanya Airin seraya tangan kanan nya yang mengelus lengan Lyra.
Lyra menoleh kearah Airin. "Al orang baik, dia suka nolong, mungkin cuma nolong Gracia," balas Lyra dengan senyuman.
"Semoga."
"Nggak capek apa liat-liat an muluk, iya gue tau dia cantik!" ujar Rigel setengah berteriak dengan disebelahnya terdapat Orion dan Archer dari bawah lantai dua. Yang letaknya tak jauh dari Altair serta Gracia.
Gracia dan Altair langsung berdiri tegak. Sedangkan Gracia dia menunduk malu. "Makasih ya kamu udah nolongin aku," ujar Gracia.
"Iya, sama-sama," balas Altair seraya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR
Novela JuvenilCeritanya sederhana,tentang seorang gadis bernama Lyra Raneysha Sahreza yang harus jatuh cinta kepada Altair Andromeda Abercio Rogger. Cowok dengan kesempurnaan duniawi. Altair selalu menolong Lyra karena ia adalah orang baik menurutnya. Altair tida...