Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.Luv yu!
"Kalian ngapain?"
Ucapan dari seseorang membuyarkan pikiran Lyra, ia menetralkannya kembali. Lyra dan Altair menoleh secara bersamaan. Terlihat Zia disana yang sudah berkacak pinggang serta Aurora berada disebelahnya.
Dengan secepat kilat Altair bangun diikuti Lyra, mereka membenarkan bajunya kemudian menatap Zia.
Zia berjalan mendekati kedua remaja itu. "Kalian ngapain?" tanya Zia sekali lagi.
"Tadi Al ambil kucing," ucapnya dengan menggenggam kucing itu erat. Sontak membuat Lyra melototkan matanya, jika tidak ada Zia, sudah dipastikan Lyra akan membacot tanpa henti.
"Terus kayu patah, Al jatuh," lanjut Altair membenarkan, takut jika bundanya salah paham. Menganggap yang tidak-tidak tentang dirinya dan Lyra.
"Lain kali hati-hati Al, kasihan Lyra nya," ujar Zia. Altair melotot. Bisa-bisanya bundanya malah mengkhawatirkan Lyra, padahal dirinya yang terjatuh dari pohon tersebut.
"Hm," jawab Altair lalu melenggang pergi. Sebelumnya ia menurunkan kucing itu ke tanah.
Lyra hanya menunduk malu. "Yaudah, lanjutin, belajarnya gih," ujar Zia yang membuat Lyra mendongak.
"Iya bunda," balas Lyra.
Zia merangkul tubuh Lyra untuk berjalan di sebelahnya, tak lupa ia menggandeng Aurora disebelahnya. Canggung itulah yang Lyra rasakan.
***
Waktu begitu cepat, sekarang sudah menunjukkan pukul 5 sore, yang mengharuskan Lyra untuk pulang.
Lyra menutup bukunya, begitupun dengan Altair. "Gue pulang ya, udah sore," ucap Lyra.
"Terserah."
Lyra mengucapkan sumpah serapah kepada Altair di dalam hatinya.
Altair mendongak keatas yang masih melihat Lyra berdiri tak bergerak.
"Katanya pulang? Ngapain masih disitu?" tanya Altair.
"Lo ngusir gue?"
Altair memutar bola matanya malas. "Lo bilang tadi mau pulang."
"Lo nggak ucapin makasih?" tanya Lyra.
"Buat apa?"
"Gue liat di film-film tuh ya kalau habis diajari belajar, bilang makasih," ujar Lyra menyindir.
Altair berdiri. "Itu di film bukan di real."
"Ya tapi kan lo bilang makasih juga nggak pa-pa, nggak berat juga," celetuk Lyra.
"Gue males." Altair langsung melenggang pergi meninggalkan Lyra. Rasanya Lyra ingin membuang Altair kedalam neraka jahanam.
"Gue ngapain coba, buang-buang tenaga buat dapet kata makasih dari Al." Lyra merutuki dirinya.
"Di deket Al nggak baik buat jantung, ngomong juga suka nglantur."
"Ah, gue pulang aja," ucap Lyra seraya menggendong tas nya. Ia berjalan meninggalkan taman belakang Altair.
***
Altair terlihat santai duduk di ruang tengah bersama Zia dan Aurora melihat acara televisi.
Terdengar seseorang membuka pintu yang membuat penghuni ruang tengah spontan melihat ke arah pintu.
Terlihat Elard berjalan dengan tegap membawa tas dari kantornya. Zia langsung berdiri menyambut suaminya.
Zia melepaskan dasi Elard dan membawakan tasnya. Elard menuju ruang tengah dengan duduk dekat Altair.
![](https://img.wattpad.com/cover/290488043-288-k211109.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR
Teen FictionCeritanya sederhana, tentang seorang gadis bernama Lyra Raneysha Sahreza yang harus jatuh cinta kepada Altair Andromeda Abercio Rogger. Cowok dengan kesempurnaan duniawi. Altair selalu menolong Lyra karena ia adalah orang baik menurutnya. Altair tid...