Part 3. Kehidupan Lyra🔥

609 41 5
                                    

Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.

Luv yu!

Tak butuh waktu lama Lyra  menghidangkan sebuah menu terbaik dari restoran itu dihadapan Altair.

"Lo nggak kasih gue minum?" Tanya Altair saat melihat tidak ada se gelas minuman di hadapan nya.

"Lo butuh minum?" Tanya Lyra.

"Gue juga manusia, kalau lo lupa," balas Altair sinis.

"Kirain enggak," tukas Lyra enteng.

"Lo lupa gue siapa disini, gue owner restoran ini, jangan pernah main-main sama gue," ucap Altair dengan menekan kata owner.

Lyra memutar bola mata nya malas. "Iya bapak Altair yang terhormat saya akan mengambilkan minuman untuk anda," balas Lyra dengan senyum terpaksa.

Bukan nya Lyra tidak punya tata krama untuk menghormati atasan nya namun untuk atasan kali ini sangat menyebalkan di mata Lyra, seenak nya saat berbicara. Jika bukan Altair yang memancing nya dulu mungkin Lyra akan berbicara baik-baik tidak akan seenak nya apalagi menentang.

Altair juga penyebab sepeda kesayangan nya menjadi penyok bagian depan yang mengurangi kecantikan sepeda usang itu. Bukan apa-apa, tapi sepeda itu adalah peninggalan ayah nya yang sangat berharga dan tidak bisa di gantikan dengan mobil sekalipun.

Tak butuh waktu lama, Lyra datang dengan membawa segelas air putih di atas nampan.

"Ini bapak Altair minuman nya, biar nggak seret," celetuk Lyra malas sembari tersenyum terpaksa.

"Air putih?" Tanya Altair tak habis fikir.

"Iya, lo tadi minta minum kan? Ya itu minum, silahkan dinikmati hidangan nya," ucap Lyra.

"Bikinin gue jus mangga." perintah Altair yang membuat Lyra memutar bola matanya malas.

"Kalau pakai jus tambah seret bapak Altair," tutur Lyra malas.

"Ambilin, atau mau gue pe---" Ucap Altair yang langsung di potong Lyra.

"Iya gue ambilin, bentar." Lyra berjalan ke arah dapur mengambilkan jus untuk Altair. Tak butuh waktu lama ia datang dengan segelas jus mangga di atas nampan.

Lyra langsung meletakkan nya di meja depan Altair.

Suara hening, Altair memakan hidangan nya, sedangkan Lyra, ia hanya berdiri di sebelah Altair.

"Ngapain lo disini?" Tanya Altair dengan melihat Lyra intens dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Lo orang nya cerewet, biar nanti kalau lo panggil gue, udah disini," jawab Lyra.

"Bagus, udah siap jadi babu," ujar Altair.

"Gue cuma nyiapin makanan, bukan babu, apalagi babu lo," balas Lyra tak terima.

"Gimana masakan gue, enak kan? Lo bakal rugi kalau pecat gue," sambung Lyra membanggakan diri.

"Biasa aja, tapi boleh buat cadangan juru masak disini," ucap Altair enteng.

Lyra menghembuskan napas nya kasar. "Jadi saya tidak jadi dipecat kan pak?" Tanya Lyra.

"Nggak."

Lyra langsung berbalik badan ingin ke dapur melanjutkan pekerjaan nya.

"Dan satu lagi jangan panggil gue pak, gue belum tua," sela Altair yang membuat Lyra berputar menghadap Altair kembali.

"Bukan nya lo udah tua ya," ucap Lyra yang langsung ngacir ke dalam dapur.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang