Part 11. Rok Merah🔥

345 20 0
                                    

Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.

Luv yu!

Lyra menyenderkan tubuhnya di tembok depan kamar mandi perempuan, menunggu kedatangan Altair sang biang kerok, untuk membawakan rok nya. Sudah sekitar 10 menitan Lyra menunggu Altair tapi tak kunjung datang. Rok nya sudah kering tetapi noda di rok itu setelah kering ternyata terlihat sangat banyak.

"Kecoa," teriak seseorang dari belakang Lyra, Lyra hanya melihat sekeliling tanpa kaget dan berteriak histeris. Lyra membalikkan badannya kebelakang terlihat Altair dengan membawa paper bag disana.

"Lo nggak takut?" Tanya Altair heran.

"Ngapain takut, cuma kecoa," jawab Lyra santai.

"Cewek normal pasti bakal takut," ucap Altair.

"Yang takut yang nggak normal, udah tau kecoa kecil masa di takuti, halah payah," ujar Lyra.

"Planning gue lo jantungan," balas Altair.

"kasihan nggak berjalan sesuai planning," ujar Lyra mengejek.

"Rencana lo buruk sih, jadi nggak di ridhoi," sambung Lyra lagi.

"Baik, biar lo cepet ketemu tuhan," ucap Altair semakin ngawur.

Tanpa aba-aba dan belas kasihan, Lyra langsung memukul lengan Altair dengan sekuat tenaga.

"Kecil-kecil tenaga kuli, perasaan makan lo sedikit," ucap Altair sembari mengelus lengan nya, jujur saja pukulan dari Lyra terasa panas.

"Makin emosi gue kalau keterusan bicara sama lo, mana rok gue," celetuk Lyra dengan menadahkan kedua tangan nya.

Altair memberikan paper bag berwarna salem kepada Lyra.

"Bilang makasi nggak!" ucap Altair yang diarah kan seperti pemaksaan.

"Ngapain bilang segala, nggak usah, wlekk!"  balas Lyra yang langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Saat ingin membuka isi dari paper bag tiba-tiba lampu kamar mandi mati, yang kebetulan ruangan tersebut gelap, Lyra tidak membawa ponsel nya, alhasil dia memakai rok sebisa nya.

Lyra keluar dengan pede, karena dirasa rok nya tidak kotor lagi dan sangat nyaman di kenakan tanpa melihat nya. Saat sampai di depan kamar mandi wanita ternyata Altair masih disana.

Altair melihat Lyra dari atas sampai bawah. Dari ekspresinya Altair menahan tawanya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Lyra ketus.

"Lo nggak liat gue berdiri," jawab Altair.

"Udah ah, males bicara sama lo, gue pergi," ucap Lyra yang langsung pergi meninggalkan Altair.

"Pergi ya tinggal pergi, ribet," balas Altair.

Lyra berjalan seperti biasa tanpa merasa ada yang aneh pada diri nya, hingga ia melewati gerombolan para cewek mulut licin,yang tengah menertawakan dan berbisik seakan-akan ada yang aneh darinya.

"Di rumah lo mati listrik ya?" Tanya seorang cewek dengan rambut keriting gantung, sudah dapat dilihat dari wajah nya saja tukang gosip dan ghibah, serta tukang julid nylekit.

"Enggak, emang kenapa?" Tanya Lyra.

"Lo pakai rok adik lo, warna merah hati gitu," ucapnya lagi kemudian tertawa bersama ketiga teman nya. Lyra melihat rok nya dan benar saja warna rok nya bukan abu-abu melainkan merah. Lebih tepat rok anak sd seperti rok adik nya.

Dengan wajah yang sangat marah Lyra melihat ke belakang yang masih terlihat Altair disana dengan bersenderkan tembok, kaki kanan sebagai tumpuan dan tangan kanan memegang tas di bahu kanan.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang