Happy Reading All!!!
Gimana kabar nya? Baik kan?
Kalau sudah baca, vote sama comment nya jangan lupa.Luv yu!
Lyra merebahkan tubuh dikasur kecil miliknya. Ia menatap langit-langit, rasanya capek setengah hari bersekolah, belum nanti ia mengajari Altair. Pulang dari les privat, ia harus mengerjakan tugas sekolah. Jadwal yang padat.
Lyra tersenyum seraya membayangkan saat dia dijitak kepala nya oleh Altair tadi, seharusnya dia marah, tapi yang dilakukan Lyra hanya tersenyum.
Lyra menggelengkan kepalanya kekanan dan kekiri. "Altair keluar nggak lo dari pikiran gue!"
"Semenjak lo masuk pikiran gue, gue selalu nggak jelas di deket lo, argghh," ucap Lyra frustasi.
"Yatuhan perasaan apa ini? Kenapa dada hamba berdetak kencang saat di dekatnya."
"Apa mungkin gue suka dia?"
"Gue harus curhat sama Airin." Lyra mengambil ponsel di dalam tas nya, mencari nama Airin untuk menghubunginya. Terdengar berdering, tak lama kemudian Airin menjawabnya.
"Ada apa Ra?" tanya Airin dari sebrang telepon.
"Gue mau curhat," ucap Lyra to the point.
"Cie, mau curhat, lo ngecrush siapa hayo?" Terdengar godaan di dalam telepon yang membuat Lyra tersenyum. Temannya itu ternyata langsung peka.
"Gue bingung sama perasaan gue sendiri," balas Lyra.
"Curhat aja, siapa tau gue bisa bantu."
"Setiap gue deket sama Altair tu ada yang aneh, jantung gue berdetak nggak karuan, setiap apapun yang Altair lakuin ke gue entah itu bicara atau cuma deheman sukses buat gue salting. Gila pikiran gue gila! Tolong Rin gue kenapa? Menurut lo gue di diagnosa penyakit apa?"
Terdengar Airin yang tertawa mendengar penuturan Lyra dari seberang telepon."Benci jadi cinta itu ternyata bener ada."
"Gue nggak suka Altair." Lyra berusaha menepis perkataan sakral Airin itu yang merujuk dia menyukai Altair. "Tapi perasaan gue bilang iya."
"Hahah lawak lo Ra."
"Hal yang gue tangkep dari curhatan lo tadi, tersimpul kalau lo suka Altair, lo punya penyakit hati, dan menurut gue lo bilang sama Altair kalau lo suka dia," sambung Airin dari sebrang telepon. Membuat Lyra melotot. Bisa-bisanya sahabatnya itu memberikan masukan yang menyesatkan.
"Gila ya lo! Gue dicap cewek apaan? Murahan yang ada," ujar Lyra tidak setuju.
"Setidaknya Altair tau dulu perasaan lo."
"Tapi dia cuek banget gila, kalau gue bilang suka dia, tambah cuek dong nanti," balas Lyra.
"Emang sih, lo bilang aja dulu, terus berjuang, nanti kalau capek lo boleh nyerah," ujar Airin memberikan motivasi.
"Tumben lo dewasa? Kesambet apa?"
"Dikasih saran, malah bilang gue kesambet, laknat lo Ra."
"Kalau gue suka Altair itu salah nggak Rin?" tanya Lyra.
"Ya enggak lah! Cinta itu nggak tau berlabuhnya dimana, dan mungkin sekarang hati lo lagi berlabuh di Altair," ujar Airin.
"Sejak kapan gue segila ini sama cowok! Gila kuat banget pelet tuh cowok," ujar Lyra.
"Rasa benci lo diganti sama rasa cinta besar lo ke Al."
"Jadi saran lo, gue harus bilang gitu ke Al?" tanya Lyra.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR
Teen FictionCeritanya sederhana, tentang seorang gadis bernama Lyra Raneysha Sahreza yang harus jatuh cinta kepada Altair Andromeda Abercio Rogger. Cowok dengan kesempurnaan duniawi. Altair selalu menolong Lyra karena ia adalah orang baik menurutnya. Altair tid...