part 4

9.6K 732 42
                                    

Kembali lagi bersama aku. Vote dan komen dong biar tambah semangat ngetiknya.

Typo tandai
Happy reading

'Bisa kembali satu kali lagi? Berikan saya kesempatan untuk menghubungimu lagi, jika saya gagal maka saya yang akan pergi'
–Gloria Anatha–

***

Citt!

Anatha memberhentikan mobil didepan gerbang kediaman keluarga Eva.

Dia menurunkan kaca. "Pak tolong bukan." Pinta Anatha dengan wajah datar.

Pak Jarwo segera membuka pagar untuk anak majikannya. Anatha kembali melajukan mobilnya tapi dengan kecepatan sedang.

Saat berada di bagasi. Rupanya terdapat enam mobil yang ia yakini adalah mobil milik kembaran Eva dan para sahabatnya.

Dengan anggun. Anatha keluar dari mobil. Dia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Disusul oleh ketiga sahabatnya yang keluar dari dalam mobil dengan memegang perut atau kepala mereka.

"Lo gila Va. Untuk gue baik-baik aja nggak ada yang lecet." Desis jelita cemberut. Dia melipat tangannya.

"Gila perut gue mual," ketus Cahya memegangi perutnya yang terasa bergejolak.

"Gue kira gue bakal mati tadi." Tajam Sahara menatap Anatha sebal.

Mendengus dingin. Anatha berjalan masuk menghiraukan mereka yang mencak-mencak.

Didalam. Lebih tepatnya diruang tamu terdapat segerombolan pemuda yang dengan seenaknya membuat ruang tamu yang semula bersih sekarang terlihat seperti kapal pecah.

Rahang Anatha mengencang. Giginya berdesis. Menatap tajam para pemuda yang dengan santainya malah semakin mengotori ruangan itu.

Anatha sangat tidak suka lingkungan yang kotor. Dia membenci kekotoran.

"KALIAN! Kalian kira ini rumah kalian yang bisa dengan seenak jidatnya berprilaku semua kalian! Apa apaan dengan bungkus Snack yang berserakan ini!"

Mereka menoleh ke sumber suara. Tidak jauh dari sana, terdapat Anatha yang memandang mereka seperti ingin menelannya hidup-hidup.

"Kutip! Bersihkan sampai tidak ada satupun bungkus Snack kosong disini. Kalau sampai saya masih melihat ada satu saja yang terlewat, siap-siap pusaka kalian saya potong!" Dengan segera mereka membereskan keributan yang mereka lakukan.

Jangan sampai pusaka mereka benar-benar dipotong oleh Anatha. Yang ada bagaimana cara mereka untuk memilih keturunan nanti.

Cahya, Sahara dan jelita yang melihatnya Cenggong. Mereka mengacungkan jempol atas untuk sahabat mereka yang bisa memerintahkan segerombolan laki-laki itu untuk membereskan sampah yang tercecer.

"Gila. Nurut mereka." Decak jelita tidak percaya.

"Iya nurut lah. Yang ada kalok mereka nggak nurut, mereka bakal kehilangan pusaka mereka." Terang Sahara terkekeh. Hanya Anatha yang berani memerintahkan mereka dan dengan sigap dipatuhi.

Transmigrasi ANATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang