part 41

1.9K 51 6
                                    

Ding ding ding

Bunyi jam yang mengisi kesunyian malam ini terasa mencekam. Langit malam yang gelap tanpa adanya cahaya dari benda langit itu membuat orang-orang tidak berani keluar rumah bahkan sekedar untuk membuang sampah.

Suasana tersebut membuat setiap jalan terasa lebih menakutkan dari pada malam sebelumnya. Bahkan suara dentingan jam besar di tengah kota itu terdengar hingga ke pemukiman warga.

Malam ini, tepat ke-1000 tahun setelah terjadinya fenomena yang membuat populasi manusia di Cyclone hampir punah karena Blood Moon yang muncul disaat para manusia tertidur.

Karena energi yang tidak biasa membuat para makhluk immortal menjadi was was, mereka harus siap dengan kemungkinan yang akan terjadi nanti.

Begitu pula dengan keadaan Valerio, entah kenapa firasatnya mengatakan akan ada sesuatu yang tidak beres. Dia merasa janggal. Apa yang membuat ia begitu gelisah sekarang?

Dengan mengigit kukunya, laki-laki itu menatap jendela kamarnya dengan alis mengerut seperti tengah berpikir.

Apakah ada sesuatu penting yang ia lupakan?

Beberapa menit ia melamun hingga dia tersadar, mate nya!!

Valerio segera berdiri. Dia melesat cepat, keluar dari kamar menuju pintu utama. Belum sempat tangannya memegang gagang pintu, pundaknya ditepuk dari belakang membuat ia menoleh.

Di sana di melihat Laudya, sang mama lah yang menepuk pundaknya dengan wajah ingin tau.

"Kamu mau kemana?" tanya nya pada sangat anak. Tadi saat ia berjalan ingin ke kamar untuk melihat keadaan suaminya.

Dia melihat Valerio yang pergi dengan langkah lebar kearah pintu. Dia yang penasaran beserta khawatir pun menghampiri.

Menghela nafas, tatapannya tanpa sengaja melihat jendela yang memperlihatkan langit mulai berwarna merah.

"Ma, aku harus ke rumah mate ku!" ucapnya dan langsung pergi tanpa menunggu balasan sangat mama.

Kabut tebal tidak menghalangi niat Valerio untuk segera sampai pada pintu utama keluar hutan.

Laki-laki itu bahkan meminta pada wolf-nya untuk bertukar shift.

Niklesh berlari dengan kencang. Beberapa pohon dibelakangnya jatuh ke tanah. Sesekali dia menghindar dari pohon yang ingin menimpa tubuhnya.

Hingga sampai di pohon besar yang berbeda bentuk dengan pohon disekitarnya, Niklesh membaca sesuatu mantra dan melesat hilang dengan meninggalkan warna ungu di tempatnya berdiri tadi.

"Aku harap, aku tidak terlambat."

😶😶😶

Anatha yang semula berencana untuk tidur lebih awal pun ia urungkan sebab suasana sekitar menjadi sedikit berbeda dari biasa. Langit yang semula gelap perlahan menjadi berwarna merah darah.

Gadis itu menatap langit dengan pandangan tidak bisa diartikan. Berdiri di depan balkon dengan tangan di depan dada.

Karena melihat suasana yang semakin buruk, dengan cepat dia masuk dan menutup jendela.

Saat ingin berbalik badan. Tubuh nya seperti tertahan dengan tangan yang di tarik kebawah membuat dia duduk bersimbuh.

Dengan sekuat tenaga gadis itu mencoba berdiri, tetapi sekuat apa pun usahanya, bukannya berhasil, malah membuat tubuhnya semakin terkunci dan melemah.

"Arghhhh."

Keadaan di luar pun semakin buruk bersamaan teriakan gadis itu yang semakin menggila.

Gadis itu mencoba membenturkan tubuh nya ke dinding. Tetapi di karenakan tubuhnya yang tidak bisa dia kendalikan membuat Anatha sangat kesulitan.

Karena terlalu sibuk mencoba melepaskan diri membuat dia tidak melihat kabut di depannya yang perlahan lahan menyerupai sosok manusia.

"Melody!!"

Gadis itu tersentak. Dia menatap kedepan dengan tubuh yang semakin lemah. "T-tuan," Gumamnya lirih, ia menunduk dengan tubuh bergetar.

"Waktumu hanya sebentar, aku sudah memberimu waktu 220 tahun untuk mencari dan membawa batu kembar itu kepada ku, tapi sampai saat ini kamu tidak bisa!!" Bentak sang tuan dengan mata merahnya yang berkilau marah.

"Tuan, aku sudah menemukan nya."

"Apa benar? Jika memang benar, kembalikan batu itu ke hutan kehidupan di goa dekat telaga biru, hutan itu melewati gunung kematian. Aku memberimu waktu 5 bulan untung mengembalikannya, tapi harus dengan jiwa yang menyatu kebatu itu."

Anatha menatap sang tuan, Hades. "B-bahagimana caranya?"

"Bunuh mereka dan satukan jantung keduanya."

TBC.

Hallo semua, sebelumnya aku ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya karena lebih dari 1 tahun hiatus sama cerita ini.

Dan aku ingin memberitahu kalian kalok kemungkinan aku gk lanjut cerita ini atau unpublished cerita ini, soalnya aku lupa semua alur dan gk tau gimana nyelesain cerita ini kedepannya.

Jujur aku kesulitan padahal dulu udah tau gimana konflik nya apa, buat nyelesain gimana, udah dapet endingnya bakal gimana, tapi karena hiatus lama dan ya bom!! Lupa semua nya deh, jadi aku kemungkinan gk bakal lanjutin cerita ini, maafin ya, tapi kalok ingat lagi pasti bakal aku lanjutin kok, yasudah makasih semua dan maaf sebanyak-banyaknya, aku merasa gagal menjadi author heheh🥲

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi ANATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang