Dauble up say. Lagi baik aku
Ingat typo tandai.
Vote dan komen jangan lupa.
Happy reading***
Saat sampai di rumah. Anatha dengan cepat menuju kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya di ranjang tanpa berganti pakaian.
Memeluk guling layaknya memeluk seorang kekasih. Mengeratkan selimut membenamkan tubuhnya yang terasa dingin.
Anatha meringkuk didalam selimut. Memejamkan matanya masuk ke alam mimpi yang indah.
***
Sore berganti malam. Anatha terbangun dari tidurnya. Ia meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.
Menguap pelan. Anatha menatap jendela yang terbuka. Ternyata diluar turun salju pertama dan itu sebabnya Anatha merasa kedinginan.
Berdiri dari duduknya. Dia mengelus-elus lengannya pelan. Berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan Anatha yang sudah selesai dengan acara mandinya.
"Huff, dingin banget." Anatha mengambil jaket bulu dan mengenakannya. Dia berjalan menuruni tangga menuju ruang tamu.
Duduk di sofa single. Mengambil remote dan menyalakan TV. Asik dengan tontonanya, Anatha sampai tidak sadar bahwa mama dari Eva duduk di sofa single sampingnya.
Dona terus menatap anaknya dalam diam. Dia merasa begitu jauh dari sang anak, padahal mereka duduk bersebelahan tapi kenapa begitu terasa jauh,
Apa karena ia yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya membuat anaknya marah dan tidak ingin dekat dengannya,
Menghela nafas panjang, Dona kembali memandang anaknya yang ternyata juga menatapnya dengan wajah dingin sedingin salju.
Anatha menaikkan sebelah alisnya bertanya. Kenapa wanita didepannya ini menatap dirinya segitunya?
"Bagaimana sekolah kamu Eva?" Dona mencoba berbasa-basi.
"Baik." Jawabannya datar.
"Emm... Apa ada yang sedang kamu inginkan?" Tanya Dona lagi. Biasanya Eva akan meminta sesuatu yang fantastis kepadanya, tapi sekarang...
"Tidak. Lagipula kalau saya ingin sesuatu saya juga tidak akan meminta lagi kepada anda dan suami anda. Tenang saja nyonya, saya tidak akan menyusahkan anda lagi mulai sekarang." Ucap Anatha mengeratkan jaket bulunya.
Diam. Dona hanya diam dengan pandangan kosong. "Tapi kamu anakku. Kamu tidak merepotkan ku dan suamiku, karena ini tugas kita sebagai orang tua kamu Eva."
"Saya bukan anak anda. Anak anda sudah lama meninggal."
Deg.
Segitu bencinya kak sang anak padanya hingga tidak menganggapnya ibunya?
Air mata turun dari pelukan matanya. Dia menunduk. "Tapi aku masih mama kamu sayang." Suara Dona bergetar.
Anatha diam tidak merespon. Dia juga tidak merasa bersalah karena yang ia bilang adalah kebenaran. Jadi siapa disini yang salah? Sudah jelas bukan dia.
Eidlan, Eros dan Evan yang memang sedari tadi mendengar perbincangan kembaran perempuannya dengan sang mama hanya terdiam.
Pikiran-pikiran kenapa Eva bisa seperti ini mereka pikirkan. Eva yang mereka kenal adalah gadis yang tidak akan berbicara kasar pada mereka walaupun mereka tidak dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ANATHA
FantasyCerita ini mengisahkan tentang seorang gadis berusia 24 yang sangat berperan penting dalam dunia bawah. Gadis berhati beku yang memiliki trauma tersendiri dan selalu menyalahkan dirinya atas kehilangan orang yang paling ia sayang. Tapi bagaimana bis...